Blog berisi curhatan si lajang

Rabu, 28 Oktober 2015

Mencoba Marugame Udon


Sudah lama penasaran sama tempat makan yang satu ini karena selalu ramai dengan pengunjung. Akhirnya kesampaian pas tanggal 24 Oktober 2015 saya mampir ke outlet yang berlokasi di Grand Indonesia.

Awalnya bingung juga ya saya. Biar dikata mengakunya food blogger, tapi saya belum berani mencoba makanan yang saya tidak yakin enak atau tidak. Jadi untuk menyingkat waktu dan rasa nyaman aman damai, saya memesan menu baru. Chicken Katsu Curry Udon seharga Rp.50.000,- dengan minuman yang bisa di refill : ocha seharga Rp.10.000,-

Rasanya enak juga... tentunya pada akhirnya saya menambahkan cabe, cabe bubuk, dan kremesan buat variasi. Harap diingat, jangan kelamaan foto karena makanan ini cepat dingin.



Senin, 26 Oktober 2015

Creepy Crimson Peak

Foto diambil dari Fanpage Crimson Peak

"Berhati-hatilah nak pada Crimsom Peak", begitulah pesan hantu ibunda Edith Cushing saat ia berusia 10 tahun. 14 tahun kemudian di tengah kesibukan Edith (Mia Wasikowska) dalam upayanya menjadi penulis, ia bertemu dengan seorang baronet Sir Thomas Sharpe. Thomas (diperankan dengan asyik oleh Tom Hiddleston) menarik perhatian Edith karena ia satu-satunya yang terlihat suka dengan naskah novel Edith. Namun ayah Edith, Carter Cushing (pemerannya adalah Jim Beaver; yang pernah main di Supernatural lumayan lama) punya feeling buruk terhadap Thomas dan kakaknya Lady Lucille Sharpe (diperankan dengan keren oleh Jessica Chastain). Ia lebih suka anaknya berhubungan dengan Dr. Alan McMichael (yang menurut saya sia-sia banget perannya di sini nih si Charlie Hunnam). Lalu ayah Edith dibunuh entah oleh siapa, sehigga ia kehilangan keluarga satu-satunya. Kemudian Edith menikah dengan Thomas dan mengikuti suaminya ke Allerdale Hale di Inggris. 

Foto diambil dari Fanpage Crimson Peak

Rabu, 21 Oktober 2015

Masakan Mama Part 1



I loves my mom and her cookings :) Boleh dibilang saya paling kangen sama masakan nyokap. Tapi sejak mama sakit keras di tahun 2008, beliau menjadi cepat lelah jika terlalu lama di dapur. Makanya juga saya jadi cepat kurus. Bwahahaha... Sayangnya keinginan saya untuk belajar masakan mama tidak terlalu besar karena ribet. Saya melihat memasak itu seperti matematika sih... Ribet takarannya, rumit perhitungan waktunya, diperlukan kesabaran tinggi sementara saya modelnya tahu makan dan beres. 

Nah, karena dia tidak bisa masak terlalu lama makanya hanya beberapa saja yang tetap ia masak sendiri. Salah satunya menggoreng ikan mubara ini. Ya amplop, goreng ikan saja masih perlu dimasakin nyokap? Yah, namanya juga cuman tahu makan. 

Senin, 19 Oktober 2015

Nonton Bareng Celestial Movies : Little Big Master


Biasanya nih, film yang diadaptasi dari kisah nyata pasti bisa memberi inspirasi bagi kita para penontonnya. Dan itu yang menjadi alasan saya mau banget ketika ada acara nonton bareng Celestial Movies yang berjudul: Little Big Master di XXI Plaza Semanggi tanggal 17 Oktober lalu. 

Cerita yang dimulai dari video rekaman seorang anak yang mengeluh khawatir mengecewakan orangtuanya karena tidak sanggup mencapai nilai yang diharuskan di sekolah anak berbakat. Pihak sekolah awalnya mengusulkan agar anak bersekolah di tempat lain. Tapi karena ada kepentingan lain (ortu si anak termasuk donatur sekolah tersebut) mengakibatkan kepala sekolah Liu Wai-hung (diperankan Miriam Yeung) merasa frustrasi. Ia kasihan melihat anak tersebut seolah hidup demi gengsi orangtuanya, tapi tidak ada yang bisa ia perbuat. Akhirnya ia memutuskan berhenti bekerja dan sang suami mengatakan kontraknya di museum akan segera selesai. Artinya mereka bisa melaksanakan rencana untuk keliling dunia berdua saja. How romantic. I love HK movies karena mereka bisa memberikan visualisasi hubungan dua orang tanpa berlebihan.

Foto diambul dari sini

Kamis, 15 Oktober 2015

Kuliner Kota Kasablanka

Saya jarang banget ke mall yang satu ini padahal termasuk yang lumayan dekat dari rumah dan transportasinya gampang (baca: dilewatin mikrolet). Kunjungan kemarin adalah yang kedua kalinya... Eng ing eng... (gitu aja bangga). Kenapa saya malas banget ke sini, karena mall ini asli rame banget. Baru dilihat dari luar aja sudah membuat saya malas ke sana. Dan pas ke sana pertama kali sekitar awal tahun, di hari Minggu pula...hadeh...puyeng sama keramaian di sana. Tapi kemarin ketika libur Tahun Baru Islam 1437H ternyata tidak sepadat biasanya. 



Selasa, 13 Oktober 2015

Cut The Crab


Sebelum makan cantik di Monty's, saya dan teman makan brutal terlebih dahulu di Cut The Crab. Apaan tuh, saya memang gak tahu beneran ada restoran dengan nama itu. Menurut teman saya, makan kepiting di sana akan dapat pengalaman yang menarik. Okeeeh...



Pas mencari rumah makan ini yang terletak di jalan Cikajang, kami nyaris terlewat karena tempatnya memang agak tersembunyi. Kalau tidak ada spanduk, pasti kami tidak tahu kalau restorannya buka. Begitu masuk dan saya melihat menu...wow! Rada kaget juga...harga kepitingnya gak salah lihat nih? Ada sih paket makanan yang lebih hemat dimakan berdua. Tapi paket hemat yang hemat banget itu belum termasuk kepiting. Yang termasuk kepiting harganya mahal juga. Akhirnya kami berdua memesan paket ikan dan kerang (saya lupa bertanya ikannya apa) yang disertai nasi. Kami pesan juga satu kepiting seharga Rp. 400.000,- dan untuk minum cukup es teh lemon.



Senin, 12 Oktober 2015

Merit Monty's

Saya awalnya heran kok beberapa teman hobi banget follow akun Instagram beberapa artis Indonesia. Ternyata, selain mencari tahu mereka suka beli baju online sama siapa juga untuk tahu tempat makan asyik (walau harganya bikin saya hampir pingsan).
Jadi, gara-gara melihat akun IG ini teman saya mengajak saya ngemil cantik di Monty's. Iya, ngemil doang karena kalau makan berat sepertinya dompet juga keberatan.


Nah, bagi yang doyan coklat tentunya penampilan video ini menggugah hati banget kaaan? Jadilah Sabtu malam tanggal 10 Oktober 2015 kemarin kami berdua ke sana...

Kamis, 08 Oktober 2015

Wondering Warung Kokorea'an


Pulang dari acara Korea Festival bukannya langsung makan di Lotte Shopping Avenue tapi malah iseng makan di tempat yang satu ini. Sebenarnya saya sudah lama penasaran tapi malas bela-belain ke sini kalau cuman sendirian. Pas deh tanggal 3 Oktober 2015 kemarin ada teman makan bareng jadi kesampaian rasa penasarannya. 

Ketika sampai di sana, wadawwww...tempat duduknya penuh... Untung ada sepasang remaja yang walau sepertinya sedang on a date berbaik hati berbagi tempat hingga akhirnya ada meja yang kosong. Sayangnya tempat duduk yang lebih dekat ke area memasak ini malah lebih banyak nyamuk.

Pas melihat menu saya sama teman kompakan untuk mencoba Korean Creamy Pasta. Teman saya juga memesan fish cake yang katanya menu baru. Untuk minuman kami memesan es teh dan teh panas. 

Begitu hidangan sampai, memang penampilannya menggiurkan sih. Tapi tidak ada yang istimewa atau khas Korea dari hidangan tersebut. Ohya, karena penampilannya cakep jangan kelamaan foto-foto ya. Nanti malah jadi dingin dan akhirnya tidak enak. Isinya ya spaghetti dicampur sama mayonaisse plus jamur dan telor ceplok. Harganya lumayan nabok untuk ukuran street food: Rp. 34.000,- boww! Dan the so-called-fish-cake sama sekali gak enak. Kuahnya juga rasanya antara asem sama kecut... 

Untuk balik lagi ke sana, sepertinya enggaaak...walaupun pelayanannya okelah ... FYI, no WIFI ya...

Selasa, 06 Oktober 2015

Famous Fat Burger

Perasaan, perasaan doang sih yaaa... Duluuu pas ke Fat Burger kayaknya burgernya gede deh. Tapi ketika tanggal 27 September kemarin saya dan teman ke sana...loh, kok mini banget ukurannya?

Tapi memang sih saya akui dagingnya super empuuuukkkk.... yummy... Tapi gak banget deh sama ukuran burger dan kuantitas kentang gorengnya... Saya pesan burger dengan keju serta daging asap bareng kentang dan es teh lemon. Dan kena getok Rp. 70.000,- 

Bagi yang bawa anak, disediakan loh IPAD dan jaringan wifi di sini okay... Lancar jaya. Entah kalau padat pengunjung karena ketika saya datang, belum terlalu ramai. 

Apakah saya akan kembali lagi? I don't know... Soalnya saya tidak rela sih makan burger mini dengan harga yang nyaris mencapai Rp. 70.000,- (keseringan makan di tempat yang menyajikan makanan kurang lebih sama dengan harga yang beda duong).

Berikut penampilannya:

Senin, 05 Oktober 2015

Korea Festival 2015 - Lotte Shopping Avenue


Biar dikata sekarang saya sudah jarang banget nonton film Korea, tapiii begitu mendengar akan ada Festival Korea (dan gratis pulak!) di Lotte Shopping Avenue...langsung saya mau datang. Pake banget. Soalnya setelah saya melihat jadwal acara, ada dua performance yang ingin ditonton. Yaitu Jump dan Nanta. Jump tentang rumah yang dimasuki maling dan penghuni rumah itu adalah pendekar semua. Hahaha, apes banget tuh maling. Sementara kalau Nanta, tentang drama memasak dalam suatu restoran Intinya begitulah. Emang saya mengerti bahasa Korea? Ha! That's the thing. Kalau yang dari saya baca, pertunjukan ini mungkin mirip-mirip pantomin karena keterangannya keduanya adalah pertunjukan non-verbal. Jadi komunikasi dengan penonton dari atraksi yang mereka lakukan. 


Sampai di Lotte Shopping Avenue sudah siang dan wadawww, pengunjungnya sudah banyak banget. Saya malas banget dan akhirnya karena pertunjukan yang diincar masih lama, mulai deh melipir ke tempat lain. Jadi Festival Korea ini tidak hanya ada pada pertunjukan, tapiii juga makanan. Nah, yang penasaran banget sama jajanan ala Korea bisa beli langsung di sini. Tidak saya foto karena ramai pakai super. Menjelang sore, saya dan teman-teman akhirnya mencoba menonton dari 1 lantai di atas. Pertunjukan yang kami tonton saat itu adalah: Painters Hero


Ada empat cowok dengan kostum ala Charlie Chaplin, yang melukis dengan sesekali diiringi dance. Sepertinya hanya coretan-coretan tidak jelas. Eh, begitu digabung ternyata wajahnya mendiang Michael Jackson. Mereka juga menarik satu orang penonton yang sempat kami curigai adalah rekannya juga. Soalnya cowok itu muka-mukanya tidak Indonesia banget. Dan kok dia bisa mengikuti gaya dari personil Painters Hero tersebut. Seru juga penampilan mereka.

Kamis, 01 Oktober 2015

Comforting Chocolate Milk



Welcome October!!!

A friend of mine asking me about my chocolate drink and I was a bit confuse how to explain to her. THAT... I never write down the ingredients like how many spoons for the chocolate powder and so on. So last week I try to take photos on every steps for making the chocolate milk. Hopefully, these pictures will help.

First of all, I use any kind of milk to make the chocolate drink. And not using any specific chocolate powder. But it just happenned that I use these products when I was taking the photos

Here goes :

Rabu, 30 September 2015

#OOTDAlaAku: Fashion40

Akhirnya setelah beberapa kali menemukan postingan dengan judul yang dimulai : #OOTDAlaAku membuat saya jadi tergugah untuk ikutan (deee, tergugaaaah) di hari terakhir pulak.

Sebagai cewek yang telah menginjak usia empat puluh tahun sekian-sekian (sorry, detail hanya diberikan kalau yang bertanya mau kasih kado. Titik.) , saya terpaksa mulai berpikir sedikit tentang fashion. Sedikiit aja. Jadi begini, setiap kali saya melihat baju ala Korea yang imut-imut (yang jadi alasan terbesar ikutan GA ini) rasanya mau beli ajaaa. Apalagi kalau sudah pergi ke Tanah Abang dan berjejer baju yang antik unik dan saya yakin tidak banyak yang berani pakai. Masalahnya kadang saya juga berpikir, apa masih pantas menggunakan baju terusan dengan model yang imut-imut? Tapi, saya malas juga dong bowww kalau harus berpakaian yang rapi terus-terusan kayak mau ada acara meeting aja. Jadi, saya perlu baju yang gak bikin saya merasa oh nooo, I'm so old already. Tapi tetap mengutamakan kenyamanan saya sebagai pemakai. Karenaaa, baju yang nyaman dipakai itu akan membuat si pengguna jadi percaya diri. Dan kecantikan terpancar dari rasa percaya diri itu. Ehm...

So, baju - baju yang menurut saya adalah OOTD ala saya dan mudah-mudahan bagi wanita usia 40 tahunan lainnya:

1. Batik 
Pas banget ya postingan ini menyambut Hari Batik Nasional yang jatuh tanggal 2 Oktober nanti. Yup, batik ataupun baju yang bermotif etnik menurut saya adalah pakaian paling okeh abad ini *lebay*. Bisa untuk semua umur dan beberapa dari baju tersebut bisa digunakan pada acara resmi ataupun santai. Dan tidak pernah akan ada yang akan bilang,"Kayaknya kamu ketuaan deh untuk pake baju batik/etnik."

Selasa, 22 September 2015

Coziness Caffè Milano


Sabtu siang tanggal 19 September saya diajak teman untuk makan cantik di Caffè Milano yang ternyata masih satu group dengan restoran Benedict : Union Group. Letaknya di dalam area Central Department Store - Grand Indonesia. Kalau saya (sok) memperhatikan, dari dua restoran dari Union Group ini dekorasinya pasti apik dan membuat saya sempat merasa...eh, lagi di luar negeri nih? *halah*



Minggu, 20 September 2015

Bakso Lapangan Tembak Senayan



Seumur-umur saya hanya mendengar saja betapa enaknya Bakso Lapangan Tembak Senayan. Tapi sebelum nonton konser Bon Jovi saya dan teman mampir dulu ke sini. Lumayan buat mengisi perut sebelum jingkrak-jingkrak selama dua jam nonstop.



Siap-siap parkir di luar apalagi kalau ke sana setelah pulang kerja. Saya dan teman langsung masuk dan mulai milih-milih. Karena tidak biasa makan di sana saya langsung panggil deh si adek waitress. Saya baru saja bertanya bedanya apa antara Bakso Spesial sama Bakso Istimewa dan langsung dia menjawab dengan nada judess kalau menu tersebut sedang tidak tersedia alias habis. Saya lalu melihat mukanya dan mengambil kesimpulan sendiri kalau si adek waitress ini mungkin udah capek. Saya adalah pelanggan yang entah kesekian bertanya tentang perbedaan bakso special dan istimewa. Baiklah.




Padahal tadinya saya kepingin Bakso Urat Goreng dan mau juga bakso campur tapi jadi malas. Saya hanya memesan bakso kuah yang isinya 5 bakso dan teh botol. Padahal rasa bakso di tempat itu beneran enak. Buat yang sering makan bakso, tahu dong bakso yang gak jelas terbuat dari apa sama yang dari olahan daging sapi? Nah, yang ini olahan daging sapinya itu berasa banget. Gurih. Mungkin saya bakal ke cabangnya yang berada di tempat lain. Pastinya saya ogah balik lagi ke tempat yang ini.


Sebelum berangkat kami ke kamar kecil terlebih dahulu dan buset joroknyaaa. Kalau boleh saran buat pemiliknya, kebersihan kamar kecil kudu dijaga juga deh.

Untuk yang belum pernah mencoba, bisa melihat terlebih dahulu menu makanan mereka di situs ini.

Bagi yang ingin ke sini, berikut peta tersemat. Lengkapnya ada di situs mereka  :


Kamis, 17 September 2015

Telltale To Kill A Mocking Bird


Apa? Kamu belum pernah baca To Kill A Mocking Bird? Dan saya jadi tersipu campur gak enak hati. Masalahnya saya mengaku diri kutu buku, masuk dalam komunitas menulis di Kampung Fiksi. Tapi eladalah belum pernah membaca karya Harper Lee yang fenomenal itu? *Langsung disambit sama buku*

Walau belum membaca bukunya sama sekali, tapi saya tahu kalau pengarangnya Harper Lee hanya mengeluarkan satu novel tersebut. Saya juga tahu kalau novelnya mendapatkan penghargaan Pulitzer. Lalu ada undangan dari Penerbit Mizan ke komunitas Kampung Fiksi untuk pembahasan novel baru: Go Set A Watchman. Novel baru? Katanya Harper Lee ini sudah tidak mau menulis naskah novel untuk diterbitkan. Eh, ada yang baru? Sementara yang lama saja saya belum baca? (errrh).

Lalu bersama rekan admin KF: Winda Krisnadefa, pada tanggal 4 September 2015 kami pun menuju @atAmerica  yang berlokasi di Pacific Place Mall. Acara diskusi dipandu oleh  Arman Dhani; Blogger. Pembicaranya adalah mbak Leila S. Chudori  (Wartawan Senior Tempo), miss Sarah Ziebell dari kedutaan Amerika dan editor penerbit Mizan sekaligus penerjemah mbak Esti Budihabsari .

Kami terlebih dahulu menonton cuplikan mengenai buku To Kill A Mocking Bird yang juga telah dijadikan film dengan judul yang sama. Inti cerita tentang situasi di kota (fiktif) Maycomb pada tahun 1930-an dengan tokoh Jean Louis Finch (Scout) dan ayahnya yang pengacara: Atticus Finch. Atticus menjadi tokoh ayah yang diidolakan bagi para pembaca, begitu ceritanya mbak Leila yang juga penggemar novel ini. Atticus Finch dalam cerita itu diceritakan menjadi pembela bagi seorang kulit hitam yang dituduh memerkosa gadis kulit putih.

Senin, 14 September 2015

Blazing #BonJoviJakarta

Dulu, dulu, duluuuu banget saya pernah menonton saat Bon Jovi konser di Ancol tahun 1995. Iya, saya sudah bangkotan...tapi gimana dong... Terus beberapa bulan lalu ada berita kalau akang Bon Jovi and the gank mau konser lagi. Mula-mula rajiiin mantengin beritanya di internet. Tapi pas tahu kalau harga tiket paling murah sekitar Rp. 700.000,- an ....eng ing eng....semangat saya yang awalnya begitu berkobar-kobar langsung padam. Buat saya yang kebetulan ( ah perasaan tiap bulan) lagi banyak pengeluaran jelas uang segitu mah berarti banget. Bisa buat beli kebutuhan di rumah atau bisa buat bayar tagihan listrik sama telepon and so on. Akhirnya, yang tadinya janjian sama sepupu mengulang lagi kenangan nonton bareng pun pupus, pus, pus. Saya bilang sama sepupu kalau gak jadi nonton karena kantong kering. Jadi, kalau dia mau nonton ya langsung saja deh jangan nunggu saya, gitu.

Eh, seminggu sebelum tanggal konser mendadak saya dapat sponsorship (lo kira kuliah S2?) dan dengan kelabakan saya mulai mencari tiket. Seperti yang saya duga, tiket yang ada jumlahnya krisis. Pesan sponsor maunya Festival A karena dekat dengan panggung. Berharap bisa kecipratan keringat Bon Jovi ceritanya. Kidding. Cari sana sini dari situs resmi yang diinformasikan dari situs penjualan resmi Bon Jovi Jakarta and semuanya tiket Festival A sudah ludes. Yang membuat saya gregetan setiap kali mau click membeli, saya harus registrasi dulu. Konfirmasi email dan harus input nomor KTP dengan benar. Karena voucher tiket yang akan ditukar nanti bakal butuh verivikasi dulu. Data si pemesan sama atau tidak dengan di KTP. Errh, ribet. Akhirnya saya balik lagi ke situs resminya dan mencoba memesan. Eh, eh...kok mata saya menangkap ketersediaan tiket Festival A. Langsung klik beli tapi...jreng, saya harus registrasi dulu. Gggrhh, gigit-gigit hape. Pas saya kelar registrasi ....tiketnya gak bisa di klik lagi alias transaksi gagal maning. Terpaksa saya menghubungi yang kasih sponsor dan menimbang berat badan, eh... maksudnya setelah berpikir sejenak diputuskan untuk membeli saja yang tiket Festival B. Prosesnya cepat dan setelah pembayaran dilaksanakan (dikasih waktu hanya 2 jam) saya langsung dapat email yang berisi dua tiket. Lega. 

Jumat, 11 September 2015

Warmth Waroeng Mee


Saya sudah sering baca tentang Waroeng Mee di beberapa blog teman yang katanya adalah tempat nongkrong asyik di Jakarta Pusat. Jadi ketika saya diajak oleh Winda Puspita untuk ikutan acara Bloggercrony Community di sana ya mau dong. Saya juga ingin melihat seperti apa sih serunya tempat nongkrong asyik di Jakarta ini? Yang juga membuat saya jadi penasaran ingin mampir ke Waroeng Mee karena merupakan bagian dari Baba Rafi Enterprise. Gak, saya belum pernah mencoba kebab-nya Baba Rafi. Dengar-dengar enak dan katanya makanan di Waroeng Mee ini juga masuk daftar kuliner enak di Jakarta. Plus yang bikin saya yakin suatu hari nanti bakal ke sana lagi karena letaknya tidak jauh dari stasiun KRL Sudirman di jalanBlora no.36. Kalau naik busway, hanya perlu berjalan kaki tidak sampai 10 menit dari halte busway Tosari ICBC. Jadi, kurang apa lagi coba?

Selasa, 08 September 2015

Sedapnya Hidangan Sulawesi Dan Maluku di Signatures - Hotel Indonesia Kempinski


Dalam rangka merayakan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 dan juga Hotel Indonesia ke-53 maka hadirlah di Restoran Signatures festival kuliner makanan Indonesia. Yang terpilih adalah makanan dari pulau Sumatra, Jawa, Bali-Lombok, Kalimantan dan Sulawesi-Maluku. Acara sudah berlangsung sejak tanggal 5 Agustus dan akan berakhir hari ini tanggal 8 September. 

Saya sampai di Restoran agak terlambat, hampir jam 1 siang pada hari Sabtu 05 September 2015 kemarin. Sempat diminta menunggu untuk beberapa menit sebelum akhirnya staff restoran Signatures yang bernama Chika mengantarkan ke dalam. Wowww... baru kali ini saya masuk ke dalam restoran Signatures dan...rasanya senang sekali. Ehm, hotel Indonesia ini termasuk hotel bersejarah. Hotel berbintang pertama yang dibangun di Indonesia dan diresmikan oleh mendiang presiden Soekarno. Saat ini Hotel Indonesia dikelola oleh grup Kempinski karena itulah namanya juga menjadi Hotel Indonesia - Kempinski. Terdapat 289 kamar di hotel ini dengan pemandangan langsung ke sebagian besar area di Jakarta. Terutama tentu saja Bunderan HI. 

Saat Chika mengantarkan saya, pengunjung sudah ramai termasuk rekan-rekan blogger. Sebagian besar dari kami duduk di meja panjang yang letaknya dekat dengan taman. Saya suka pengaturan tempat duduk ini karena tidak di tengah-tengah dan pastinya untuk foto-foto, ada cukup cahaya. Dan itu artinya, saya harus mulai berburu makanan...  Kapan lagi berburu makanan disertai tarian tradisional seperti ini?




Minggu, 06 September 2015

[ENGLISH] Merit Mangrove Forest


A few weeks ago, my friend and I visited Mangrove Forest located at Pantai Indah Kapuk - North Jakarta. There is no easy way to get there unless you take a cab. But if you decided to have an adventure then get ready...
First go to the train station or busway station located at old city of Jakarta : Stasiun Kota
If you have exited the station then go across the street to Museum of Bank Indonesia
Then choose public transportation : KOPAMI JAYA 02 (blue kopami) going to Muara Karang. Ask to be dropped off at Muara Karang's bridge (said in Indonesian: Jembatan Muara Karang)

Arrived already? Nooo... Please continue with red KWK B01 going to Muara Angke. But ask to be dropped off at the gate of Pantai Indah Kapuk (In Indonesian: gerbang Pantai Indah Kapuk).
And finally, continue with red KWK U11 and ask to be dropped off at Txu Chi's school. After that, just follow the sign to Mangrove Forest.

Sabtu, 05 September 2015

Martabak Maknyusss


Bagi yang sering ke Gramedia Matraman dan pulang menjelang sore, coba deh menyeberang ke jalan Tegalan. Kalau sudah menjelang sore di jalan Tegalan ramai dengan penjual makanan dadakan. Saya belum mencoba semuanya karena setiap kali ke sana, tujuannya hanya untuk membeli martabak ini. Bagi saya, rasanya cukup maknyuss. Dagingnya lumayan banyak, jadi isinya bukan sayur melulu. Harganya untuk martabak dengan dua telor adalah Rp. 25.000,- dan jika ingin tiga telur seharga Rp. 30.000,-

Kamis, 03 September 2015

Helpful Hairdresser

Teman-teman saya mengenal saya sebagai orang yang cuek bebek sama penampilan. Lama setelah bekerja, saya mulai sakit kuping diomelin oleh kedua orangtua saya. Jadi, apa dulu yang mesti dibenahi? Rambut. Setelah berganti-ganti salon, akhirnya beberapa tahun lalu saya berhasil ketemu hairdresser yang cocok. Mas  Eko yang bekerja di salon Johnny Andrean yang berlokasi di Plaza Senayan ini tahu banget deh sama tipe rambut saya. Rambut saya itu tipenya kasar dan mesti rajin disisir terusss. Sementara saya paling males kalau sebentar-sebentar harus menyisir. Walau setiap kali merogoh kocek untuk urusan rambut saya harus mengirit di pos-pos pengeluaran lain, tapi ya gak apalah... 

Waktu saya belum bekerja alias semua ongkos hidup masih ditanggung orangtua...terpaksa pasrah saja ikut ke salon langganannya. Ya ampun, perasaan saya minta model rambut yang paling simple pasti jadinya aneh. Mungkin imajinasi saya dan yang memotong rambut saat itu berbeda jauh. Saya maunya begini, tapi menurut dia yang disokong oleh mama saya, bagusnya begini. Jadilah setiap kali pulang pangkas, saya pasti bete. 

Sabtu, 29 Agustus 2015

Heartwarming Hakata Ikkousha


"Belum pernah makan ramen? Beneran nih? Mau coba gak? Non halal loh!" tanya teman saya saat kami berada di area Pantai Indah Kapuk.

Ramen itu apa sih? Begitu pikir saya yang langsung iseng browsing ke Wikipedia. Oh, ternyata mie juga toh tapi ramen ini adalah masakan mie kuah Jepang yang berasal dari Cina. Kalau menurut teman saya, kuahnya ramen biasanya lebih kental dari mie yang biasanya dijual. Bentuk mie juga beda, lebih tipis dan halus. Karena penasaran ya saya ayok saja mengikuti. Dan teman mengajak ke tempat favoritnya yaitu Hakata Ikkousha

Selasa, 25 Agustus 2015

Mastery Mission Impossible : Rogue Nation

Picture taken from MI Facebook Fanpage

Saya bukan penggemar berat film-film Mission Impossible-nya Tom Cruise. Gara-gara saya menonton Mission Impossible-nya yang pertama kali dan gondok abis karena semua anggotanya tewas kecuali ya...Mr. Tom Cruise himself. Dan bos mereka ternyata jadi biang keladinya... Padahal kalau dalam serial televisi, bos mereka itulah master mind dari semua misi yang nyaris mustahil itu. Karena sebel saya melewatkan saja film-film Mission Impossible berikutnya. Saya baru tergugah menonton kembali MI : Ghost Protocol (tahun 2011)  dan akhirnya saya nonton deh lanjutannya .

Sabtu, 22 Agustus 2015

Kwetiaw Goreng Achui Medan


Dulu orangtua saya suka mengajak makan di area Pecenongan yang kalau malam terdapat banyak kedai-kedai atau warung-warung makan ...yang gak halal lah... Dan ketika teman saya mengajak jalan mencari makan di jalan Muara Karang Raya mendadak saya seperti ingat lagi masa-masa itu. *lagi melankolis*

Dari sekian banyak tempat makan, saya dan teman memilih masuk ke yang satu ini. Sebenarnya tempat makan ini menjadi satu dengan beberapa kedai lainnya. Tapi karena mata sudah ijo melihat kwetiaw goreng, ya itu deh yang saya pilih. Sementara teman memilih bihun. Kan judulnya aja ini cabang dari Medan. Jadi, si teman ini mau melihat bihunnya seperti yang biasa di jual di Medan gak? Bedanya apa sih sama yang dijual di Jakarta? Beda banget. Bihun di sini tipis-tipis dan cepat hancur... *my mom said the same thing*

Selasa, 18 Agustus 2015

Lotus Mie Udang Singapore


Bagi penggemar makanan non halal bisa pesta pora deh kalau berkunjung ke area Pluit dan kalau mau lebih jauh lagi ke area Pantai Indah Kapuk... Yang pertama direkomendasikan oleh teman saya adalah Lotus Mie Udang Singapore.

Saya naik busway jurusan Pluit-Tanjung Priok dan turun di halte Penjaringan. Bagi yang mau ke Emporium Pluit Mall, tinggal keluar dari halte tersebut dan menyeberang ke kanan. Halte dan Emporium berdekatan dengan perempatan jalan jadi wajib ekstra hati-hati saat menyeberang.

Sementara kalau mau ke restoran ini, keluar dari halte ke arah kiri dulu lalu menyeberang lagi dan berjalan kaki tidak sampai 10 menit. Masuk ke dalam kompleks dulu, dan tidak jauh dari pintu pagar kompleks langsung terlihat bangunan ini. Tidak ada papan nama restoran untuk jadi patokan.


Jumat, 14 Agustus 2015

Abound Abuba Steak


Ini adalah kali kedua saya mencoba makan di Abuba Steak yang lokasinya saya pilih ...ya jelas yang dekat dengan rumah. Untunglah tanggal 21 Juli 2015 kemarin mereka telah kembali buka setelah tutup untuk libur Lebaran. 

Dari dulu saya hanya tahu ada restoran steak yang beken banget yang namanya Abuba. Saking gak gaulnya saya malah mengira nama tempatnya itu Amoeba. *pentung kepala sendiri*. Untungnya, sekarang cabang restoran steak ini lumayan banyak beredar di berbagai wilayah Jakarta.

Rabu, 12 Agustus 2015

Jazzy Joni Steak


Hari Minggu kemarin tanggal 9 Agustus, kami sekeluarga merayakan ultah papa saya yang ke 79 tahun. Puji Tuhan. Walau perjalanan menuju usia 79 tahun itu tidak selalu mulus, tapi kami patut bersyukur masih diberi kesempatan untuk merayakannya bersama. Dan di mana tempat untuk merayakannya? Saya memilih Joni Steak.

Pertama papa saya penggemar berat yang namanya steak. Kedua, kenapa Joni steak? Karena orangtua saya sudah penasaran banget sama tempat yang satu itu. Kalau saya baca dari review yang ada, tempat itu sepertinya lebih pas buat generasi yang mudaan dikit deh dari saya. Heheheh. Tapi kalau orangtua sudah penasaran ya harus diikuti duong. Kami mengunjungi Joni Steak yang berlokasi dekat Pasar Baru. 

Kami sampai di sana sekitar jam 12.30 dan yah…bener deh… Ruangan yang ada AC sudah penuh dengan pengunjung. Jadi terpaksa kami duduk di bagian luar dan saya berharap mudah-mudahan saja tidak ada yang merokok. 

Senin, 10 Agustus 2015

Serenity at Salib Kasih






I'm starting to move my postings from my old-closed-blog. 

I posted this after I visited my grandma who lived and stayed most of her entire life in Medan (capital city of the province North Sumatra); during Christmas in the year 2004. She passed away a year later. We visited her hometown : Tarutung and then continue our journey to Salib Kasih. 

Salib Kasih located at Siatas Barita Hill - North Sumatra built for religious tourism and also to honor the late Reverend DR.Ingwer Ludwig Nommensen. He was a missionary to spread out Christianity to the local people. During those days, local people worship the spirit and therefore it wasn't an easy task for the late reverend. And yet he managed and spent 57 years of his life there. He passed away at the age of 84 at 23th of May 1918 and buried at Sigumpar. 

Rabu, 05 Agustus 2015

Tastefully Tom Tom


Pada hari Sabtu tanggal 25 July 2015 lalu saya bersama teman mencoba makanan Thailand di restoran Tom Tom. Kami tertarik melihat kesan santai di restoran tersebut. Soalnya biasanya saya sering merasa saltum setiap kali masuk ke restoran Thailang yang punya konsep fine dining.

Waktu kami datang, memang pas banget jam makan siang dan restoran lumayan penuh dengan pengunjung. Tapi untunglah kami masih mendapat tempat duduk yang bisa melihat ke luar restoran. Ya okeh, memang sih yang dilihat masih pemandangan dalam mall Grand Indonesia juga. Tapi lumayan agar bisa sesekali melihat keluar. Dari tempat kami duduk juga bisa melihat makanan disiapkan di dalam dapur. Hmm, apa saya yang kuper atau memang konsep tempat makan seperti ini sekarang? Dengan open kitchen?


Tanpa menunda lagi karena sudah kelaparan, kami mulai memesan makanan berikut. Kenapa sampai saya cantumkan daftar pesanannya? Karena walaupun sudah ada contekan ini, ternyata saya masih sempat salah menulis juga ketika upload di media sosial.



Senin, 03 Agustus 2015

Brisk Benedict


Hari kedua Lebaran tanggal 18 Juli kemarin seorang teman berbaik hati mengajak saya dinner di restoran Benedict yang terletak di :
East – Grand Indonesia
Lower Ground Shop Unit EM-LG-37-38-39 (ph: 2358 1238)




Saat kami datang, saya melihat restoran terbagi menjadi dua sisi. Satu sisi yang terlihat langsung saat kami masuk terlihat padat pengunjung. Sementara satu sisi lagi masih terlihat lengang. Tapi menurut waitress, restoran saat ini tengah penuh. Nah loh… Jadi kami masuk urutan ke tujuh dalam daftar tunggu.




Sekitar 10 menit kemudian, teman saya dihubungi ada tempat duduk di smoking area. Rupanya ruangan yang masih lengang itulah daerah bagi para perokok. Tapi karena masih kosong, kami langsung setuju untuk ditempatkan di sana. 

Sabtu, 01 Agustus 2015

Delicious Dapur Cokelat


Saya dan coklat itu adalah soulmate. Pake banget. Biasanya saya tidak pernah masalah dengan kue dari toko apa saja asalkan mengandung cokelat. Tapi beberapa waktu lalu orangtua saya komplen kalau kue-kue yang saya biasa beli terlalu manis... Plus, mama saya sempat terkena diabetes jadi tentunya segala sesuatu yang terlalu manis is a NO. 

Hazelnut Praline - Yang sudah tidak diproduksi lagi
Dari beberapa toko langganan, ternyata kue-kue dari Dapur Cokelat cocok dengan selera ortu. Katanya rasanya gak terlalu manis. Yang paling mereka suka adalah opera, Java Chocolate dan yang ternyata tidak diproduksi lagi: Hazelnut Praline yang pake...eh...Rum!  Pernah juga saya mengajak ortu untuk sekedar duduk-duduk mengobrol di dalam toko Dapur Cokelat. Sayangnya toko Dapur Cokelat yang terdekat dari rumah saya letaknya rada ngumpet. Dan hanya tersedia satu meja untuk pengunjung. Pengen deh ngusulin supaya tempatnya agak digedein... Padahal halaman parkirnya lumayan gede.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.