Blog berisi curhatan si lajang

Jumat, 11 Desember 2015

Tanpa Komentar Kurang Seru

Punya blog kalau tidak ada yang kasih komentar sama sekali itu rasanya kurang seru... Dari komentar, ada yang memberi masukan, pertanyaan yang bisa dijadikan bahan postingan di lain waktu. Walau tentu saja ada banyak juga komentar gak jelas hingga yang numpang iklan.

Berikut adalah sebagian komentar pembaca yang berbaik hati menyempatkan waktu mampir:



Komentar-komentar yang ada kaitannya dengan postingan blog: 


Selasa, 08 Desember 2015

Christmas Movie : Le père Noël


"Dear Santa, tahun ini saya sudah menjadi anak yang baik...., hanya sekali menjambak rambut adik saya..."
"Dear Santa, tahun ini saya ingin hadiah juga buat kakek, dia yang menuliskan surat ini..."

Kapan terakhir kali kita percaya kalau Santa Klaus alias Sinterklaas itu ada?  Antoine (the super cute Victor Cabal) yang berumur 6 tahun dan penderita asma; jelas percaya banget kalau Santa Klaus itu betul-betul ada. Ia nyaris tidak bisa tidur di kamarnya saat malam Natal karena ingin bertemu langsung. Dan karenanya ia kaget bercampur senang ketika mendengar suara barang jatuh yang ternyata...oh! Santa Klaus! Yang dalam bahasa Prancis : Le père Noël.

Senin, 07 Desember 2015

Desperate Dheepan


Film dimulai dengan adegan beberapa orang tengah membakar jenazah dan seorang pria yang mengganti bajunya. Wajahnya seperti tengah memutuskan sesuatu. Lalu adegan berganti dengan seorang wanita yang tengah berada di tempat penampungan dan bertanya ke beberapa orang. Ia selalu menanyakan apakah anak ini ada orangtuanya atau tidak? Akhirnya ia bertemu dengan seorang anak yang telah kehilangan orangtuanya. Mereka berdua lalu berlari menuju ke tenda dan pria yang tadi ada di awal film juga ada di sana. Petugas tengah memperhatikan mereka bertiga dan memberikan passport dari satu keluarga yang telah tiada. Dan itu artinya, mulai saat itu mereka bertiga harus melupakan kehidupan lama termasuk nama dan berganti menjadi Dheepan (Antonythasan Jesuthasan) sebagai kepala keluarga, Yalini (Kalieaswari Srinivasan) sebagai ibu dan  Illayaal (Claudine Vinasithamby) sebagai putri satu-satunya. Dari Sri Lanka mereka menjadi pengungsi di Prancis. 

Di Prancis dengan status sebagai pengungsi, keluarga ini ditempatkan di daerah yang ternyata tidak aman. Dekat tempat tinggal mereka ternyata ada tempat gangster yang juga warga keturunan. Beberapa kali terjadi tembakan antar gang tersebut yang membuat Yalini dan Illayaal teringat kembali perang yang terjadi di negara asal mereka. Yalini bahkan nyaris  meninggalkan keluarga gadungannya untuk tinggal dengan saudaranya di Inggris. Tapi suatu kejadian akhirnya mendekatkan mereka sebagai keluarga yang seutuhnya.

Jumat, 04 Desember 2015

Invitation à l'ouverture du Festival #SinemaPrancis



Baru mencari di Google Translate dan mudah-mudahan gak salah ya *usap peluh*

Beberapa hari lalu saya iseng untuk ikut kuis yang diadakan oleh IFI untuk mendapatkan undangan pembukan Festival Sinema Prancis. Yang pertama kali gagal dilanjutkan yang kedua dan ketiga hasilnya sama. Tidak dapat. Eh, ketika kuis yang terakhir ternyata saya berhasil mendapatkan tiket pembukaan yang diadakan pada hari Kamis tanggal 3 Desember 2015. Dan saya berhak mendapatkan dua undangan. Yay!



Mengingat pengalaman buruk di festival film lain, saya sempet deg-degan juga ketika bertanya pada panitia soal undangan tersebut. Apalagi ketika yang standby mengatakan untuk datang lagi menjelang jam 7 malam karena panitia yang bertugas belum hadir. Waduh, dapat atau tidak nih? Seorang teman saya yang udah hopeless sama kuis memutuskan untuk membeli sendiri tiket nonton pembukaan yang berjudul Dheepan seharga Rp. 50.000,-

Rabu, 02 Desember 2015

Makan Melulu

Sebenarnya Ria itu kerjanya apa sih? Kok perasaan makan melulu?

Begitu tanya seorang kenalan lewat sepupu saya (kebetulan kami bertiga saling mengenal). Dan tentu saja saya jadi ketawa habis-habisan. Memang ya, media sosial dan blogging itu pengaruhnya luar biasa... Sehingga memberi kesan seolah kerjaan saya makan melulu. Ya iya sih, saya memang makan terus kalau enggak bisa sakit dong? #eh

Pekerjaan saya? Sehari-hari saya bekerja sebagai staff admin di sebuah perusahaan. Bergerak di bidang makanan? Tentu saja tidak... Makan itu memang hobi saya banget dari dulu. Dan seiring berjalannya waktu...ehm, ceritanya sadar makin lama makin tua sementara blog kok tidak mengalami kemajuan maka saya memutuskan untuk membenahi blog. Sejak saya mulai niat serius dengan blog dan memutuskan ingin dikenal sebagai food blogger, jelas saya jadi lebih rajin posting foto-foto makanan. Sebenarnya sih, hobi foto makanan ini sudah saya miliki sejak punya pocket camera. Kayaknya sayaaang banget jika tampilan makanan yang cantik itu tidak diabadikan sebelum hancur dikunyah oleh saya. But that's an old story...

So, kalau ada yang bilang saya kok makan melulu...

Selasa, 01 Desember 2015

DISCLOSURE

Ketentuan ini berlaku sejak 1 Desember 2015

Blog ini adalah blog personal yang ditulis dan diedit oleh saya sendiri. Untuk pertanyaan mengenai blog ini silahkan hubungi saya di hobinyaria@gmail.com

Blog ini menerima kompensasi dari sponsorship, kompetisi dan affiliasi.

Kompensasi yang diterima mempengaruhi konten, topik dan postingan yang dibuat diblog ini. Konten, review dan postingan di blog ini tidak selalu berisi konten yang dibayar.

Pemilik blog ini mendapatkan kompensasi untuk memberikan opini dari setiap produk, pelayanan, dan topik yang berbeda. Walaupun begitu, pemilik blog tetap mengedepankan opini yang jujur, seimbang, terpercaya dan sesuai pengalaman dari produk tersebut. Setiap opini dan sudut pandang adalah murni dari pemilik blog.

Untuk klaim produk, penawaran, pertanyaan dan hal yang berkaitan dengan produk atau jasa harus ditujukan kepada pemilik produk dan jasa tersebut. Blog ini hanya memberikan opini dan review.

Blog ini tidak memuat konten yang memicu perdebatan.
=========================================================

This policy is valid started December 01st, 2015.

This blog is my personal blog, written and edited by me. For further information about this blog please contact me at hobinyaria@gmail.com

This blog received compensation from sponsorship, competition, and other  form of compensation including affiliation. The compensation received affects the advertising content, topic, and post made in this blog. That content, advertising content, review, and post may not always be identified as paid content.

The owner of this blog is compensated to provide opinion on products, services, websites and various other topics. Even though the owner of this blog receives compensation for our posts or advertisements, we always give our honest opinions, findings, beliefs, or experiences on those topics or products. The views and opinions expressed on this blog are purely the bloggers’ own. Any product claim, statistic, quote or other representation about a product or service should be verified with the manufacturer, provider or party in question.

This blog does not contain any content which might present a conflict of interest.

Senin, 30 November 2015

Japanese Film Festival First Timer


Dulu, dulu, duluuu banget ada yang namanya Jiffest; surga buat penggemar film-film. Selain film Amerika, ada juga film dari negara-negara lain yang bisa dinikmati. Tentu saja tidak semua film-film tersebut bisa dinikmati oleh saya. Mungkin karena sudah terbiasa dengan film-film Amerika yang ceritanya berjalan cepat jadi terkadang ada film-film yang membuat saya ngantuk. Sudah ngantuk saya masih tidak mengerti juga jalan ceritanya apa. Cape dheee. Dan kejadian itu terulang lagi ketika untuk pertama kalinya saya menonton di Festival Film Jepang.

Diambil dari Fanpage The Japan Foundation

Ini adalah kali pertama saya menonton di Festival Film Jepang dan teman saya sudah membelikan tiket untuk film yang berjudul A Samurai Chronicle. Dan ternyata…kejadian bobo bareng itu berulang. Tapi sebelumnya, kurang lebih inilah inti ceritanya… hasil dari google dan bukan dari olahan otak sendiri setelah nonton.


Jumat, 27 November 2015

Meeting My Online Friends

I have this habit to ask someone that I know from correspondence and nowadays from the internet. Naturally, I didn’t ask all of them to see each other in person for various reasons. One of the reasons is because not all of them live in Jakarta. And even some of them live here in Jakarta, they are a bit reluctant in meeting with strangers. Yeah sure we chat about movies, food, our dreams for the future and so on. But is different when you chat with someone that you only know her or his face from pictures then suddenly there you are face to face. Why she or he wants to see me? Will our friendship continue after this meeting? Because of that reasons, and like a penpal once said to me that she would rather to keep the mystery between me and her. That's her response when I asked to exchange our photos. Noted. The mystery was too much for us and finally the correspondence just ended. No hard feelings because well we hardly know each other. 


Years after that, I have more online friends and also meeting  several of them in person. Not all foreigner, two of my online friends are Indonesian but live abroad. I met them in person when they went back home to Indonesia. One is an Indonesian woman who has married and live in Koblenz; Germany. Though we only have limited time to chit chat but we were able to meet up. I met her children and they are all looking gorgeous. The other one is another Indonesian woman who was studying in Korea. Now with her hubby; they live and working (somewhere) in Netherlands. 

Rabu, 25 November 2015

Tricky Tagging

So here I am, like to take photos of myself (I think we all know that by now) and naturally photos of all my friends. And naturally, after taking those pictures with great efforts I certainly want to upload them on social media. And then, my friends will need (well, at least I think they need to) information that the photo of us together has been uploaded. And to do that, why not use the tagging function on Facebook? It is easier right? Right?

Nope.

Once an acquaintance of mine was totally upset she even took the time to give me lecture about how I have to respect other people's privacy. Not everybody like to be tagged on social media and let the whole wide world know about their personal details and so on. It was a very long lecture. Obviously, I get the message...right?

Nope. Again.

Of course, I carefully avoid tagging her on social media for worry she is going to explode again. I thought she exaggerated the privacy thingy. I still think that everybody would love to be tagged. And why the heck not?

But now I grew up (older to be exact) and start to realize that not everybody like to have their photo uploaded on social media. So, I was about to post on how fun and great for me to meet my online friends in person. But to post that I have to upload any photo of me with them. And then I remembered how angry my acquaintance was about that and therefore I decided to ask through Facebook. And got few responses

Senin, 23 November 2015

CoCo Ichibanya Curry House


Sejak diajak teman makan di Marugame Udon saya jadi mau mencoba Japanese Curry di CoCo Ichibanya yang salah satu lokasinya ada di Grand Indonesia.

Ketika kami datang masih belum jam makan siang sehingga dengan cepat kami mendapatkan tempat duduk. Restorannya tidak terlalu besar dan tidak ada ruangan bagi para perokok. Mungkin karena banyak pengunjung datang dengan membawa anak-anak kali ya makanya tidak disediakan ruangan bagi yang merokok.

Untuk minuman karena kami berdua sedang tidak ingin yang dingin, maka teh panas menjadi pilihan. Ternyata untuk teh panas, masing-masing kami mendapatkan satu teko.


Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.