Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 23 Juni 2025

DARI JUANDA KE HALIM PERDANAKUSUMA



Every party has to end, jadi tibalah waktunya kami pun bersiap pulang ke Jakarta. Kalau pulang dengan kereta takutnya bakal kepincut mampir kemana-mana lagi, akhirnya kami pulang dengan Citilink. Saya memilih bandara Halim Perdanakusuma karena jarak ke rumah lebih dekat dibandingkan dari bandara Soekarno Hatta.





BANDARA JUANDA 

Sesampainya di bandara saya langsung ke counter Citilink buat check in sekalian buat menginformasikan kalau kami bawa kursi roda. Jadi, agar jangan terjadi kesalahpahaman seperti penerbangan ke Medan beberapa waktu lalu (udah pernah saya ceritakan di SINI). Jadi kami masih bisa menggunakan kursi roda sendiri hingga nanti menjelang jam keberangkatan. 


Ohya, postingan ini adalah rangkaian dari jalan-jalan nyantai saya sama ibu di bulan Agustus 2024 lalu:

Locaahands Tunjungan Surabaya






Sekedar informasi, Bandara Internasional Juanda (SUB) adalah salah satu bandara internasional utama dan tersibuk di Indonesia, yang berlokasi di Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Nama bandara ini diambil dari Ir. Djuanda Kartawidjaja, Perdana Menteri Indonesia terakhir yang mengusulkan pembangunannya.

Dari tengah-tengah kota ke bandara Juanda tidak sejauh yang saya bayangkan. Karena saya membandingkan dari rumah ke bandara Soekarno Hatta, yang durasi perjalanannya bisa lama bisa lama banget. Tapi tetap saja saya disarankan oleh pihak hotel agar menghindar jam-jam sibuk agar tidak terkena macet saat perjalanan ke bandara.




Lalu, ada fasilitas apa saja sih di bandara Juanda untuk kenyamanan penumpang? Ada nih, antara lain:
* Ruang tunggu yang nyaman dengan Wi-Fi gratis.
* Lounge seperti Trowulan Lounge dan Majapahit Lounge yang menawarkan fasilitas lengkap seperti makanan/minuman, musholla, toilet, VIP Room, dan area merokok.
* Fasilitas keamanan 
* Tempat ibadah (masjid/mushola).
* Pusat belanja dan oleh-oleh khas Surabaya.

  


* Tempat makan dan ngopi-ngopi
* Akses dan fasilitas untuk penyandang disabilitas (termasuk restroom)




* Kursi pijat (sempet mencoba nih)






Ketika sudah menjelang waktu keberangkatan, kami pun setor muka lagi dan sekalian tukeran kursi roda. Jadi kursi roda yang kami bawa pun dikemas oleh pihak maskapai. Ibu saya pun menggunakan kursi roda yang disediakan oleh mereka dan diantar hingga ke pintu pesawat. 




Akhirnya bye bye liburan dan Surabaya, mudah-mudahan bisa bertemu lagi dalam waktu dekat ya. 




BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA




Kejutan menunggu sesampainya kami di bandara Halim Perdanakusuma... Yaitu... ibu saya harus turun tangga dan bukan lewat garbarata. Positifnya, petugas dari Citilink sudah menunggu dengan kursi roda. Petugasnya pun langsung turun tangan membantu ibu saya turun dari pesawat. Wah, kapok deh saya turun di bandara HLP..., apa kalau lagi berangkat dari sini bakal naik tangga juga ke pesawat?




Petugas tersebut tidak hanya membantu kami untuk menunggu koper, ia juga menunggu kami berdua ke restroom dulu hingga mengantar kami sampai ke area untuk menunggu taksi. THANK YOU ya pak. 
Konon menunggu taksi di bandara HLP ini brutal, teman-teman. Banyak yang akhirnya memilih untuk keluar dulu dari bandara baru mencari kendaraan. Dan jalan kaki keluar itu lumayan juga sih, apalagi sambil seret-seret koper.


Tapi thanks God kami sudah sampai, bertemu dengan orang-orang yang baik sepanjang perjalanan. Sampai jumpa di cerita perjalanan lainnya ya. 

13 komentar:

  1. Wah, sudah usai perjalanan liburan di Surabaya ya mbak
    Bagaimana Surabaya? Semoga menyenangkan dan nggak bikin kapok ya mbak

    BalasHapus
  2. Iya mbak kalau rumahnya tenagh kota mending ke Halim ya turunnya. Kalau kami krn pinggiran Tangerang lebih dekat Soetta. Nah yaa, salah satu yang bikin malas ke Halim krn katanya suka diomelin kalau salah tempat pesen taksi, alhamdulillah ketemu orang baik yang mau anter ke titik yang tepat yaa. Tapi enaknya Halim karena gak terlalu gede jadi kita gak perlu muter2 dan nyasar ya apalagi kalau bawa ortu. Kemarin budheku jg dari Surabaya karena mau ke Bekasi PP-nya juga dari Halim dan cukup mudah katanya, kebetulan pakai kursi roda juga.

    BalasHapus
  3. Wah petugasnya tanggap ya, jadi memudahkan penumpang untuk turun dari tangga.
    Hiks aku punya pengalaman kurang menyenangkan nih saat di Halim, padahal jam masih menunjukkan sekitar 6.30 pm e tapi beberapa kios makanan sudah tidak melayani penjualan, untung masih ada yang melayani, akhirnya pesan deh tapi kami pilih take away karena waktu boarding sudah mepet. Alhamdulillah ga kelaparan banget setelah seharian training dan gojek dari hotel ke bandara. Mungkin karena bandara kecil ya, jadi penjual makanan pun tidak banyak dan mereka juga tidak stok banyak
    Memang lebih enak Halim sih karena di kota, beda dengan Cengkareng yang lebih jauh, ya plus minus la ya

    BalasHapus
  4. Mbak, untuk di Juanda masih bisa check in di konter ya untuk Citilink? terakhir aku naik Citilink dari bandara Palembang mau check in di konter aja biar bisa pilih kursi eh malah disuruh tetap check in mandiri dulu di self booth check in itu baru kemudian ke konter check in lagi untuk drop bagasi >.< (Sementara Lion Air Group masih bisa check in di konter langsung kl berangkat ramean dan beda-beda kode booking).

    Aku belum pernah ke Juanda, pengen banget nyobain terbang atau mendarat di sana. Untuk Halim sekarang udah makin cakeep ya. Aku terakhir ke Halim sebelum dia renovasi. Di kesempatan ini aku mau doain petugas-petugas yang cepat tanggap dan melayani dari hati. Respek banget!

    BalasHapus
  5. Libur telah usai, tapi kenangannya tak terbengkalai. #ahay... :D
    Kalau di Surabaya perjalanan tidak sepadat di Jakarta, mbak. Paling padatnya wilayah Aloha atau Waru kalau dari pusat kota.

    Kalau ke Juanda dan nunggu boarding, saya biasa menghabiskan waktu di periplus daripada makan. Karena ya ... (masalah budget :D)

    Kalau tentang para petugasnya, saya bener-bener salut sekali. Mereka itu sama lansia ramah banget. Pas pertama bawa alm. papa berobat ke RS mata juga mereka tanggap buat segera sediakan kursi roda tanpa kami minta dan ngebantu sampai papa naik ke pesawat. Respect banget sama pelayanan mereka. :)

    BalasHapus
  6. Sayang sekali yaa pas di Halim malah disuruh turun tangga. Walaupun dibantuin sama petugas, tapi tetep aja menurutku harusnya bisa lebih proper si. Tapi at least Halim sudah mulai ada perkembangan yaa, apalagi setelah renovasi.

    Btw kursi pijat itu favoritku juga mbak. Kalo lagi agak pegel, biasanya aku pake kursi gitu. 20 rebu udah lumayan enak dan lama wkwkwk

    BalasHapus
  7. Saya terakhir terbang dari Juanda Surabaya tahun 2017. Waktu PP ke Makasar. Dan Bandaranya keren lengkap dengan fasilitas.
    Wah.. kasihan juga mama pas turun dari pesawat lewat tangga ya Mbak. Untung bapak petugas sigap membantu

    BalasHapus
  8. Trims buat review bandara Juanda.

    Sangat membantu sekaligus jadi pertimbangan kalau ajak lansia.

    BalasHapus
  9. Banyak fasilitasnya ya di bandara Juanda, baksonya menggoda banget sebelum terbang, makan bakso jadi seger deh.

    Tapi, untungnya ketemu orang-orang baik ya dan petugasnya juga gercep membantu membawakan kursi roda.

    BalasHapus
  10. Duh, aku pas lihat mama mba harus turunin tangga pesawat pas di Halim rasanya kesel yak. Maka nggak heran kalau ada pemikiran jangan-jangan misal berangkat dari ini bandara, pas naik harus lewatin tangga gitu juga 🥹.

    Namun turut lega setidaknya petugas mereka siap siaga banget. Semoga ya kedepannya ada solusi lebih baik terkait naik dan turun pesawat bagi lansia dan untuk pemesanan taxi pun setidaknya mesti dipikirkan solusi baiknya agar penumpang yang sudah lelah di perjalanan merasa nyaman serta aman juga.

    BalasHapus
  11. Waktu di Juanda lalu, saat akan cek in saya duduk di sebelah kursi untuk pengguna kursi roda. Petugas di Juanda pun terlihat helpfull selalu aktif menanyai penumpang yang lagi duduk disitu.
    Lumayan juga ya Mba kalau harus turun tangga, belum lagi jalannya ke terminal. Ternyata kalau turun di Halim seperti itu yaa.. Udah lama ngga turun di Halim. Yang barusan, turun di Cengkareng karena mau ke BSD itu pun pakai garbarata.

    BalasHapus
  12. Liburannya selesai tapi ceritanya masih berlanjut sampai ke blog ya. Hehe. Kalau turun dan berangkat dari Halim PK saya pernah, kalau dari Juanda rasanya pernah tapi udah luamaa banget zaman masih SD seingat saya. Udah banyak berkembang dan makin bagus yaa. Semoga bisa lagi deh landing dan berangkat dari Juanda.

    BalasHapus
  13. Kayaknya selama aku naik dan turun dari HLP, ga pernah sih pake garbarata mba 😅😅. Memang selalu tangga. Cuma ini jadi tempat fav ku juga, Krn Deket rumah.

    Jadi kayaknya kalo ajak orangtua, memang sebaiknya jangan HLP deh.

    Aku belum pernah malah ke Juanda. Krn selalunya jalan darat kalo kesana.

    Tapi syukurlah kalo banyak ketemu orang2 baik selama trip Jawa kemarin yaa ☺️

    BalasHapus

Thank you for reading and leaving nice and supportive comments.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.