Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 09 September 2024

KULINERAN SAAT #NORTHSUMATERATRIP

pemandangan alam Sumatera Utara

Bisa dibilang, saya termasuk yang suka makan daging babi tapiii, bukan pecinta berat. Sementara, mama saya sangat suka makan olahan daging babi. Apalagi makanan babi khas Manado (almarhum papa saya nih sukunya Manado sementara mama saya Batak) dan jelas masakan khas Sumatera Utara. Hanya saja, mengingat usia dan sakitnya yang borongan, maunya saya duh agak menahan diri sedikit begitu loh. Perkara makan babi ini jadi salah satu sumber keributan kami sepanjang perjalanan. 

Ketika kami dalam perjalanan ke Tarutung, mama saya langsung berpesan sama si pengemudi untuk mampir mencari rumah makan khas Batak demi babi (lagi). Dan ini terjadi ketika kami sampai di Pematang Siantar, yang padahal punya segudang makanan lain yang kepingin saya coba. Tapi akhirnya kami sampai juga di tempat rumah makan khas Batak. 


CATATAN:

Kalau kita jalan-jalan dengan menyewa kendaraan, tidak bisa dihindari kita akan dibawa ke restoran ataupun suatu tempat yang sudah dikenal oleh si pengemudi. Terutama kalau memilih naik shuttle atau KBT (ada di sini postingannya).

Dengan pengemudi kendaraan ini, memang mama saya yang minta dibawa ke rumah makan khas Batak. Jadi dibawalah kami ke langganannya. Dan ini tidak jaminan akan cocok sama selera kita ya. 


INFORMASI

Sebenarnya jenis makanan olahan babi apa sih yang diinginkan sama mama? Yang bikin dia kangen masakan rumahan selama kami jalan-jalan di Sumatera Utara? Memangnya di Jakarta tidak ada yang jual kah sampai sebegitu ngidamnya dia selama kami di Medan dan sekitarnya?

Ada sih yang jual, kan banyak lapo (warung) bertebaran di Jakarta. Tapi, memang makan di tempat asal itu sensasinya lebih gimana ya, apalagi yang dimasak langsung oleh kerabat sendiri. 

Yang dia paling cari adalah: 


BPK

BABI PANGGANG KARO

Tidak semua rumah makan masakan Batak adalah BPK. Batak Karo adalah salah satu dari beberapa suku Batak. Betul, suku Batak ada beberapa lagi, berdasarkan wilayah dan agama yang dianut.

Balik ke soal makanan, lalu pengolahannya bagaimana? Pastinya sebelum dipanggang, dibumbui terlebih dahulu, antara lain dengan bawang putih, bawang merah, serai, jahe, lengkuas, semuanya dihaluskan. Gunanya selain menambah rasa ada juga keperluan untuk menghilangkan amis.  Bumbu-bumbu yang disebutkan ini belum semuanya ya. Kalau mau melihat proses masaknya (karena saya kurang lengkap menerangkannya), bisa cek video ini deh.

Daging babi yang sudah dibumbui, dipanggang langsung di atas bara api, dan harus hati-hati agar semua bagian terpanggang dengan baik, tapi jangan sampai jadi kering. Kita kan maunya bagian kulitnya garing tapi dagingnya empuk. 

Ohya ada satu lagi yang pegang peranan penting: andaliman. Kalau disajikan bareng makanan, rasanya malah lebih enak dari sambal goreng atau terasi, itu menurut saya loh. 


SAKSANG

Pastinya daging babi dimarinasi dengan bumbu yang kurang lebih sama dengan babi panggang lalu daging ini direbus hingga airnya berkurang. Baru setelahnya ditambahkan kuah santan dan yang satu ini terserah saja mau digunakan atau tidak: darah babi. 



Iya, mendengarnya saja saya awalnya sudah serem juga, ini seriusan pakai darah? Eh, tapi setelah saya coba sendiri, ternyata tidak seseram atau seamis dan imajinasi jelek lainnya. Ya, kan darah babi ini juga sudah diolah terlebih dahulu, bukan dikonsumsi mentah-mentah. 

FYI, darah babi seperti yang terlihat di foto juga digunakan sebagai cocolan kalau sedang makan babi panggang. 

Cara memasaknya bisa diintip di video ini . 



RUMAH MAKAN KHAS BATAK

Lalu apakah kami mendapatkan yang diinginkan sama mama? Berikut dua restoran yang kami datangi; yang pertama bareng si pengemudi kendaran sewa sementara yang satu lagi bareng sama kerabat.




RUMAH MAKAN KHAS BATAK DORLEN

Pengemudi mobil yang kami sewa mengajak ke sini untuk makan siang.  Seperti yang saya duga, mama dan tante saya pesen babi dong. Saya sudah males bertanya babinya dimasak apa, karena mata saya tertumbuk pada ikan bakar. Eh, kayaknya enak nih, makan ikan bakar, dan saya tidak salah pilih. Ikannya fresh, dagingnya empuk, tidak perlu pakai sambal pun sudah bisa dinikmati. 



Yang selalu jadi perhatian saya kalau sedang ke rumah makan khas Batak adalah, selalu dong disediakan air minum gratis. Mau minum sampai kembung, sudah disediakan lengkap sama gelas. Plus disediakan kuah sup, jadi kalau malas pesan sayur setidaknya ada kuah sup untuk teman makan. Biar gak kering-kering amat hidangannya.


Apa saya suka? Ikannya sih saya suka banget, tapi sepertinya mama saya belum mendapatkan apa yang ia mau (dari segi rasa dan lemaknyah).

Dari segi kenyamanan, ya biasa aja sih, memang di sini lebih buat makan dan langsung cabut saja (kalau saya). Tapi saya lihat beberapa pengunjung lain tetap duduk setelah selesai makan dan masih lanjut mengobrol. 

Yang bikin lega, di sini tersedia restroom bersih dengan toilet duduk. Kenapa bikin lega? Karena bapak, ibu, toilet yang tersedia di pom bensin semuanya edisi jongkok. 


Alamatnya? Saya sertakan petanya di sini:



 

RUMAH MAKAN KHAS BATAK TIURMA 

Kalau rumah makan sebelumnya terletak di Pematang Siantar, maka restaurant yang ini terletak di area Parapat, kerabat mama yang membawa kami ke sini.

 

Di sini relatif lebih ramai dengan pengunjung, mungkin karena letaknya memang dekat pom bensin dan pasti terlihat lah dari jalan. Pelayanannya lebih ramah dari tempat sebelumnya. Restroom juga lebih bersih dan ada toilet duduk, sehingga amanlah kalau mau mengajak manula ke sini. 

 

Di sini pun saya pesan arsik ikan dan ikan goreng, saking sudah malasnya melihat edisi babi lagi, bagi lagi. Sama seperti rumah makan khas Batak pada umumnya, tersedia air minum gratis dan juga soup pun sudah termasuk dalam pesanan. Sup-nya memang hanya kuah saja, tapi kan lumayan biar gak seret tuh leher setelah makan. 

Di sini juga tersedia susu kerbau, bagi yang suka mencoba makanan yang tidak biasa, boleh tuh pesan yang satu ini. 

Di mana lokasinya? Saya sertakan di sini juga:





MAKANAN RUMAHAN

Karena mama saya masih merasa kurang puas dengan makanan yang telah dinikmati, akhirnya kerabatnya memasakkan sup babi yang kali ini saya ikut makan dong. Memang harus diakui, ujung-ujungnya makanan olahan rumah yang disukai mama. 


KENAPA BABI?

Saya sampai iseng bertanya di web Chat GPT, mengapa babi banyak digunakan dalam sebagian besar masakan suku Batak? 

Salah satu jawabannya cukup menarik, yaitu kondisi geografis Sumatera Utara terutama di dataran tinggi yang sangat cocok untuk memelihara babi. Babi mudah dipelihara walau dengan sumber daya yang terbatas. 

Tapi apakah babi menempati level tertinggi dalam acara adat Batak? Sebenarnya tidak, yang menjadi simbol status sosial justru kerbau. Jika babi banyak digunakan dalam makanan sehari-hari, maka kerbau digunakan untuk acara yang lebih sakral. 

Ternyata menarik ya kebudayaan suku-suku di Indonesia. Di luar hobi mama saya makan babi yang bikin jantungan, ada hal-hal menarik yang bisa dipelajari dari makanan tradisional suku Batak yang ada banyak banget dan perlu bertapa untuk mencari tahu lebih banyak.

Saya memuat juga sedikit cerita tentang arsik ikan :) 



15 komentar:

  1. Mbak Ria, yang saksang itu murni darah babi saja, atau diberi bumbu sehingga ada rasa tertentu?

    Saya senyum-senyum baca bagian mbak Ria yang bilang: babi lagi, babi lagi, akhirnya makan ikan...
    Hal ini mengingatkan saya kalau sedang jalan sama orang tua yang tiap jam makan maunya makan di restoran padang untuk menikmati rendang. Sayanya bosan hahaha Pinginnya makan ke rumah makan Sunda biar makan sayur dan ikan-ikanan yang dimasak ala Sunda :))

    Mengenai kerbau, saya pernah liat tetangga saya yang asli Batak menggunakan kerbau untuk acara kematian. Kalau ga salah jadi hidangan dan kepalanya yang ada tanduknya itu jadi pajangan. Maksudku dibiarkan utuh gitu.

    Lewat artikel ini aku jadi dapat wawasan baru mengenai budaya Batak. Makasih ya mbak.


    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau untuk saksang, mamaku masak dengan darah mentah, karena nanti kan bercampur dengan masakan. Kalau yang buat cocolan, pastinya sudah dimasak.
      Waduh, ngomongin rendang, orangtuaku juga suka itu, dan butuh asupan energi buat mengingatkan agar jangan makan banyak2.
      Tapi kami sekeluarga juga suka ikan sih, walau saya yang gak doyan sayur. Hahaha, korslet sendirian. Kalau ortu pelalap apa saja, mereka jarang gak suka makanan, apalagi yang tradisional dan rumahan. AH, jadi kangen masakan mama, karena anaknya ini gak pinter masak taunya makan doang

      Hapus
  2. Babi panggang Karo ini memang juara ya, itu bumbunya ada jahe dan sereh gitu pantes rasanya luar biasa. Soal makanan bahannya babi itu apa aja buatku selalu enak. #penikmatBabi ha ha ha

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahahaha, hai sesama penikmat babi :) Kalau aku, sebenarnya lebih suka babi panggang, dan kurang suka yang berkuah. Dan makan babi berkuah bening enak itu adalah pengalaman pertama kali ketika ke Tarutung. Memang lah ya, mereka udah terbiasa masak jadi ya tahu aja yang enak bagaimana.

      Hapus
  3. Hahahahahaha, aku kebayang nih susahnya kasih tahu orangtua utk jaga makan, Krn aku pun mengalami yg sama kalo ajak mama jalan2. Pusiiiiing ngelarangnya supaya ga makan yg manis2, atau yg banyak lemak .

    Btw, aku punya temen , Batak kristen, tapi ga suka babi 🤣🤣. JD pas aku jalan Ama dia ke jepang dulu, ada satu iris daging ditaro di ramen ku, yg aku ga tau itu daging apa. Tp Krn pucat, feelingku itu babi 🤣🤣. Akhirnya aku KSH temenku si kina. Tapi dia sendiri bilang, 'aku tuh ga makan babi. Jadi aku juga bingung ini daging apa ' 😅

    Saksang itu yg aku penasaran, tp ga akan bisa coba juga 🤭😁. Mungkin kalo di korsel, sama dengan sundae kali yaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kamu bisa makan babi, sepertinya bakal suka makan saksang. Karena rempah-rempahnya dan bumbunya banyak, nah sementara aku kurang suka yang bumbunya seperti itu. Walau sekarang sih, makan ya makan aja.
      Sebenarnya karena mamaku dulu sering masak babi bumbu brenebon dan bau kacang merahnya itu yang aku gak suka. Makanya baru kenal makan babi pas udah kerja. Hahahhaha.
      Itu temennya batak antik dong, bagaimana dia menghadapi acara2 dgn makan babi yah?

      Hapus
  4. Ternyata popularitas babi di ranah Sumatera ada faktor geografisnya juga ya mbak. Pantas saja di kampung halamanku juga demikian. Kota kuningan, yang posisinya berada persis di kaki gunung ciremai sepertinya cocok untuk beternak babi. Aku sendiri ga tau hal ini, karena yaa mayoritas warga disana kan muslim juga ya.

    Satu waktu pas lagi ngebolang, nemuin ibu-ibu lagi gotong karung gitu. Pas ditanya itu apaan, dia jawab "Ini buat ngasih makan babi". Woaaalah, baru tau euy.

    Btw makanan mirip2 saksang maybe juga dulu tuh sempet banyak juga deh di kampung saya juga. Orang-orang dulu tuh kalo pas nyembelih kambing, suka sekalian ngumpulin darahnya buat kemudian nanti diolah lagi. Tapi seiring berkembangnya agama, pelan-pelan musnah juga kebiasaannya karena ternyata hukumnya haram kalo di islam.

    BalasHapus
  5. mirip seperti di Flores sepertinya daerah Parapat dan Tarutung ini. Dulu aku waktu di Kabupaten Bajawa, Flores, nyari makannya yang deket deket hotel aja dan ketemulah sama resto yang jual aneka makanan, ada babi juga. Dan rata-rata tempat makan yanng aku datangi di Flores, sedia menu babi.

    Kebanyakan kalau ke daerah Sumatra Utara, tempat makannya rata-rata penjual menu babi ya mbak. Aku sendiri dulu ga bisa bedain daging babi dan sapi, aku liatnya sama aja gitu, kecuali ada temen yang ngasih tau, baru deh percaya

    BalasHapus
  6. Saksang itu mirip dideh ya Kak?
    Bener2 ngebayangin perasaan kakak, iyaa mending makan ikan bakar deh.

    Untung warungnya nyediain kuah SOP dan air minum ya jadi ada seger2nya.

    Oh ya kalau daging kerbau mah enak, disoto, disate.

    BalasHapus
  7. BPK dan Saksang di Jakarta banyak tapi tetap beda rasanya kalau makan di daerah langsung. Apalagi ada unsur nostalgia Mama saat berkunjung dan kulineran disana. Pastinya lebih nikmat dan bahagia deh

    BalasHapus
  8. Baca artikel kakak, wawasan saya tentang budaya Indonesia makin luas termasuk adat di Batak makan babi ini. Mengingatkan saya juga saat tinggal di Kalimantan, sekitar rumah yang saya tinggali semuanya punya babi dan mereka sering makan babi-babi itu buat makanan sehari-hari atau pun untuk acara gitu. Tapi kalau di mereka seimbang ada ikan-ikannya atau ayamnya juga, ga semua babi pas acara itu. Tiap daerah beda-beda ya, seru untuk dipelajari.

    BalasHapus
  9. Mengingatkan orangtua buat menjaga dan mengurangi makanan tertentu memang rada susah ya mba.

    Melalui artikel ini aku jadi tau alasan kenapa Babi begitu populer di area Sumatera terutama suku Batak. Ternyata ada beragam masakan yang jadi khas juga.

    BalasHapus
  10. Kalau berkunjung ke suatu daerah emang penting banget menikmati makanan lokal yang khas. Tapi bagi yang punya aturan diet tentu perlu pengaturan dan penjagaan yang ketat. Tapi kalau sekedar icip icip dikit, boleh lah kali yeeee... Pasti seneng banget kalau bisa nyicipin makanan otentik langsung dari daerahnya

    BalasHapus
  11. Cantik sekali pamandangan di Sumatera Utara
    Memang kalau jalan jalan, kulineran adalah hal yang nggak boleh dilewatkan ya mbak
    Masakan khas batak ini memang lebih banyak menggunakan babi ya, karena kondisi geografis dan memang masyarakatnya tidak dilarang makan babi ya

    BalasHapus
  12. Pas kami tinggal di Medan atau Manado, kuliner babi dan erwe alias anjing, memang uda jadi sebuah tradisi yaa.. Bayangin kaya makan daging untuk sop, soto atau aneka kuliner lainnya.
    Dan kalau untuk saksang, di Jawa namanya didih bukan, ka Ria?
    Ini dijual juga sih biasanya yaa.. dalam bentuk frozen, sperti jualan lemak, hanya untuk campuran bagi yang suka.

    Mamah kuat dan sehat, ka Ria...
    Senang ada culinary-mate yang bisa nurutin kemauan mamah tercinta.

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.