Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 18 Januari 2016

The 5th Wave - Not My Cup Of Tea

Ketika mendengar bahwa film yang berjudul 5th Wave ini termasuk yang ditunggu di tahun 2016 dan diangkat dari novel dengan judul sama, saya langsung deh buru-buru berusaha baca novel sebelum menonton filmnya. Tapi akhirnya bacaan belum selesai, filmnya saya tonton juga Sabtu lalu.

The 5th Wave bercerita tentang tokoh utama ABG cewek bernama Cassie Sullivan (Chloe Grace Moretz). Cewek yang ceritanya biasa-biasa saja. Tinggal bersama kedua orangtuanya dan sang adik yang bernama Sam (Zackary Arthur). Ia naksir berat sama cowok beken di sekolahnya yang bernama Ben Parish (Nick Robinson) dan cukup yakin kalau Ben tidak tahu dan pasti tidak naksir padanya. Hingga akhirnya masa remajanya yang sepertinya biasa saja berubah total ketika dunia didatangi oleh pesawat alien. Lalu serangan pertama dimulai dengan gelombang elektromagnetik sehingga mematikan semua aliran listrik. Termasuk alat komunikasi kekinian yang tidak bisa lepas dari tangan abg seperti cassie yaitu handphone; tidak bisa digunakan. Lalu datang gelombang  keempat yang memaksa Cassie dan keluarganya untuk mengungsi. Di tempat pengungsian, Cassie harus menyaksikan ayahnya terbunuh dan ia terpisah dari sang adik. Dimulailah perjalanannya seorang diri untuk bertahan hidup serta mencari Sam. Di tengah perjalanan ia bertemu seorang cowok misterius bernama Evan Walker (Alex Roe) .Ben Parish yang dikira telah tewas oleh Cassie ternyata bersama banyak anak lain direkrut oleh tentara. Mereka dilatih untuk berperang menghadapi serangan para alien dan dipimpin oleh Kolonel Vosch (Liev Schreiber)

Kamis, 14 Januari 2016

The Saviour Shoes

Foto dari postingan sebelumnya

Kemarin saya abis ngoceh-ngoceh soal baju amit-amit yang saya beli online... Kesimpulannya memang saya kalau sudah mupeng sama barang jadi pengen cepet-cepet beli. Akibatnya tidak teliti. Dan ini terulang lagi sama sepatu yang sudah jadi penolong untuk baju batik itu.

Loh? Kok bisa?

Jadiii, selama ini saya temenan di medsos sama penulis keren yang namanya Langit Amaravati... Awalnya saya tidak tahu kalau emak satu ini bukan hanya sering menang pada banyak kompetisi blog. Tapi juga punya produk-produk sepatu, kaos dan tas. Hanya saja selama ini saya baru pada level mantengin hasil produk-produknya di Facebook dan Instagram. Eh, tapi ceritanya pada suatu malam pas lagi melipir ke akunnya saya langsung jatuh hati sama sepatu ini.

Rabu, 13 Januari 2016

Being Fashionable

Contoh warna dan motif baju dr penjual
Okay, sudah cukup saya mengoceh soal makanan, restoran, selera saya dan tips yang ternyata toh dilanggar juga. Sekarang saya akan mengoceh (topiknya beda tapi niatannya sama) tentang baju batik yang saya beli. online.

Yak, tidak perlu mengingatkan kalau dulu saya pernah membeli sekaligus dua saat itu dan semuanya gagal dengan sukses. Jadi setelah kegagalan luar biasa itu saya sempat kapok. Tapi, lama-lama saya lupa akan kegagalan belanja online. Mulai deh saya meilipir lagi ke beberapa situs belanja online dan juga yang khusus menjual baju. Beberapa diantaranya punya outlet sendiri dan juga rajin ikut semacam bazaar dan pameran di mall. Jadi setelah saya melihat foto pakaiannya, saya cocokkan dengan aslinya dan saya puas. Percaya diri kembali saya dapatkan dan mulai membeli baju online tanpa melihat baju aslinya. Ternyata tidak semua toko baju online itu buruk. Kemudian saya mulai mencari yang ceritanya agak mahalan dikit buat kantong saya. Untung tahun baruan duong ceritanya. Sepatu baru sudah saya dapatkan dan ada ceritanya sendiri nanti. Yang belum ada tinggal baju dan saya memilih dress batik. Saya sempat bingung dengan dua model baju. Tapi saya pilih yang model dress, yang memanjang dan melebar ke bawah. Karena biasanya saya menggunakan ukuran L dan untuk ukuran saya masih gak pede untuk memesan ukuran M; kalau tidak mencobanya sendiri.

Jadi, saya menemukan toko online yang sepertinya dapat dipercaya. Produknya belum banyak tapi modelnya hanya beberapa orang. Maksudnya begini, saya sekarang tidak pernah percaya untuk membeli produk yang digunakan oleh model yang mukanya Korea banget. Alias, baju itu pasti memang aslinya keren, dipakai sama orang yang udah cakep. Nah, pas sampai ke saya bahan bajunya beda banget. Dan digunakan oleh saya yang tentu saja tidak sekeceh dan selangsing model Korea tersebut.  Nah,  yang ini sama sekali tidak. Baju digunakan sendiri; bisa jadi oleh yang punya toko online tersebut. Sayangnya, saya melihat sambil lalu saja testimony yang belum banyak. Dengan bodohnya saya pikir, well… namanya juga toko yang baru buka. Tentu saja baru sedikit yang memberikan testimony.

Selasa, 12 Januari 2016

Splendid Sana Sini Restaurant

They will greets you nicely

Pada tanggal 23 Desember 2015 lalu, saya dan rekan-rekan kantor berkesempatan untuk makan siang sebelum tutup tahun di Restoran Sana Sini. Awalnya sempat ragu karena paket buffet hanya menyediakan satu kali minum. Pengunjung hanya bisa memilih kalau tidak minum hot tea ya hanya hot coffee. Buat saya, yang penting ada satu gelas minum karena buah bisa dijadikan pengganti air minum.  Sayangnya, saya lupa menanyakan jenis teh apa yang disediakan. 

Pas sampai ke sana saya mengira, oh tempatnya tidak terlalu besar. Tapi saya salah banget. Tempatnya luas dan memang rada memaksa pengunjung buat berjalan agak jauh untuk “mengintai” makanan apa saja nih yang bakal disantap dulu. Tempat duduk tersebar berdekatan dengan masing-masing food station. Jadi, food stations ada empat yaitu untuk makanan Western, makanan Cina, makanan Jepang dan tentunya Indonesia duong. Saya kurang mengerti juga kenapa makanan Indonesia justru diletakkan paling belakang, bersamaan dengan tempat buah dan kue. Kebetulan tempat duduk saya dan rekan-rekan kantor beserta pak dan ibu boss tentunya berada di depan, dekat food station makanan Western. 

Dari hasil browsing sana sini, saya mendapatkan informasi makanan yang direkomendasikan di sini maka saya …

Senin, 11 Januari 2016

Tips Makan dengan Menu Buffet


Beberapa waktu lalu saya dan rekan-rekan kantor makan akhir tahun di restoran yang berlokasi di Hotel Pullman – Thamrin. Jujur, kalau saya sih memang selalu gagal total untuk mencoba semua jenis makanan jika makan buffet di beberapa restoran. Tapi kali ini saya bertekat setidaknya ingin menyantap makanan yang menjadi andalan di restoran tersebut. Dan tidak perlu sampai nekat membawa wadah makanan hanya gara-gara kekenyangan tapi masih penasaran sama beberapa makanan tertentu.

Tips ala saya untuk makan buffet adalah:

1. Sadar sama kapasitas perut
Ini penting banget untuk disadari bahkan sebelum masuk ke restoran tersebut. Itu sebabnya juga kalau dengan modal sendiri saya belum berani deh makan dengan menu buffet di hotel. Selain karena memang belum punya modal untuk makan di sana. Plus, perut ini tidak punya elastisitas seperti karet yang bisa membesar ketika dibutuhkan.

2. Fokus
Kalau sudah ada kesadaran bahwa perut tidak akan mungkin menampung semua makanan yang ada maka kita sudah bisa mulai fokus pada apa yang ingin kita santap. Mau hunting makanan yang gak biasa kita santap alias siap berpetualang lidah. Atau hanya mau makanan yang kita suka dan ingin tahu di restoran itu seperti apa rasanya.

Jumat, 08 Januari 2016

Heavy Hanamasa

Hanamasa di FX

Tanggal 19 Desember 2015 lalu seorang teman yang baru saja mendapatkan hadiah voucher makan di Hanamasa mengajak saya makan di sana. Jadi tugas saya adalah mencari lokasi Hanamasa yang cocok untuk kami berdua.

Yang masuk kategori cocok adalah

1. Mencari tempatnya gak pake acara ribet.
Ini termasuk untuk urusan mencari tempat parkiran di mall. Dan mall-nya gak gede-gede amat yang bikin perut tambah kelaparan sebelum mendapatkan tempatnya

2. Restoran Hanamasa yang ramai
Emang ada restoran Hanamasa yang gak rame ya? Ya barangkali aja. Karena patokannya kalau ramai, berarti tempatnya asik buat nongkrong.

Kamis, 07 Januari 2016

Tips Memilih Restoran Untuk Menu Buffet


Setiap tahun baik menjelang Lebaran juga Natal dan Tahun Baru, kantor tempat saya bekerja mengadakan acara makan bersama.  Karena sebagian besar pegawai di kantor adalah para cowok yang masih dalam masa pertumbuhan alias semangat makan tinggi, maka jelas tipe makanannya harus yang all you can eat. Atau kalau di hotel istilahnya menu buffet. Begitu koreksi seorang staff hotel ketika saya menghubunginya dan menanyakan berapa harga menu all you can eat.   

Pekerjaan saya di kantor adalah sebagai admin yang antara lain bertugas (tugas favorit) untuk mencari restoran mana di hotel mana yang menyajikan menu buffet. Harus dipastikan menu tersebut termasuk minuman. Ya, beberapa restoran di hotel yang sudah saya bolak balik tanyakan tidak menyertakan minum dalam paket buffet mereka. Buat saya, tidak ada minum tidak terlalu masalah sebenarnya…  Karena…, ah sebaiknya saya bagi-bagi sedikit daftar pertanyaan yang harus saya lontarkan setiap kali tengah menanyakan menu buffet:

Berapa harganya?
Sudah pasti ini pertanyaan wajib pertama yang harus ditanyakan duong. Dan pastikan harga yang diinformasikan pada kita sebagai yang menanyakan adalah harga nett per orang.
Harga untuk sarapan, makan siang dan makan malam berbeda. Apalagi kalau makannya saat akhir pekan. Bakal lebih mahal lagi. Jadi tinggal terserah mau pilih yang mana.

Selasa, 05 Januari 2016

Masakan Mama Part 3

Sambel pertama bikinan sendiri
Percaya tidak percaya, saya dulu paling ogah sama makanan yang menggunakan sambal. Pedas sedikit saja rasa makanan itu, pasti saya langsung berhenti makan. Bahkan ketika mulai mengenal makanan cepat saji seperti KFC, saya masih malas menggunakan sambal botol. Pokoknya saya benar-benar ogah menyantap segala sesuatu yang rasanya pedas. Rasanya seperti ada yang menggigt di sekujur tubuh.

Lalu mama saya membuat masakan ikan gurame bakar yang dinikmati bersama sambal buatannya. Sejak saat itu saya tidak bisa makan jika tidak terasa pedas hingga ke level yang keterlaluan. Kayaknya kalau semua makanan tidak menggunakan sambal atau setidaknya dengan bumbu dabu-dabu, itu rasanya gak enak. Hingga akhirnya seorang teman yang memang pecinta kuliner menegur saya. Katanya, saya ini mau makan makanannya dengan cabe atau makan cabe pakai makanan? Dan kalau dipikir-pikir ya benar juga sih. Kalau akhirnya semua makanan itu saya tambahkan sambal, mana tahu lagi akan rasa aslinya? Setidaknya saya harus mencoba dulu rasa makanan tersebut tanpa menggunakan sambal. Nanti belakangan kalau saya rasa tanpa sambal itu kok rasanya sekarat ya…, baru deh ditambahkan.

Senin, 04 Januari 2016

Masakan Mama Part 2

Ikan Gurame

Saya paling doyan ikan gurame tapi jarang makan karena mahal yeee... Apalagi kalau makan di restoran bisa bikin gondok ketika bayar. Jadi, saat liburan Natal hingga Tahun Baru saya merayu mama untuk dimasakkan ikan gurame goreng. Dulu, duluuu ketika dia masih kuat masak ikan gurame biasanya ikan itu dibakar. Tapi karena prosesnya ribet, maka kami berdua (tepatnya mama yang memutuskan) memilih untuk menggoreng ikan tersebut. 

Jadilah pagi-pagi saya dan mama pergi ke pasar demi ikan gurame tersebut. Per kilogram seharga Rp. 50.000,- dan pas ditimbang...yeah! Pas 1 kg; atau mungkin yang jualan langganan mama saya ya gak jelas juga deh. Mama lalu meminta agar si penjual membersihkan sisiknya saja dan jangan sampai kulitnya rusak. Sekalian minta tolong untuk membersihkan bagian kepala. Untuk bagian perut mama saya hanya berpesan agar kalau ada telornya; jangan dikeluarkan. Slurp... lemak di bagian perut ikan gurame itu memang yang bikin menggugah selera juga.  

Jumat, 01 Januari 2016

New Year Resolution

What is the most people loves to do when the new year come?


Making another resolution :D

I think we just love having something new in our life... Just like me whenever I have new diary or empty book, i feel there are so much I am going to write there... New ideas emerging from my mind can not wait to be written in those new white empty pages... But wait when we have finally reached half of the diary... suddenly we lost interest and forgot all the things that we have promised in the early year...

Now..., again... I am trying to write...really write them (you know using pen or pencil) on a diary about things that I want to do for the whole year. Like really, really blogging and not going hiatus again for a long time. 

So, let us open new chapter in our life in the year 2016... Don't give up hope when we finally reach the middle of our diary... Keep on doing what we have planned and may all our plan can be done...

*perhaps my plan meeting Daniel Craig someday, one day can really happen? Tsssh....- Need to understand the difference between plan and dream*

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.