Blog berisi curhatan si lajang

Rabu, 05 Juni 2024

DRAMA NAIK CITILINK DARI MEDAN KE JAKARTA

 

Bandara Kualanamu

Loh, loh, kok sudah posting mengenai perjalanan pulang? Sementara perjalanan sekitaran Medan dan Tarutung belum saya muat.

Hmm, karena ketika kami pulang ada drama dengan CITILINK, maka saya memutuskan untuk memuat yang ini terlebih dahulu. 


PESAN TIKET DAN KURSI RODA    

Ketika kami berangkat, tengah peak season menjelang perayaaan Cengbeng. Nah, ketika sudah tahu mau pulang tanggal berapa, ealah berbarengan dengan arus balik setelah Lebaran. Apa boleh buat, karena memang kami sudah harus kembali ke Jakarta. Cari punya cari tiket, waduh kok kalau mau naik Garuda lagi harganya tidak cocok dengan budget. Akhirnya kami memilih CITILINK, yang harganya diatas sedikit dari budget tapi masih lebih bersahabat. Setelah dua hari pemesanan, saya menghubungi CS mereka untuk meminjam kursi roda.

Jika sebelumnya kami bawa sendiri, kali ini kursi roda akan ditinggalkan di Medan. Jadi akan benar-benar ketergantungan sama ketersediaan kursi dari CITILINK. CS menerima request saya karena permintaan diajukan dari jauh hari. 

NOTES: JIKA PERLU KURSI RODA USAHAKAN UNTUK MENGAJUKANNYA PADA CS JAUH-JAUH HARI SEBELUM TANGGAL KEBERANGKATAN.

Hindari untuk meminjam pada saat hari keberangkatan, karena jumlah kursi roda yang terbatas dan bisa jadi sudah keduluan penumpang yang lain. 



Bandara Kualanamu 17 April 2024

BANDARA KUALANAMU (LAGI)

Karena kami sudah tidak membawa kursi roda dan mama saya memang tidak mau naik kereta lagi, maka saya pesan mobil untuk ke bandara lewat TIKET.COM. Kali ini om saya turut menemani ke bandara. Yay! 

Saya pesan kendaraan untuk datang menjemput kami jam 10 pagi karena pesawat akan berangkat pada jam 13.55 namun sehari sebelumnya saya dapat email. Ternyata jam keberangkatan akan dimajukan 10 menit dari jadwal semula. Jadi, walau om saya bilang kalau kendaraan tersebut terlalu cepat jam penjemputannya, saya merasa tidak masalah. Dan ternyata jarak dari tempat tinggal tante saya menuju bandara Kualanamu tidak membutuhkan waktu yang lama. Bahkan, tidak ada bedanya dengan naik kereta bandara. Yah, sudahlah ya... Menang irit sih dari perjalanan dengan kereta bandara. Dan setidaknya saya punya pengalaman baru. 


PETUGAS KEAMANAN YANG BAIK

Ketika sampai di bandara, saya sempat khawatir, ini kuat gak ya mama jalan sampai ke counter untuk check in? Sempat senang pas melihat ada kursi roda tapi ternyata oh ternyata, kursi roda itu semuanya dirantai dong alias tidak bisa digunakan. Ketika saya tanya sama petugas keamanan, kursi roda hanya disediakan oleh maskapai penerbangan. Jadi sebaiknya saya segera check in sementara mama saya dipersilahkan duduk di kursinya. BAIK BANGET KAAAN. 


Antrian check in

CHECK IN

Kami sampai sekitar jam 10.30 di bandara Kualanamu dan karena pesawatnya masih jam 13.45 saya belum boleh meminjam kursi roda. Waduh... Alasannya kurang lebih sama yaitu petugasnya masih belum siap untuk menemani. Dan alasan lainnya karena kami bahkan belum bisa check in. Diminta datang lagi nanti sekitar jam 11, (saya lupa jam berapa) untuk check in dan mengambil kursi roda. 

Tapi saya mencoba (namanya juga usaha) untuk tetap mendapatkan pinjaman kursi roda. Mereka meminta saya menunggu dulu. Lalu tidak berapa lama kemudian saya dihampiri petugasnya dan mereka berkenan meminjamkan kursi roda. Jadi saya bisa menjemput ibu saya yang masih duduk menunggu di tempat petugas keamanan tadi. Kami pun duduk-duduk dulu menunggu waktu untuk check in. Saya pun sempat wrapping koper dengan AEROTEK WRAP hanya dengan biaya IDR 50.000,- saja dong. Dikasih semacam alat buat merobek bungkusan plastik tersebut.

Ketika check in, mereka menanyakan yang mana yang menggunakan kursi roda? Lalu setelah melihat mama yang sudah duduk di kursi roda, mereka meminta nomor handphone yang dapat dihubungi serta boarding pass. Ketika proses check in, mereka menanyakan apa isi koper dan kardus yang akan masuk di bagasi. Saya bilang isinya kacang sihobuk dan kopi, tidak ada yang berbau tajam seperti ikan asin, ikan teri asin apalagi durian. 

Lalu mereka minta agar kami tidak terlalu jauh dari counter. Saya katakan kami perlu mencari makan terlebih dahulu (dan itulah salah satu alasan kami datang lebih awal). Mereka sepertinya keberatan, tapi akhirnya saya diminta selalu mengangkat telepon jika nanti dihubungi. Dan mereka meminta boarding pass ibu saya yang nanti akan dikembalikan saat menuju ke pesawat. Baiklah.


Area pertokoan dan kedai kopi di Bandara Kualanamu

ANTARA MAKAN DAN BOARDING

Setelah check in dan barang-barang sudah masuk bagasi, kami pun bergegas mencari restroom khusus untuk pengguna kursi roda. Dan... salah satu yang kami samperin ternyata rusak. 

Berbeda dengan petugas informasi di Bandara Soekarno - Hatta, petugas informasi di Bandara Kualanamu tidak bisa memberikan informasi di mana saja letak restroom untuk pengguna kursi roda. Yang bisa kalian tanyakan adalah justru para petugas kebersihan. Mereka memberi tahu letaknya di mana dan yang mana yang bisa digunakan. 

Makan siangnya nyokap

Barulah setelah itu saya ke restoran agar om serta mama saya makan siang sementara saya ngabur sebentar ke kedai kopi. 

Sepanjang kami tengah makan itu, beberapa kali handphone saya berdering. Saya mengerti sih mereka ingin agar bisa selesai pekerjaannya mengantarkan kami ke ruang tunggu lalu ke pesawat. Tapi orangtua mana bisa diburu-buru untuk makan? 


Petugas dari Maskapai Citilink

QUICK BOARDING

Akhirnya kami ketemu juga sama petugas dari maskapai Citilink dan ia pun mengarahkan kami untuk segera boarding. Jadi, kami dihubungi berkali-kali agar bisa masuk duluan ke pesawat. Tapi karena kami harus makan dulu dan ke restroom lagi, akhirnya kami pun masuk belakangan. 

Walau terlihat badannya kecil, tapi adek ini cukup kuat mendorong kursi roda. Ia membantu kami melalui proses check in dan juga membantu mengambilkan foto untuk kenang-kenangan. Ia mengantarkan kami hingga pintu masuk pesawat, barulah ia mengundurkan diri bareng sama kursi rodanya.

Bye my dear uncle. Bye Medan! Hope to see you again in the near future. 


SELF NOTE:

Kalau kapan-kapan kami ada rejeki balik ke Medan, sepertinya kami harus siap membawa kursi roda sendiri. 

Pertama, tidak tersedia kursi roda dari pihak bandara. Koreksi: ada kursi roda tapi tidak bisa digunakan oleh umum. 

Kedua: bisa pinjam dari maskapai namun hanya akan diberikan setelah check in dan waktu check in sudah mendekati jam boarding.


DRAMA

Ya, akhirnya kita sampai juga pada drama dari postingan blog ini. Ketika akhirnya pesawat mendarat di bandara, saya sempat heran kok masih melaju terus dan butuh beberapa waktu sebelum benar-benar berhenti. 

Menunggu penumpang lain turun

Sama seperti saat berangkat, saya pun memberi informasi pada penumpang yang duduk di dekat jendela pesawat kalau kami akan turun belakangan. Jadi, kami persilahkan seandainya dia hendak turun terlebih dahulu. Dan benar saja, sama seperti penumpang lainnya, ia pun segera permisi untuk keluar dari tempat duduk dan mengambil barang bawaannya.

Drama pertama ketika ibu saya ketimpa barang dari penumpang yang duduk di belakang kami. Hadeh, memang sih ya, semuanya mau buru-buru tapi jangan serampangan dong. Untungnya walau merasa sakit, tapi tidak sampai ada luka atau memar di kepala ibu saya. Penumpang tersebut sih minta maaf, tapi tetap kezel juga sayah. 

PLEASE YA, BUAT YANG SELALU TERBURU-BURU UNTUK TURUN. Pastikan kalian cukup kuat untuk mengambil barang dari kabin. Jadi jangan karena tergesa jadi jatuh dan kena penumpang lain.

Kami pun menunggu hingga penumpang hanya tersisa sedikit lalu muncul kejutan berikutnya. Seorang pramugari menghampiri kami dan bertanya,"Ibunya kuat jalan? Apa perlu dibopong oleh petugas kami?"

EH? INI MAKSUDNYA BEGIMANA?

Tangga pesawat Citilink di bandara CGK 17 Apr 2024

"Begini bu, nanti turunnya dengan tangga ...."


WHATTT??? WHY WE WEREN'T INFORMED ABOUT THIS EARLIER? Ya, saya juga bingung sih kalaupun diberitahu sejak awal. 



Terpaksa dong, kami menunggu sampai benar-benar tidak ada penumpang lain di pesawat. Lalu perlahan ibu saya turun, dibantu oleh pramugari. Saya berdiri di depan ibu, jaga-jaga kalau amit-amit dia kehilangan keseimbangan. Tapi akhirnya setelah proses turun tangga yang rasanya tidak selesai-selesai itu akhirnya kami sampai.


Naik busssss

Kejutan kedua, kami masih harus jalan ke bus. YA SODARA SODARI, kami naik BUS! Tahu kan, bus di bandara yang untuk duduk saja mesti usaha naik tangga dulu? 


Penampakan tangan ibu saya

Terpaksa ibu saya berdiri sepanjang perjalanan. Penumpang lain bergeser agar ibu bisa bersender di dekat jendela. 


Area kedatangan bandara CGK 17 April 2024

Kejutan ketiga: setelah dibantu turun oleh pengemudi bus, TERNYATA TIDAK ADA PETUGAS YANG JEMPUT. 

Ada petugas wanita yang mendorong kursi roda, tapi dia bertugas untuk maskapai Garuda. Sudah ada yang pesan kursi roda tersebut. Saya pun akhirnya bertanya pada petugas keamanan dan seseorang yang sepertinya dari maskapai Citilink dipanggil. Saya akhirnya jadi ngoceh dong, apalagi pas ditanyakan, sebelumnya saya sudah pesan kursi roda atau belum? 

Petugas tersebut lalu memanggil rekannya yang langsung membawa kursi roda. Jadi nanti petugas yang baru datang inilah yang akan menemani kami sampai barang-barang kami keluar dari bagasi. Ia meminta maaf karena tidak menjemput kami langsung dari pesawat. Katanya tidak ada bus yang mengantarkannya ke pesawat kami. 


Bareng petugas Citilink di bandara CGK

Jadilah, si petugas ini yang menunggu barang-barang kami keluar dari bagasi sementara saya mengantarkan ibu saya setor muka ke restroom. Berbekal boarding pass kami, akhirnya barang-barang itu sudah keluar semuanya. Dia juga turut menemani kami hingga kami dapat taksi. Menurutnya, karena sedang banyak penumpang, bukan hanya Citilink yang turun di area antah berantah tadi. Tapi juga maskapai lainnya. Intinya, memang kami lagi apes saja. 

Demikianlah drama naik pesawat CITILINK saat arus balik Lebaran tanggal 17 April 2024 lalu. 

Cerita perjalanan yang sebelumnya saya lampirkan di sini dan yang lainnya akan menyusul ya.

Berangkat ke Medan

Kereta Bandara Kualanamu

Kota Tua Kesawan

Kuliner di Petisah Tengah Medan

Kuliner di Jalan Multatuli Medan


13 komentar:

  1. Seru juga pengalaman elu bareng nyokap yak. ini klo dibikin cerita gambar keknya bisa deh ini haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, masalah terpentingnya saya tidak bisa gambar. Ini sebenarnya seru kl dijadikan komik kaaan

      Hapus
  2. salfok ke makanannya, jadi pengen coba juga :D

    BalasHapus
  3. Aduuuh, kok aku jadi ikut deg-degan, sih :( Awalnya aja diburu-buru, pasti rasanya gak enak. Terus restroom rusak (yang untungnya ada petugas kebersihan yang membantu). Memang paling enak bawa kursi roda sendiri saja, ya. Aku juga paling gak ngerti orang buru-buru mau keluar dari pesawat itu kenapa sih? Palingan hemat beberapa menit doang :') Kalau ibuku ketiban barang udah ngamuk aku kayanya T_T
    Sedih banget ibunya harus jalan jauh terus berdiri di bus gitu, huhu. Tapi syukurlah semua sudah selesai ya, semoga gak ada "drama" seperti ini lagi di lain kesempatan. Oya, mungkin tinggalkan review di Google supaya bisa jadi bahan evaluasi mereka, gak sih? :')

    BalasHapus
  4. Ya ampuunn itu gimanaaa dah citilink

    padahal harga tiket domestik kan mahaalll yak sekarang , tapi kok beneran supportnya bikin ngelus dada

    ngga bisa improve apa gimana siikkk *ikut kzl*

    BalasHapus
  5. Waduuuuh kasian mamanya. Skrg gimana kondisinya kak? Baik2 aja kan?

    Memang kudu bawa kursi roda sendiri yaa.

    Petugasnya agak gimanaa gitu.

    BalasHapus
  6. banyak banget ya mbaa dramanya..jadi kasian sama mama, mesti turun tangga ttus berdiri di bus kan lumayan lama juga itu mbaaa, sebelumnya juga kejatuhan barang di pesawat...
    suka heran juga sama org2 yg mau cepet2 keluar pesawat jels2 pesawatnya blm dibuka pintunya...
    semoga ini bisa jadi pelajaran buat kita semua yang memerlukan fasilitas kursi roda di pesawat agar bisa prepare ya mba..

    BalasHapus
  7. Ikutan kesel sama penumpang yang barangnya niban mama mba. Kebayang nyeri nya, kok ya itu orang buru-buru nya ga hati-hati. Untung masih minta maaf sih, semoga ga pernah ketemu sama penumpang modelan begitu lagi.

    😭 Turun dari pesawat nya susah banget terus kudu naik bus dan berdiri pula yaampun. Mesti bawa kursi roda sendiri dan hindari high season, supaya perjalanan lebihb nyaman.

    BalasHapus
  8. Apa efek dari maskapainya atau efek dari peak-season ya..?
    Soalnya biasanya dulu dapet keistimewaan kalau sedang hamil, bawa anak-anak kecil dan dan lansia atau punya riwayat penyakit yang berat. Jadi gak naik bis, naik mobil khusus itu.. pun di bandaranya dapet fasilitas buggy car.

    Bisa dikasih saran-saran gitu kali yaa.. biar ga terulang lagi.

    BalasHapus
  9. sama kayak mba Indy, aku bacanya deg-degan, takut nggak nemu atau dapat kursi roda. Prepare jauh-jauh hari perlu banget ya mbak,kadang aku kalau pergi persiapannya sehari sebelumnya terutama urusan packing barang

    Waktu tiba di Jakarta yang lebih banyak dramanya, baru inget aku kalau Citilink waktu turun sepertinya jarang pakai garbarata ya. Overall untuk semua petugasnya membantu sekali ya mba

    BalasHapus
  10. Kebayang sih, turun via tangga, abis itu mesti naik bis via tangga lagi. Haduuuh, asli deh aku mah udah pasti bakalan senewen kalo gitu caranya.

    Aku juga paling ga demen sih turun buru-buru tuh. Mau ngejar apaan sih emangnya?
    Event di kereta sekalipun, aku biasanya ya siap-siap aja. Tapi selalu hati-hati dan ga terburu-buru. Ya Allah, itu sampe niban orang tua mah bener-bener keterlaluan sih mbak.

    BalasHapus
  11. Fiuh tegang bacanya Mba Ria, memang tidak mudah untuk yang pakai kursi roda ya untuk jalan di bandara, ada tangga, kudu naik turun bus . Alhamdulillah akhirnya lancar semuanya

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.