Blog berisi curhatan si lajang

Kamis, 05 Januari 2017

#JalanjalanMedan part 2

Dekorasi untuk menyambut Natal di bandara Soekarno-Hatta


Sudah lama tidak pernah jalan-jalan jadi semua serba kikuk walau dengan kemajuan jaman segala informasi lebih mudah didapat. Tapi ya jadi pengalaman tersendiri lah kalau-kalau pada suatu hari nanti dapat rejeki lagi dan mengulang lagi proses yang kurang lebih sama.

Awalnya dimulai dari saya membeli tiket PP Jakarta-Medan-Jakarta via aplikasi Traveloka. Sebagai pengguna baru, saya rada deg-degan juga karena khawatir beneran nih tiket sudah dibeli? Bayar via ATM sudah (rada malas dengan kartu kredit walau banyak promo karena termasuk yang paranoid untuk urusan dengan kartu kredit) dan e-tiket sudah tersedia. Katanya malah cukup tunjukkan e-tiket tersebut saat check-in dan tidak perlu mencetak lagi. 


Lalu 4 hari menjelang berangkat saya iseng saja telepon maskapai LION Air untuk memastikan. Dan jreng, tiket kepulangan diundur jam tayang eh jam terbangnya. Waktu saya menanyakan mengapa tidak ada pemberitahuan, alasan maskapai karena saya beli lewat agen. Jadi pemberitahuan ya dikirim mereka ke agen dalam kasus ini adalah Traveloka. Saya pun menghubungi pihak Traveloka dan mereka konfirmasi email pemberitahuan baru diterima di hari itu juga. Ya sudah, saya pun konfirmasi kalau informasi yang benar adalah pemberitahuan terakhir dari pihak maskapai. Karena di aplikasi Traveloka, jam keberangkatan tetap tidak berubah. 

Kok bisa ya berubah padahal pesan tiketnya sudah dari 3 bulan lalu? Gak jelas, tapi karena ada perubahan saya diinformasikan tidak bisa check-in lewat situs mereka. Hanya tiket berangkat ke Medan yang bisa check-in lewat situs. Oke deh. 

Ketika menjelang keberangkatan untuk kembali ke Jakarta, saya mendapat sms dari pihak maskapai. Menegaskan jam keberangkatan mengikuti perubahan yang telah diinformasikan. Okay. Ealah, mendadak nongol informasi dari aplikasi kalau jam keberangkatan sesuai yang sebelumnya. Ini yang benar yang mana sih? Usut punya usut ke Traveloka, ternyata sms dari pihak maskapai yang valid. Wah, ini suatu kekurangan yang perlu diperbaiki loh dear Traveloka. Ujung-ujungnya saya tetap saja harus print out.


Yang konyol adalah baik saat berangkat dan pulang di bandara. Keluarga saya termasuk penganut lebih baik menunggu daripada ketinggalan. Jadi, walau pesawat baru berangkat jam 11.50 saya dan mama sudah sampai di bandara jam 07.30. Keren gak? Saya dan mama berjalan perlahan menuju ruang tunggu dan sempat mampir di kedai kopi (gak, bukan Starbucks) . Lalu berjalan menuju gerbang yang ditentukan dan masih santai duduk pula. Karena saya membawa mama, kami diijinkan menggunakan kamar mandi khusus untuk manula, ibu hamil dan penyandang disabilitas. Lumayan, lebih bersih pastinya daripada kamar mandi untuk ramai-ramai. Lalu setengah jam menjelang berangkat kami masuk ke ruang tunggu dan ....jreeeeng.... sudah antri untuk masuk pesawat. Walaaaah, kuping mesti dikorek inih... masa tidak terdengar pengumuman untuk segera menuju pesawat? Dan sedihnya, kami tidak bisa langsung masuk ke pesawat melainkan harus naik turun tangga dan menggunakan bus untuk menuju ke pesawat. Sesampainya di pesawat, sebagian besar telah terisi. Akibatnya walau kami duduk di kursi no 7 tapi barang disimpan di kabin untuk penumpang yang duduk di no 9. Pucink pala barbie

Suasana di area keberangkatan Bandara Kuala Namu Medan


Ketika pulang, saya tidak mau dong mengulang kejadian saat berangkat. Jadi 50 menit sebelum berangkat saya mengajak mama masuk ke ruang tunggu. Setelah masuk dan melihat masih banyak waktu saya iseng jalan-jalan di sekitar ruang tunggu. Tidak sampai 10 menit saya jalan-jalan, eh kami sudah harus masuk pesawat karena sudah dipanggil. Mama saya yang maunya ke kamar kecil dulu sampai membatalkan niat dan merasa lebih baik nanti saja sampai di Jakarta. Untunglah kali ini kami tidak perlu naik turun tangga lagi untuk mencapai pesawat. Sedikit catatan, untuk urusan kamar mandi bandara di Jakarta masih jauh lebih bersih dari Kuala Namu. Walau secara keseluruhan bandara Kuala Namu keren banget boook... 

Kekonyolan lain adalah saat check-in dan saya mengakui ada botol markisa di dalam koper. Walau saya sudah berargumentasi kalau botol telah dibungkus rapi petugas tetap meminta dikeluarkan. Atau jika saya enggan mengeluarkannya dari koper maka koper harus dibungkus. Keluar lagi deh ongkos Rp 50.000,- untuk wrapping koper. Dan untuk barang-barang ringkih yang dicurigai bakal luber atau hancur harus lewat pintu lain yaitu bagian OGG. Lengkapnya cerita menyusul ya di blog...

Jadi, saya wajib ingat-ingat bahwa barang seperti botol markisa sebaiknya ikutan masuk di kabin. Sementara barang-barang berupa makanan seperti bolu meranti, bika ambon dan rekan-rekannya bisa kok dimasukkan bagasi. Dan masih utuh rapi jali ketika sampai di tempat tujuan. Mudah-mudahan ingat karena jalan-jalannya super jarang. Hehehehhe.... 




Cerita perjalanan lainnya dapat dilihat dari postingan berikut ya

10 komentar:

  1. Aku juga pernah ngalamin jadwal penerbangan yang diundur (dan itu penerbangan pp ke Bali aku yang pertama). perginya sesuai jadwal, baliknya yang delay. Untung lah ga dipercepat. Bisa nangis bombay kalau tiketnya angus. Baru tau jadwal diundur pas chek in malah. Selama di Bali sana lempeng aja ga kepikiran kemungkinan jadwal berubah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waks, ngeri banget kl ternyata jam pesawat utk balik malah dipercepat dan kita gak tau apa2... :(

      Hapus
  2. Gitu deh kak, kalau lagi high season kabin suka penuh...Sebel banget liat manusia yang bawaannya segambreng..padahal kan udah ada aturannya ya...Waktu di Istanbul juga gitu, gegara kabinnya sudah penuh terisi, hand carry bbrp penumpang terpaksa dimasukin ke bagasi. Jadinya pesawat telat terbang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. paman saya jg pernah melihat ada penumpang yg maksa kopernya masuk kabin. padahal asli gak muat dan dia kekeuh maksa masukin... gak kebayang kalau jebol... bikin delay, sementara yg punya barang pasti gak mau disalahin

      Hapus
  3. Wah rempong juga ya kak kalau ada konfirmasi gitu. Seremnya kalau ternyata jadwalnya dimajukan. Sirup markisa emang enak banget sih, beda dg yg dijual di sini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya dan memang penumpang yg mesti aktif bertanya

      Hapus
  4. Selalu yah LION AIR itu, aku juga pernah delay berjam-jam bahkan diundur. Tapi kok ya aku nggak kapok naik Lion Air, mungkin karena destinasinya yang banyak dan harganya murah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. mama saya yg kapok kayaknya, tapi karena tempat duduknya yg sempit :)

      Hapus
  5. Sebetulnya semenjak tahun 2014, sudah keluar pengumuman dari PT Angkasa Pura bahwa sekarang semua penerbangan sifatnya silent. Penumpang mesti datang ke boarding room sendiri tanpa dipanggil melalui pengeras suara. Jadi kalau tidak tahu jam berapa berangkatnya, ya wassalam karena sampai kapanpun juga di airport tidak akan pernah dipanggil ke boarding room.

    Senang dengar Mbak Ria dan ibundanya bisa piknik jauh :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, baca penjelasanmu membuat semuanya jelas. saya memang jarang banget piknik :)))))

      Hapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.