Sebenarnya namanya Megaria atau Metropole sih?
Menurut cerita dari papa saya sih nama awalnya Metropole. Lalu ketika segala sesuatu yang berbau barat dilarang, maka namanya menjadi Megaria. Hingga akhirnya berubah kembali menjadi Metropole. Sejarah lengkapnya bisa dibaca di situs
Wikipedia.
Sejak dulu bioskop (yang memang letaknya gak jauh dari rumah orangtua saya) ini sudah menjadi tempat nonton favorit. Bioskop ini sebelum dibeli oleh group 21 punya tempat duduk bagian balkon, yang sayangnya tidak pernah saya rasakan. Jadi tidak seperti sekarang, bioskop Metropole hanya punya satu studio besar. Yang memang seru sih kalau lagi nonton film yang sedang in. Apalagi mengingat, film dari luar dulu-dulu selalu terlambat ketika masuk ke Indonesia. Jadi filmnya main di luar negeri sejak kapan, nongolnya baru sebulan kemudian misalnya. Kalau mau menonton film yang super baru, biasanya diputar saat malam tahun baru.
Dulu, setelah menonton orangtua saya suka makan mpek-mpeknya yang terkenal itu. Atau makan malam di lantai dua gedung tersebut. Iyaaah, saya juga baru tahu kalau ada tempat makan di lantai dua, jadi bisa melihat jalanan dari atas... Mungkin bisa jadi candle light dinner...?
Bioskop Metropole, walau setelah bergabung dengan group 21 sempat juga membuat saya malas menonton di sana. Saya tidak tahu apakah pengaruh dekorasi tapi rasanya tempatnya kok suram banget. Plus, tempat makannya terkesan kumuh hingga saya lebih memilih nonton di pusat perbelanjaan.