Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 17 April 2017

Sisa Cerita #jalanjalanmedan - Part 14

Pintu Keluar dari area kedatangan Bandara Kualanamu

Ini yang namanya cerita sekarang kok kayaknya basi tapi dibuang juga sayang. But anyway, sebaiknya saya cerita saja mengenai kesan-kesan saya pada dua bandara di Indonesia ini yaitu Soekarno-Hatta dan Kualanamu

Berhubung jarang ya yang namanya jalan-jalan jadi ingatan saya tentang bandara Soekarno Hatta udah kabur alias tidak ingat sama sekali. Yang saya ingat sih, kamar kecil di bandara Soekarno - Hatta itu payah banget kebersihannya. Tapi Desember 2016 lalu ketika ke sana wah saya terkagum-kagum. Petugas-petugasnya juga lebih banyak dan ada yang standby di kamar kecil untuk yang berkebutuhan khusus misalnya menggunakan kursi roda. Ketika mereka melihat saya dan mama hendak antri di kamar kecil untuk umum, petugas langsung memanggil kami. Kami berdua diarahkan untuk menggunakan kamar kecil yang lebih besar. Pastinya lebih bersih dan tidak digunakan oleh banyak orang dan jelas lebih nyaman. 


Ketika saya hendak pulang kembali ke Jakarta dan sampai lebih awal di bandara Kualanamu, saya membandingkan kamar kecil terlebih dahulu. Entah karena yang masuk terlalu ramai sehingga petugas juga susah mungkin untuk langsung membersihkan, kamar kecilnya dapat poin super minus dari saya. Rasanya saya tidak ingin berlama-lama di dalam walau hanya sekedar untuk menyisir rambut. Tidak ada juga petugas yang menawarkan pada mama untuk menggunakan kamar kecil khusus. Saya juga tidak melihat apakah memang tidak ada atau sebenarnya ada tapi tidak jelas di mana. Ya sudahlah.

Ketika saya check-in, petugas menanyakan apakah saya membawa benda cair di dalam koper? Ceritanya saya jujur jadi saya iyakan... Dan terjadilah dialog berikut:

Suasana Area Keberangkatan Bandara Kualanamu


Petugas : Wah bu, sebaiknya botol-botol tersebut dikeluarkan dari koper baru ibu bisa memasukkan koper ke bagasi

Saya : ERRR... what??? Waduh, kalau koper itu dibuka bakal melompat semua deh tuh barang-barang

Petugas (tetap dengan wajah datar) : Maaf bu, sudah ketentuannya begitu. Kami tidak mau mengambil resiko ketika ada turbulence dan botol di dalam koper jadi pecah dan cairannya keluar

Saya (berusaha kekeuh) : tapi yang kotor kan barang-barang saya sendiri. 

Petugas : Kami tidak mau mengambil resiko kalau tumpahannya keluar dari koper dan mengenai barang-barang penumpang lain.

Wrapped suitcase


Kesimpulannya saya kalah total dan alternatifnya kalau tidak mau ribet buka koper dan membiarkan orang-orang lain melihat isi di dalamnya maka koper tersebut harus dibungkus alias wrapping. Petugas menempelkan label barang pecah belah dan meminta saya ke bagian wrapping. Keluar lagi deh Rp. 50.000,- untuk ongkos wrapping. 


Petunjuk di Bandara Kualanamu

Sudah selesai dibungkus saya diminta mengantarkan ke bagian OOG. Koper yang telah dibungkus ini harus melewati pemeriksaan di bagian ini dan nantinya akan disatukan dengan barang bawaan yang lain. Saya hanya berdoa semoga koper saya tidak nyasar ke propinsi lain. Perlakuannya beda dengan kue-kue dan oleh-oleh lainnya yang saat itu banyak dibawa penumpang. Kue Meranti dan Bika Ambon Zulaikha lolos masuk ke bagasi. Kotaknya penuh dengan gambar dan tulisan dan coretan tidak jelas untuk membedakannya dengan milik penumpang lain. Maklum booo, semua baru pulang liburan dan bawa oleh-oleh yang sama dan ukuran kemasannya juga banyak yang sama. Harus tahu apa pembedanya agar tidak tertukar dengan milik penumpang lain.



Walau awalnya saya sempah misuh-misuh karena harus keluar ongkos lagi untuk wrapping akhirnya lega juga sih. Karena perlakuannya beda dikarenakan ada benda cair di dalam, bihun medan yang saya bawa sukses sampai di rumah dan tidak remuk. Oh yeah, kalau berkunjung ke Medan datanglah ke supermarket lokal dan beli bihun Medan. Bihun Medan ini kalau dimasak tidak hancur dan dimakannya juga enak. 



Markisa
Dan inilah penampakan Markisa yang membuat koper saya harus dibungkus lagi dengan biaya ekstra. Pas sudah sampai, teman saya bilang seharusnya saya pergi ke pasar tradisional dan mencari markisa yang homemade. Too late sistaaaaah... Mbok ya ngomong pas saya masih di sanaaaa... Pedihnya lagi, markisa ini ternyata banyak juga dijual di supermarket di Jakarta. 


Salah satu tempat makan di Bandara Kualanamu
Tempat makan di Bandara Kualanamu lebih banyak di area kedatangan. Kalau jam berangkatnya masih lama tinggal turun dengan eskalator atau lift. Nah, tinggal pilih deh mau makan apa.


Starbucks Coffee di bandara Kualanamu
Sementara saya perhatikan kalau di area keberangkatan lebih banyak toko dan tentunya oleh-oleh. Ada juga Starbucks kalau memang tidak bisa lepas dari yang satu ini.


Untuk ke bandara Kualanamu dari kota Medan butuh kira-kira satu setengah jam. Jadi jangan mepet-mepet kalau mau ke bandara, walau semacet-macetnya kota Medan ya tidak separah di Jakarta.


Cerita perjalanan lainnya dapat dilihat dari postingan berikut ya



4 komentar:

  1. Penjaga bandaranya segitunya mbak ya 😢 kan gak papa kalau cairan di koper asalkan ditaruh dibagasi.

    Jd pengen masaak bihunn liat bungkusan bihunnyaa. Hehee

    BalasHapus
  2. bahahahhahahahakkkk itu marquisa ada di toko jakarta?? bahahahhahakkkk.....jauh2 ke medan beli marquisa yang bisa dibeli di toko jakarta yak :P heheheheheh

    iiiih kualanamu bagus bangeeeeeettt *_*

    BalasHapus
  3. Asli gie ngakak kak di bagian "sirup ini di jual di Jakarta" udah keluar uang xtra lah "salah" beli ahhahaha....gpp ya kak pelajaran (buat gie) kalau ke medan belinya di pasar aja :D

    BalasHapus
  4. Mbak Ria, itu sirup markisa banyak yang jual di Tokopedia..

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.