Blog berisi curhatan si lajang

Tampilkan postingan dengan label culinary. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label culinary. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Juli 2025

JAJAGHU RESTAURANT & BABAH KOFFIE BY KAWISARI


Sudah lama tertarik melihat penampakan Babah Koffie yang satu lokasi dengan hotel House of Tugu. Ternyata di sini juga terdapat restoran Jajaghu, jadi bisa sekaligus nongkrong di dua area. Bagi para tamu yang menginap di hotel, terdapat akses langsung menuju restoran dan juga kedai kopi. Walau terletak dalam Lokasi yang sama, perlu diperhatikan jam operasinya. Jika kedai kopi sudah buka sedari pagi maka restoran Jajaghu baru buka jam 12 siang.



Awalnya saya maunya makan siang dulu baru nongkrong di kedai kopi. Tapi akhirnya nongkrong dulu sebentar di kedai kopi baru deh ke restoran lalu balik lagi ke kedai kopi, karena kami sudah mager mau keluar. Cuaca panas ya, rasanya enggan keluar dari tempat yang menawarkan kenyamanan. Ohya kalian bisa cek juga penampakannya di akun Instagram saya ya. 

Rabu, 02 Juli 2025

PORTA COFFEE AND KITCHEN CIKINI


Mencari tempat makan ketika pergi bareng sama ibu saya jelas sama tricky-nya ketika kami berdua sedang jalan-jalan. Jadi pas tahu ada tempat makan yang baru buka di area Cikini, langsung deh kami meluncur ke sana. 

Jadi, sebelumnya tempat ini adalah restoran SOUVEE BISTRO. Pada saat kami datang ke sana tanggal 1 July 2025, nama di Google Maps masih restoran yang lama. Tapi sekarang telah menjadi PORTA COFFEE AND KITCHEN.

Jumat, 20 Juni 2025

REJEKI PASKAH MAKAN DI SUDESTADA



Saya memang hobi ikutan Giveaway, apalagi yang persyaratannya gak terlalu banyak. Namanya juga mencoba peruntungan, dapat ya syukur tidak dapat ya mari iseng mencari lagi. Dasar lagi rejeki, eh saya mendapatkan voucher untuk makan di restoran Argentina : Sudestada.  

Begitu mendapatkan konfirmasi dari WeAreFoodies yang mengadakan giveaway, saya pun menghubungi pihak restoran. Mereka menganjurkan agar saya reservasi dulu mau datang kapan dan berapa jumlah orangnya. Saya reservasi untuk kedatangan tanggal 18 April, bertepatan dengan hari Wafat Yesus Kristus, Tadinya mau hari Minggu saja saat Paskah, tapi saya putuskan di hari Jumat saja, sekalian mengajak teman dan ibunya. Jadi kami berempat pun makan siang bersama di sana. 

Kamis, 19 Juni 2025

BEBEK SINJAY DAN JEMBATAN SURAMADU


Jembatan SURAMADU


Gimana rasanya punya teman puluhan tahun yang sudah lama tidak dijumpai selama belasan tahun? Orangtua saya menghabiskan tahun-tahun pertama pernikahan mereka di Malang dan Surabaya. Mereka punya teman dekat yang tinggal di Surabaya, dan hingga sekarang masih tinggal di alamat yang sama. Jadilah, pada tanggal 17 Agustus 2024 saya menyaksikan pertemuan dua sahabat yang sama-sama sudah jadi lansia dengan setumpuk cerita suka duka dalam hidup. Dan karena belum puas bercerita, mereka sekeluarga mengajak kami jalan-jalan.



Awalnya mereka bertanya, mama saya mau melihat apa nih selagi di Surabaya? Dan mau tahu jawaban mama saya? Dia sudah lama kepingin melihat jembatan Suramadu. Ya technically, kami gak bisa berhenti untuk foto-foto ya. Tapi setidaknya salah satu wishlist mama saya kesampaian juga di tahun 2024 lalu. 

Ohya, postingan ini adalah rangkaian dari jalan-jalan nyantai saya sama ibu di bulan Agustus 2024 lalu:

Jumat, 23 Mei 2025

Locaāhands - Tunjungan - Surabaya

Locaāhands Tunjungan 

Dalam rangka apa jalan-jalan ke Surabaya, tanya teman saya yang lagi bekerja di sana. Ya, tidak ada tujuan khusus seperti hendak menghadiri acara keluarga atau semacamnya. Murni jalan-jalan saja, dan kebetulan orangtua saya dulu tinggal di Surabaya 10 tahun di awal pernikahan mereka. Jadi, ada teman keluarga juga yang hendak dikunjungi oleh ibu saya. Tapi sekarang, kami ketemuan dulu sama teman dan dia mengajak kami round-round sebagian pusat kota Surabaya lalu menuju Locaāhands yang lokasinya di area jalan Tunjungan. Waw, ini mirip-mirip area Kayutangan di Malang ya. Sepanjang jalan ada banyak banget tempat makan dan pastinya kedai kopi. 

Minggu, 18 Mei 2025

TEMPAT NONGKRONG BARU DI CIKINI

Panci Bahagia berdekatan dengan Blue Doors

Sebenarnya Cikini itu area Menteng atau bagaimana sih? Ya, Cikini masuk dalam kecamatan Menteng, jadi tidak salah juga kalau ditanya apakah tempat ini di Menteng atau bukan? Sama seperti post saya tentang kuliner berdekatan dan saling berseberangan di jalan HOS Cokroaminoto yang juga masuk di kecamatan Menteng. Jadi area Menteng memang luas ya, tinggal kita mau lebih ke area yang mana.

Sebenarnya untuk tempat kuliner di Jalan Cikini juga banyak sih, tapi yang mau saya ulas hanya beberapa saja. Dan jujurly, yang satu ini belum pernah saya samperin di lokasi barunya. Tapi dulu bareng Fanny pernah singgah ketika mereka masih berada di area yang lama. 

Walau ada banyak banget, baik yang sudah legendaris seperti restoran TRIO misalnya, lalu wajah lama tapi alamat baru yaitu Kikugawa juga ada, saya bahas 4 tempat saja ya, yang baru disamperin. Beberapa sudah saya videokan juga di Instagram .  Ini termasuk kelemahan saya sih, posting di IG kapaaan, posting di blog ntar sok, apalagi di Gmaps... 

Rabu, 30 April 2025

KULINER SEKITAR JALAN HOS COKROAMINOTO

LITTLE COKRO MENTENG


Sejak makin uzur (hahaha, ngaku), saya makin malas pergi terlalu jauh demi makan apapun. Padahal duluuuu banget, kalau tempatnya makin ramai saya makin semangat. Sekarang? Jauh dan ramai? Oh, ya sudah asal tahu saja, mari cari tempat lain yang lebih dekat dan less crowded. Ini antara di rumah saja atau cari yang tidak jauh-jauh amat di luar mall. 

Salah satunya yang jadi tujuan adalah jalan HOS Cokroaminoto di Jakarta Pusat yang jadi tempat beberapa restoran, kedai kopi bahkan hotel Des Indes yang pernah saya ulas di blog ini juga. Karena ada beberapa dan belum semuanya juga saya samperin, maka saya review saja 5 tempat yang saling bersebelahan dan juga saling berseberangan ya. 

Rabu, 23 April 2025

NONGKRONG SLOW DI BATU MALANG



Batu Malang

Awalnya saya hanya pesan kamar untuk dua malam di Malang, belum terpikir untuk mampir ke Batu. Pas sudah di sana, baru deh be like... yah, masa sih singgah sebentar saja tidak disempatkan? Jadilah saya perpanjang satu malam di hotel lain yaitu The Grand Palace yang sudah saya review terlebih dahulu. 

Minggu, 13 April 2025

ADA APA DENGAN KOPI DI MALANG




Saya mengaku deh, walau judulnya adalah slow traveling with mom; tapi ketika sampai di Malang dan ternyata ada beberapa tempat kuliner yang terlihat menarik....langsung auto nyesel gak survey lebih detail. Ada sih saya bikin list, tapi well...memang sebenarnya berapa banyak lah ya perut bisa diisi dengan bakso, kopi susu, croissant...? Jadi berharap suatu hari nanti bisa balik lagi ke Malang dan Batu serta bisa menginap lebih lama, amin sodara sodari? 

Ohya, mama dan almarhum papa saya memulai masa awal pernikahan mereka di Surabaya dan Malang. Bahkan waktu masih anak-anak, mama pernah tinggal sama keluarganya di Surabaya. Jadi bisa dibilang, dia senang bisa kembali mengunjungi dua area ini di Jawa Timur. 

Jumat, 14 Februari 2025

NONGKRONG DAN MAKAN DI MALANG

Rumah Jagal Bapa

Yang menjadi sumber keributan antara saya dan ibu ya tetap sama, perkara mencari makanan yang mengandung daging B2. Jujurly, saya tidak terlalu intens mencari di mana sih yang enak dan masalah enak itu kan relatif ya. Si A bilang enak, si B belum tentu setuju. Dan saya rada berharap kalau ibu saya bakal lupa karena lebih memilih melihat-lihat Malang. Dulu orangtua saya sempat tinggal di Malang beberapa tahun, jadi ada beberapa area yang ingin dia lihat. Tentu saja harapan saya hanya tinggal harapan, akhirnya kami setuju kalau cukup ke satu tempat saja. Dan pilihannya jatuh ke Rumah Jagal Babi. 

Postingan ini adalah bagian dari rangkaian postingan lainnya :

Dari SEMARANG

Semarang Kami Datang

Kotta Hotel Semarang

Spiegel

Pak Anang Pay-As-You-Wish Photographer

Pesona Kota Lama Semarang

Hotel REZ Semarang

Toko Oen Semarang

Kenang2an Semarang

Kamis, 13 Februari 2025

TOKO OEN MALANG DAN SEKITARNYA


TOKO OEN MALANG


Kenapa ke Toko Oen Malang? Karena terakhir saya ke sana barengan dengan kedua orangtua. Jadi ada kenangan tersendiri aja, bukan karena kangen banget sama es krimnya atau makanannya.

Seperti yang pernah saya ulas sebelumnya, walau namanya sama-sama Toko Oen, tapi yang asli hanya yang di Semarang (sudah saya muat juga dan bisa diintip dari list berikut)


Dari SEMARANG

Semarang Kami Datang

Kotta Hotel Semarang

Spiegel

Pak Anang Pay-As-You-Wish Photographer

Pesona Kota Lama Semarang

Hotel REZ Semarang

Toko Oen Semarang

Kenang2an Semarang

Kamis, 28 November 2024

Kenang-kenangan Semarang


Dua malam di Semarang memang tidak cukup buat wisata, apalagi bawa oleh-oleh untuk di rumah. Tapi kalau yang terakhir ini, lebih dikarenakan kami belum langsung pulang. Melainkan masih melanjutkan perjalanan ke kota lain. Sehingga daripada beli oleh-oleh yang harus dimasak atau malah punya masa kadaluarsa, akhirnya kami tidak beli apa-apa.  Saya hanya punya waktu sedikit untuk jalan-jalan dan dua tempat terakhir pun akhirnya dikunjungi. 

Senin, 18 November 2024

TOKO OEN SEMARANG

Pintu masuk Toko Oen Semarang


Walau sebelumnya pernah mampir di sini ketika acara kantor yang sudah 10 tahun berlalu, tapi saya tetap ingin mampir ke sini lagi. Tentu saja kali ini saya agak was-was, karena kalau traveling dengan ibu saya maka harus saya perhatikan adanya anak tangga dan restroom yang ramah manula. 

Sayangnya, di sini tidak bisa dibilang ramah banget. Mungkin efek bangunan lama ya, jadi belum terpikirkan hal-hal seperti jalur khusus untuk pengguna kursi roda. Dari pintu depan sih masih lumayan. Untuk restroom kurang ramah lansia, tapi masih syukur ada di lantai yang sama.


Hal yang juga membuat saya tertarik datang lagi ke sini adalah rasa ingin tahu mengenai sejarah Toko Oen. Saya selalu mengira bahwa pemiliknya sama dengan yang di Malang. Ternyata tepatnya adalah PENDIRINYA SAMA. 

Minggu, 03 November 2024

Spiegel All Day Bar & Dining A Review


Sudah lama ingin banget ke sini sejak nonton film Ave Maryam beberapa tahun lalu. Beberapa temen memberikan mix review, jadi ada yang suka suasananya, ada yang gak berkenan sama pelayanannya. Lalu dengar-dengar lagi, restoran ini sempat tutup untuk renovasi. Tapi, untunglah pas kami sampai di Semarang dan kelar proses check-in di hotel Kotta, restorannya buka untuk umum. Lega, karena sudah keburu kecewa dengan ditutupnya gereja Blenduk yang tengah menjalani proses revitalisasi. 

Kamis, 12 September 2024

KULINERAN DI MEDAN

Wah, maaf ya ceritanya lompat sana sini, beginilah kalau hobinya makan dan jalan lalu foto tapi mau mengetik cerita perjalanannya kok ya mager. Padahal perjalanan ke Medan ini sudah berlalu hampir setengah tahun. Jadi saya mencoba mengingat-ingat yang masih ada dokumen tercatatnya serta foto-foto.

Selama di Medan saya tinggal di rumah keluarga mama yang sebenarnya sih lokasinya itu amat sangat di tengah kota. Yang memungkinkan saya untuk dekat kemana-mana dengan ngojek. Yang jadi masalah adalah alamatnya tidak tertera di Google Maps. Sementara kalau mau pesan barang via olshop atau makanan harus: TITIKNYA SUDAH SESUAI YA BU. Nah, ini boro-boro titik, alamatnya saja tidak ada di Google Maps. 

Kalau hanya untuk mau memanggil taksi atau ojol, saya hanya perlu menggunakan toko atau kedai sekitar sebagai TITIK JEMPUT. Yang ribet kalau mau pesan makanan. Jadi saya pun menambahkan keterangan; walau awalnya rada pesimis, ini bakal dibaca atau tidak ya?

TAPI, 3 minggu di Medan mematahkan kesangsian saya karena driver ojek di Medan (setidaknya yang layanannya saya gunakan) ternyata rajin membaca keterangan yang ditambahkan. Kebanyakan tidak pernah nyasar, dan kalaupun awalnya  mereka sampai nyasar, selalu ketemu. Saya bahkan pernah memperhatikan dari jauh, seorang bapak driver sampai berhenti dulu dan membaca berulang petunjuk tambahan untuk pengantaran barang ke alamat saya di Medan. Dan selama itu pula, tidak pernah ada yang sampai chat apalagi menelpon dan bilang: saya sudah sampai, ibu di mana? Jadi, saya beneran salut sama driver ojol di Medan deh

Senin, 09 September 2024

KULINERAN SAAT #NORTHSUMATERATRIP

pemandangan alam Sumatera Utara

Bisa dibilang, saya termasuk yang suka makan daging babi tapiii, bukan pecinta berat. Sementara, mama saya sangat suka makan olahan daging babi. Apalagi makanan babi khas Manado (almarhum papa saya nih sukunya Manado sementara mama saya Batak) dan jelas masakan khas Sumatera Utara. Hanya saja, mengingat usia dan sakitnya yang borongan, maunya saya duh agak menahan diri sedikit begitu loh. Perkara makan babi ini jadi salah satu sumber keributan kami sepanjang perjalanan. 

Ketika kami dalam perjalanan ke Tarutung, mama saya langsung berpesan sama si pengemudi untuk mampir mencari rumah makan khas Batak demi babi (lagi). Dan ini terjadi ketika kami sampai di Pematang Siantar, yang padahal punya segudang makanan lain yang kepingin saya coba. Tapi akhirnya kami sampai juga di tempat rumah makan khas Batak. 

Minggu, 28 Juli 2024

KE KEDAI KOPI TAPI GAK NGOPI #MEDANTRIP

Jl. Raya Lintas Utama Sumatera, Dolok Marlawan, Kec. Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara 21151

Iya, saya sebenarnya sensitif sama kopi dan sebisa mungkin menghindar ngopi setelah lewat jam 12 siang. Tapi, tempat nongkrong paling enak dan cakep tempatnya untuk membuat postingan media sosial ya lebih banyak di kedai kopi. 

Jadi ceritanya, saya menemani ibu dan tante saya yang sudah sepuh berkunjung ke kerabat kami di Tarutung, Sumatera Utara. Namanya menginap di rumah kerabat, saya gak enak untuk sering-sering minta diantar kesana kemari. Asal tahu saja, di Tarutung belum ada layanan ojek online. Ada sih kendaraan umum, macam mikrolet yang ada di Jakarta. Tapi saya saja yang kurang pede buat menggunakannya sendiri. Bukan karena khawatir kena todong atau alasan keamanan ya. JUJUR, saya lebih merasa aman di area Tarutung daripada di Medan. Kalau saya nebeng keponakan minta tolong diantar ke minimarket dan saya pegang handphone untuk merekam, ya aman-aman saja.

Jadi akhirnya apakah saya mendapatkan tempat ngopi demi konten? DAPAT DONG! 

Senin, 22 Juli 2024

NONGKRONG DI JALAN MULTATULI MEDAN

Jalan Multatuli Medan

Awalnya saya dan mama berkunjung ke Starbucks di sini karena melihat jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal keluarga. Tempatnya memang biasa saja tapi pelayanannya ramah banget termasuk membantu ibu saya masuk ke area indoor. Ketika kami hendak pulang dan tengah menunggu kendaraan, saya berjalan keluar dan baru ngeh sama daerah sekitar. Wah, ternyata banyak tempat nongkrong lainnya dan juga restoran sampai toko yang menjual produk lokal. Sekali lagi, saya memutuskan untuk jalan-jalan sendiri ke sini nantinya. 

Wah, sudah lama tidak ke Medan ternyata ada banyak tempat menarik untuk didatangi baik dari segi sejarah dan juga makan-makan pastinya (ini mah dari dulu sudah tahu deh). 

Berikut tempat-tempat yang sempat disinggahi sekitaran jalan Multatuli beserta link penampakannya dan juga detail peta ya: 


Minggu, 14 Juli 2024

KULINER DI AREA PETISAH MEDAN

Fred Brew and Coffee House Medan


Di usia yang udah kelapa eh kepala 5 ini baru sadar, kenapa banyak orang lebih suka jalan-jalan sendirian. Karena kita jadi bebas mencari tahu tempat tertentu apakah cocok untuk jalan bareng keluarga, teman-teman atau membawa anggota keluarga yang sudah sepuh. Ternyata tempatnya ini lebih cocok bagi yang senang jalan sendirian atau malah kurang seru kalau tidak beramai-ramai.
Jadi sebelum ke Medan, saya mencari-cari informasi di internet lah ya. Sempat kepikiran juga ingin berkunjung lagi ke Macehat Coffee. Saya pernah ke sana ketika ke Medan di tahun 2016 dan bikin postingannya di sini juga. Jadi ingin melihat lagi terlebih pas tahu kalau kedai kopi tersebut masih buka hingga saat ini. Tapi, yah karena saya datang saat bulan puasa dan baru sempat ke sana pas Lebaran, ternyata tempatnya tutup. 

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.