| Hotel Ibis Surabaya City Center |
Menghabiskan hari-hari terakhir 2024 di Surabaya dan saya sempat bingung mau menginap di mana. Hingga akhirnya saya menemukan hotel Ibis Surabaya City Center. Membandingkan antara review yang jelek dan bagus, saya pikir masih lumayan lah. Hotel bintang tiga bisa melonjak naik harganya saat malam tahun baru, jadi saya mempertimbangkan untuk menginap hingga 3 malam. Saya book dari tanggal 31 hingga tanggal 2 dan check out nanti tanggal 3 Januari. Dapat di harga IDR 500.000,- per malam via Agoda. Jadi kami berangkat tanggal 30 Desember 2024 jam 20.30 dan jreng jreng sampai di Surabaya tanggal 31 Desember 2024 jam 4.30 pagi.
Postingan ini dibuat dalam rangka jalan-jalan menjelang tutup tahun 2024 lalu :
Fork Kedai Kopi 24 Jam di Surabaya
Happy New Year 2025 - Surabaya Trip
![]() |
| Saya sudah tidak punya file-nya tapi masih ada di review pada Google Maps |
Awalnya kami coba bertanya ke hotel, jam berapa kira-kira kami bisa check-in. Seperti dugaan saya, mereka bilang paling cepat jam 12 siang. Jadi saya dan ibu pun pergi mencari sarapan sambil berusaha menghabiskan waktu. Tapi badan tidak bisa bohong, kami berdua tidak bisa tidur cukup di kereta malam sebelumnya. Jadi, daripada luntang lantung di jalan, kami terpaksa balik lagi ke hotel sekitaran jam 9 pagi. Dan baru kali itu saya melihat permasalahan pertama.
Ya, saya tahu anak tangganya banyak dari beberapa foto di GMAPS, tapi begonya saya mikirnya ada jalur khusus untuk pengguna kursi roda. Ada sih, tapi curam banget, dan kalau sampai salah jalan sedikit saja, kelar deh kami berdua.
| Receptionist at Ibis Surabaya City Center |
Sepertinya jalur tersebut lebih untuk para pegawai membawa barang-barang di atas trolley atau kereta dorong lainnya. Mana tidak ada pagar, ya gak heran juga ibu saya jadi ketakutan setiap kali kami mau lewat di sini. Plus, saya juga enggan meminta tolong para pegawainya. Karena sering saya perhatikan, kalau diminta tolong wajahnya kayak pada gimanaaa gitu. Selama kami menginap di sini, hanya satu orang yang langsung menolong tanpa diminta lagi. Dan ketika kami bilang terima kasih, katanya ibunya mengingatkan dia sama orangtuanya juga. Jadi terharu...
Awalnya kami mengobrol dengan tamu lain, yang baru saja akan check out dari hotel. Pas tamu tersebut sudah berangkat, saya lihat mama mulai tertidur di sofa. Eh, tahu-tahu pak Teguh yang sepertinya manager on duty-nya tiba-tiba menghampiri kami. Sedari awal, memang beliau yang saya tanya soal check-in lebih awal. Dan tebak, kami diperbolehkan masuk lebih awal, karena ada kamar yang sudah siap. Jujur ya, rasanya senang banget dan lega karena kami tidak perlu bengong sampai jam 12 untuk check-in. Pada saat itu saya sudah tidak memasalahkan mau dapat kamar di lantai mana saja terserah deh. Saya biasanya lebih suka kamar di lantai tinggi. Tapi kali ini, yang penting bersih dan AC berfungsi dengan baik, serta kamar non smoking, sudah lebih dari cukup. Kartu untuk kunci kamar pun diberikan dua bagi kami. Lalu kegiatan kami begitu masuk kamar yang terletak di lantai 1 adalah tidur. Yah, begitulah kalau sudah jompo ya teman-teman.
Situasi kamarnya seperti foto yang ada di atas:
- Begitu pintu kamar dibuka, akan terlihat restroom di sebelah kanan dekat banget sama pintu kamar.
- Kami dapat kamar dengan dua tempat tidur terpisah. Masing-masing tempat tidur dekat meja kecil, jadi gampang kalau mau meletakkan handphone atau kacamata.
- Ada AC, televisi, amenities seperti gelas, electric kettle, teh, kopi, gula, lalu toiletries juga lengkap kok. Handuknya warnanya sudah kusam tapi ya udah deh.
- Jika ingin tambah air minum, tersedia dispenser yang terletak di koridor.
Pemandangan dari kamar kami ya jalur buat parkir mobil ini. Tapi kalau buat saya, mendingan ini pemandangannya daripada kamar yang tidak ada jendela. Iya, saya bukan tipe yang suka menginap di tempat yang tidak ada jendela kamar. Mau yang dilihat area parkiran kek, atau lahan kosong antah berantah, yang penting ada yang bisa dilihat.
Terus kegiatan kami pas malam tahun baru ngapain? Awalnya mau duduk di luar, karena tersedia tempat duduk persis di depan pintu masuk hotel. TAPIII, ya balik lagi karena mesti naik turun tangga, akhirnya kami nongkrong saja di dalam lobby, tempat ibu saya ketiduran tadi pagi. Memperhatikan tamu-tamu yang lalu lalang. Hahahhaha...
Ketika kami sampai di sini, Surabaya sedang sering hujan. Jadi, percaya atau tidak tapi sepanjang kami menginap di sini, kami jarang menyalakan AC karena DINGIN POLL! Begitu pasang AC, langsung menggigil karena dinginnya benar-benar menusuk. Karena alasan itu juga kami memilih duduk di lobby dengan menikmati hot chocolate-nya Point Coffee. Indomaretnya hanya dalam hitungan langkah kaki. Jadi sempatlah saya buru-buru ke sini, saingan sama yang beli jagung bakar dan mengucapkan Selamat Tahun Baru pada pegawai-pegawainya.
KESIMPULAN
Jadi kalau ditanya apakah saya akan kasih rekomendasi untuk menginap di sini? Antara ya dan tidak, tergantung pada kondisi kalian sebagai tamu.
Kalau kalian harus menggunakan kursi roda atau mobilitasnya terbatas, maka siap-siap sport jantung pas ke sini. Anak tangganya banyak banget yang harus dilalui sebelum masuk ke area hotel.
Kelemahan lain hotel ini adalah suara bising dari tamu yang tengah lalu lalang dalam di koridor. Tapi kalau sudah capek sih, tidak terlalu mengganggu juga.
KELEBIHANNYA:
Kalau kalian ingin berada di tengah kota, dekat dengan mall, dengan pusat keramaian, serta hobi kulineran, maka hotel ini oke banget. Hotel ini tidak jauh dari jalan Pregolan yang merupakan Lokasi dari beberapa kedai kopi & restoran (termasuk Winglok yang buka 24 jam dan Bon Café, restoran legendarisnya Surabaya).
Dan walau ada beberapa pelayanan yang mengecewakan tapi masih dipertemukan dengan orang yang baik seperti pak Teguh dan juga beberapa staff lainnya yang maaf saya tidak ingat namanya, sudah bersyukur deh.







Ini Ibis yg merah berarti ya mba... Selama ini aku sukanya Ibis style. Tapi kayaknya bener sih, ibis itu AC nya duingiiiiiin hahahahaha. Kesukaan ku bangettttt.
BalasHapusBerarti utk yg pakai kursi roda masih agak ribet lah yaa. SKr ini aku kalo stay di hotel jadi merhatiin juga jalur wheelchair nya mba. Mana yg ramah, mana yg ga.
Kalo tahun baru gitu, jujur ya aku skr ini udh masuk fase di mana LBH suka di rumah atau kamar aja deh. Udh ga semangat kalo hrs kluar hanya sekedar liat kembang api hahahah
Ahahaha, iya sih kalau dipikir-pikir mending bobo aja di kamar pas malam tahun baru. Dan memang walau ke luar kota, kami berujung bobo di kamar. Wkwkwkwk. Apalagi ini hotel asli dingin banget, pas buat bobo manis. Padahal dapat kamar di lantai 1, jarang banget loh dinyalain tuh AC saking dinginnya.
HapusKelemahannya iya, pada jalur untuk pengguna kursi roda, semoga saja suatu hari nanti ditambahin sama mereka.
Agak disayangkan yaa sekelas Ibis untuk fasilitas akomodasi wheelchairnya masih kurang banget. Ditambah lagi beberapa staff yang mungkin perlu ditraining ulang agar bisa lebih tebal lagi empatinya. Untung ae ada mas Teguh alias managernya langung, walaupun ya gak bagus juga si kalau pelayanan baik hanya mengandalkan 1-2 orang saja.
BalasHapusAku juga kalo lagi nginep hotel, pengennya yang ada jendela mbaaak. yha walau kadang zonk cuma dapet view genteng doang, tapi at least bisa buka dan mengundang udara segar masuk siiih. Ketimbang gak ada jjendela sama sekali, malah berasa stress jadinya.
Tahun baru kalo dulu pas masih bujang, aku lumayan seneng sih kesana kemari. Sekarang udah ada buntut mah, kayaknya mending turu aja deh hahahaha.
iya, walau jendela di kamar hotel biasanya gak bs dibuka ya, tapi paling enggak ada pemandangan keluar gitu loh. Sama, saya jug sering dapat yang zonk pemandangannya, wkwkwkwk...
HapusBener, yang bikin kurang sreg di hotel ini karena sebagian besar staff2nya terlihat cuek gitu loh. Setahu saya, kalau lagi di hotel dan mereka ketemu tamu, biasanya kan menyapa. Ini mah lewat begitu aja...
Tahun baru juga biasanya saya sm ibu pasti ngorok sih... wkwkwk... udah gk ada energi melihat pesta kembang api
Adanya jendela pas berada di penginapan berasa nyaman sih kalo menurut daku, karena bisa lihat pemandangan luar biar gak bosan.
BalasHapusKalau yang ruameee sama pintu di luar, daku pernah ngerasain. Ya agak ganggu, karena yang tadinya pengen lelap, jadi melek lagi hehe.
Semoga kedepannya hotelnya ada jalur khusus yang lebih ramah untuk pengguna kursi roda ya, sehingga memudahkan mobilitas.
Iya, aku berasa pengab kalau berada dalam ruangan yang tidak ada jendelanya. Pernah mengalami ada jendela, tapi ketutup sama gedung sebelah. Hahahah... Aku juga berharap semoga hotel ini kelak lebih lengkap fasilitasnya untuk pengguna kursi roda, karena sebenarnya hotel ini ok, letaknya juga di tengah kota jadi gampang kemana2
HapusWah syukurlah bisa early check-in ya mbak di Ibis ini. Itu poin yg oke menurutku, so customer bisa cepet istirahat setelah perjalanan panjang. Apalagi bawa orang tua.
BalasHapusSemoga pelayanan staffnya bisa lebih ditingkatkan lagi.. klo dari sisi lokasi sih udah oke banget ya, strategis mau kemana².
Hal pertama saat menjadi karyawan hotel adalah jiwa melayani. Jadi tanpa disuruh atau diminta juga sudah siap menolong ya Mbak. Apalagi Mbak Ria dan Mama benar -benar tamu di sana. 3 malam lagi. Jadi kalau ada yang berwajah masam, ga inisiatif menanti tamu mengurangi nilai review juga.
BalasHapusTernyata gak semua kamar hotel kedap suara ya, Mbak? Kudu teliti baca review hotel di banyak tempat berarti sebelum memutuskan untuk nginap di mana.
BalasHapusDi Ibis hotel ini ada kolam renangnya kah? Sebenernya untuk harga 500rb termasuk terjangkau. Semoga pelayanannya lebih baik lagi.
Belum ada yang berubah dari hotel ini
BalasHapusSaya pernah menginap juga
Lumayan dapat pesta BBQ yang enak
Sayangnya gak ada kolam renang, itu saja yang disesalkan anak anak hehe
Meski pemandangannnya buakn yang best view, tapi aku setuju mbak, mending ada jendela daripada gak yaa. Soalnya kalau gk ada jendela suka ovt, kecuali kalau hotelnya yang penginapan kecil2 itu aja hehe.
BalasHapusAlhamdulillah ya bisa masuk kamar lebih awal, rezeki sih itu, apalagi bawa ibu yang pastinya kelelahan selama di jalan.
Ada pegawai yang mau bantuin pula buat naikin kursi roda, walau sisanya jutek, ini sih dikomplain aja mbak hehe.
Ibis ini termasuk agak ke tengah ya kalau gak salah lokasinya?
Fasilitasnya so so sih ya tapi lumayan tu mbak ada hairdryer hehe.
Jadi malam tahun barunya dihabiskan duduk2 di lobi aja ya? Tapi yang pasti sih tetep ramai ya hotelnya walau sampai malam, apalagi di luar kyknya dar der dor kembang api :D
Lokasinya Ibis Surabaya kali ini enakeun banget sii..
BalasHapusDi Basra deket mana-manaa.. ada Gramed sama tepe.. tinggal sekali meluncuurr... ((karena ada di jalan yang sama)).
Tapi asa aneh yaa, wisata kok ngemol??
Nasib wisata ke kota besar sih ini yaa..
Btw, Ibis menejemennya ada macem-macem yaa..
Dan kayanya ini bangunan lama yang dimanfaatkan Ibis.
Jadi serba "yang penting adaaa" aja.
Seperti akses wheelchair ini.. kayanya memang sebatas "yang penting uda ada".
Ternyata Ibis Surabaya City Center ini gak ada fasilitas untuk yang memakai kursi roda yaa, heuheuu
BalasHapusSayang sekali.. Apa mungkin karena memang targetnya untuk pekerja aktif di sekitar ya... Karena menimbang dari lokasi kan sangat strategis tuhh...
Oiaaa dan fakta di situ tidak ada kolam renang menandakan tidak akan jadi pilihan keluarga kami saat bertamu ke Surabaya.. karena perbocilan ini Mbaaa,,, harus banget berenang kalau nginep tuuuhh, heuheuu
aku belum pernah masuk ke hotel ini, cuma lewat aja.. iya disini enak tengah kota bisa kemana mana dekat. naik bus suroboyo juga bisa. sayang aja ga ada kolamnya ya.. pasti lebih menyenangkan apalagi yang punya anak hehehe
BalasHapusSaat menginap, sebelum pesan memang better kita baca review detail dulu ya mba biar nggak dibikin spot jantung karena harus melewati area yang nggak ramah pengguna kursi roda. Saya salut sama pegawai cekatan yang siap siaga membantu serta pak Teguh yang membolehkan check in lebih awal.
BalasHapusSehingga kesannya nginap di hotel ini lebih better ya. Cuma buat pengguna kursi roda atau ada anak kecil memang harus dipertimbangkan kembali secara matang.
Hotel Ibis adalah salah satu hotel legendaris di surabaya
BalasHapusHotel yang nyaman dan terletak di lokasi startegis
Selain Ibis merah, ada juga Ibis Hijau
Ini hotel budget gitu mbak
Haha ya setuju, aku juga seneng dengan kamar yang ada jendelanya, walaupun di luar yang terlihat kuburan (pernah kejadian satu kali di Kuala Lumpur begini, untungnya kuburannya jauh hwhw). Sebab terasa lebih lega dan gak ngap aja gitu.
BalasHapusTerakhir kali aku menginap di hotel juga di Ibis Palembang. Hmm, soal keramahan staf, aku pengalamannya juga sama. Mereka gak terlalu hospitable. Lebih cenderung lempeng gitu. Tapi untungnya secara umum fasilitasnya lumayan. Mungkin karena yang di Palembang tergolong baru jadi semua fasilitasnya masih dalam kondisi baik.
Di hotel atau penginapan kalau pelayanan kurang ramah jadi kurang nyaman juga ya, Mbak. Untungnya di Hotel Ibis ini masih ada beberapa staf yang ramah, ya.
BalasHapusAda kelebihan ada juga kekurangannya. Setuju sih tergantung yang mau nginep prioritasnya apa. Kalau pas kayak mbak Ria dengan ibunya seperti dalam cerita, jadi kurang nyaman juga, ya. Sampe ketakutan gitu pas mau lewat. Huhu.
Btw makasih sharingnya, Mbak :)
Wah, bisa early check in yang se-early ini tuh memang rejeki banget sih. Kadang udah capek tapi bingung harus ke mana lagi ya mending ke hotel ya. Untunglah ada kamar tersedia untuk early check in kayak gini, jadi bisa istirahat sama ibu juga.
BalasHapusHuah, emang ya kalau bawa kursi roda atau stroller itu jadi lebih banyak yang dipertimbangkan. Pas lihat foto ramp-nya, aku mikir "oh, bisa pakai kursi roda", tapi setelah baca lebih lanjut, aku jadi balik lagi ke foto itu mbak, bener juga ya, udahlah kurang landai, gak ada pagar pelindungnya pula, jadi was was banget lah lewat sini.
Entah kenapa aku kalau tahun baru juga sekarang berkurang banget keinginan mau lihat kembang api gitu. Apa emang karena faktor umur juga ya, ahahaha.
Ada jalur untuk kursi roda, tapi sayangnya belum sepenuhnya ramah bagi pengguna. Semoga ini bisa jadi perhatian pihak hotel ke depannya.
BalasHapusAku juga sama kayak Mbak, lebih suka kamar yang ada jendelanya. Mau ngadep ke mana pun, yang penting ada cahaya dari luar, dan ada yang bisa dilihat, apapun itu. Kalau gak ada jendela, auto cari yang lain. Rasanya agak nggak aman aja kalau tertutup banget 😅
Tapi di balik kekurangan itu, ada hal yang berkesan ya mbak, terutama keramahan Pak Teguh, sang manajer. Dan aku jadi ikut senang tahu ada Indomaret di situ, jadi gampang kalau butuh beli sesuatu, termasuk kopi hangat ya.