Blog berisi curhatan si lajang

Kamis, 24 Juni 2021

Refleksi Pendidikan Indonesia: Diantara PJJ dan PTM, Webinar by Faber-Castell Indonesia




Ketika pandemik melanda dunia tahun 2020, kebanyakan dari kita masih berpikir optimis, ah ini hanya sementara. Kondisi pasti akan kembali seperti semula dalam waktu  yang tidak lama. Tapi pada kenyataannya, tidak ada yang tahu kapan sebenarnya pandemik berakhir. Rutinitas lama pun berubah, antara lain dengan melakukan pekerjaan dan bahkan belajar dari rumah. Pertanyaannya, apakah kita semua siap dengan kondisi ini; terutama bidang pendidikan? 

Hal ini menjadi bahan pembahasan dalam webinar yang diselenggarakan oleh Faber-Castell : Refleksi Pendidikan Indonesia, Diantara PJJ dan PTM. Dengan moderator Andri Kurniawan; PR Manager Faber-Castell beserta dua pembicara, Pemerhati Pendidikan Saufi Sauniawati dan Christian Herawan, Product Manager PT. Faber-Castell. 

Menurut ibu Saufi Sauniawati, Metode Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia tidak maksimal. Karena anak didik, tenaga pendidikan dan dunia pendidikan di Indonesia belum siap menghadapinya; berbeda dengan negara lain. 
“Kalaupun ponselnya ada, paketnya enggak ada, sinyal lemah. Selain itu, orang tua harus secara intensif ikut belajar dan mengajarkan pada anak. Dan kurikulum juga dinilai belum cukup menunjang model PJJ.”. 

Hal yang diutarakan itu memang benar adanya. Saya sebagai lajang yang sering mendapat curhatan dari teman yang mempunyai anak usia sekolah dan juga yang guru, mengambil kesimpulan kalau para orangtua juga termasuk yang belum siap. 


Masa-masa PJJ 



Kebiasaan baru selama masa pandemik, tentunya perlu penyesuaian semua pihak. Dan karena perubahan ini bersifat mendadak wajib diterapkan, tentunya akan timbul masalah-masalah. Yuk dibahas satu persatu.

Dari pihak Orangtua
Selama ini orangtua berperan sebagai:
- Penyedia fasilitas yang dibutuhkan anak, mulai dari peralatan sekolah hingga sekarang gawai dan peralatan pendukung lainnya
-  Turut membimbing anak dalam mengerjakan tugas-tugas dari sekolah. 
- Turut mengawasi apakah anak-anaknya telah mengerjakan tugas-tugas dari sekolah dan dapat memahami pelajaran. 
-  Tentunya orang tua juga menjadi motivator, agar anak tetap semangat dalam belajar. 

Di masa pandemik ini, peranan orangtua diharapkan lebih aktif dari yang biasanya. Dan ini menjadi dilema, baik para orangtua yang keduanya bekerja ataupun ada yang bersama dengan anak di rumah. Yang di rumah seharian bisa menjadi kesal karena anaknya tidak kunjung mengerti materi yang telah disampaikan oleh guru. Sementara yang baru pulang bekerja, harus menyiapkan energi lagi dan meluangkan waktu untuk mengawasi dan membimbing anak. 

Persoalan berikutnya dari PJJ adalah dengan penggunaan gawai. Tidak semua dari kita dapat membelikannya untuk anak (apalagi jika mempunyai lebih dari satu anak usia sekolah). Belum lagi pengeluaran tambahan untuk kuota internet. Kesulitan lainnya karena metode PJJ diberikan lewat aplikasi di handphone yang juga kurang dipahami oleh orangtua. Sering juga terjadi jaringan internet yang lambat dan akibatnya mengganggu proses belajar.


Dari pihak para Guru
Para guru (terutama para wali kelas) diharapkan lebih aktif dalam peranannya :
- Sebagai pendidik, 
- Sebagai pengawas
- Sebagai motivator

Di saat pandemik ini, para guru dituntut untuk membuat materi pelajaran yang kreatif. Tujuannya tentu agar anak tidak bosan dan dapat mengerti materi yang disampaikan. Namun hal ini tidak mudah, karena kurang lebih sama permasalahannya dengan yang dialami orangtua. 

Para guru pun tidak semuanya memiliki gawai, dan terkadang kesulitan dengan aplikasi yang tersedia. Mereka pun harus melakukan persiapan yang jauh lebih banyak, sering melakukan research, hingga belajar edit video, membuat animasi dan banyak lagi. Semuanya harus dapat menarik minat murid-murid untuk belajar, walau tidak bertemu langsung dengan para guru. Para guru ini juga kangen loh sama murid-muridnya, mereka juga kehilangan interaksi langsung. 

Selain itu para guru juga harus dapat mengatur jumlah tugas agar tidak dikeluhkan orangtua, baik kalau dianggap terlalu sedikit sehingga anak jadi santai. Atau malah terlalu banyak, sehingga yang ikut repot pun orangtuanya dan akan mengeluh kepada para guru. 


Dari pihak para Murid
Para murid diharapkan peranannya untuk
- Bisa bertanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan oleh para pengajar
- Punya keinginan untuk mencari tahu dan menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti pada gurunya. 
- Tentunya hal itu juga harus didukung kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. 

Namun di masa pandemik, mereka masih dengan pola pikiran bahwa kalau di rumah artinya libur. Apalagi bagi adik-adik yang duduk di bangku TK, yang konsentrasinya cepat buyar ketika belajar online. Bukan hanya keinginan untuk main game dan melupakan belajar, tapi ketika jaringan internet terganggu, mood belajar mereka umumnya langsung drop. Sementara tidak semua orangtua dapat terus-terusan mendampingi mereka. Dan biasanya, anak-anak justru akan lebih sering bertanya pada orangtua mengenai hal yang mereka tidak mengerti. 


Kombinasi PTM dan PJJ




Menurut Saufi, meski Pembelajaran Tatap Muka secara terbatas akan diterapkan, Pembelajaran Jarak Jauh akan tetap ada, seperti yang diungkap oleh Mendikbud Madiem Makarim belum lama ini. Dalam penyesuaian SKB3 Menteri tersebut, disebutkan mulai Januari 2021 PTM dapat dilaksanakan jika sudah mendapat izin Pemda dan telah memenuhi syarat. 

 




Karena PTM belum 100 persen, maka menurut Saufi, orangtua harus lebih cerdik dalam menyikapi pembelajaran online di masa mendatang. Khususnya terkait dengan sistem evaluasi pembelajaran, dimana dapat dilakukan dengan produk terbaru Faber-Castell yaitu Paket Belajar Online. 
“Orangtua dan anak didik selayaknya menggunakan produk Faber-Castell karena sangat cocok dan sangat membantu para siswa lebih cerdas dan hasilnya sangat memuaskan, memakai atau menggunakan produk dari Faber-Castell,”tambah Saufi .

Sementara itu, Produk Manager PT Faber-Castell International Indonesia, Christian Herawan menjelaskan bahwa Paket Belajar Online Faber-Castell memang diciptakan berdasarkan hasil survey yang ada di masyarakat khususnya terkait proses pembelajaran jarak jauh. Dimana gawai yang di perangkat utama Pembelajaran Jarak Jauh, yang dinilai kurang optimal dalam mendukung kegiatan pembelajaran. 


EVALUASI BELAJAR




Saya sering melihat teman kerja saya terpaksa harus mencetak pekerjaan rumah yang diberikan oleh para guru, agar anak gampang mengerjakannya di rumah. Lalu pekerjaan rumah tersebut harus di scan atau difoto untuk dikirimkan lagi kepada guru. Percaya atau tidak,  saya pernah mengalami sendiri masalah yang sama ketika mengikuti kursus online saat pandemic baru saja melanda. Berarti kami tidak hanya membutuhkan gawai tapi juga printer dan pastinya tinta printer serta alat tulis lainnya. 

Saya juga mengalami kesulitan saat ikut ujian, baik ketika harus menulis jawaban maupun memilih dari pilihan ganda. Hal ini akan membuang waktu, sementara saat ujian, hanya ada waktu yang terbatas. Sudah tambah stress, eh hasil ujian jauh dari yang diharapkan. Nah, hal tersebut tidak akan terjadi kembali jika materi evaluasi maupun pembelajaran tersebut dapat langsung dijawab melalui gawai yang  dipakai, tentunya dengan bantuan produk Paket Belajar Online Faber-Castell.





PAKET BELAJAR ONLINE FABER-CASTELL


Tunggu dulu, Faber-Castell bukannya merk pinsil warna saja ? Eh, asal tahu saja ya, Faber-Castell yang berdiri di Stein, Germany pada tahun 1761 ini merupakan salah satu perusahaan tertua dalam industri alat tulis. Saat ini Faber-Castell dikelola oleh Count Charles dan Countesses Katharina, Sarah dan Victoria von Faber-Castell yang merupakan generasi kesembilan. Produk mereka bukan hanya pinsil warna saja, tapi perlengkapan lain seperti stapler, mistar hitung, penghapus, penggaris hingga  perlengkapan seni,  serta peralatan tulis kelas atas dan barang kulit mewah. Bahkan saat ini Faber-Castell telah merambah ke industri kosmetik. 


Okay, kembali ke Paket Belajar Online Faber-Castell. Apa saja yang didapatkan dalam satu paket (berikut pen case) tersebut? 

1 Stylus
Mempermudah untuk menandai jawaban ujian dengan tepat dan berfungsi di segala merk smartphone/tablet.

1 pensil 2B
Dipakai untuk menjawab soal pilihan ganda di LJK dan sudah lulus ujian scan OMR/DMR & tidak mudah patah

1 Penghapus
Bebas debu dan berbahan lembut, agar tidak merusak kertas LJK. Dan yang terpenting bebas racun PHTHALATE

1 pen
Bentuk ergonomis untuk kenyamanan ketika mengerjakan soal essay

1 rautan 
dengan mata pijau yang lebih tajam dan tahan lama




Ada dua mekanisme penggunaan Stylus Faber-Castell, yaitu 
Cara pertama (dalam menjawab soal)
Capture soal
buka edit gambar
lakukan penulisan
simpan dan kirimkan ke google classroom

Cara kedua (membuka cataan dalam HP)
Buka program note
Tulis dengan Stylus 
Simpan dan kirimkan ke google classroom



Agar lebih jelas, berikut penjelasan untuk penggunaan pada gawai android:






Dan berikut, penjelasan untuk penggunaan pada gawai iPhone




Menurut saya, stylus ini bisa sangat membantu bagi para orangtua, guru, murid dan bahkan bagi para pekerja yang bisa jadi mengisi waktu di rumah dengan mengambil kursus online. Tidak ada lagi cerita tidak bisa mengerjakan tugas, karena jari jemari basah, atau kalimat klasik, tadi sepertinya saya sudah memilih jawaban A kenapa yang tersentuh malah yang B dan lain sebagainya. Dan peralatan lainnya dalam paket belajar ini, bisa digunakan jika nantinya PTM telah dimulai. 

Mencari produk ini? Mudah sekali dan harganya terjangkau. Teman-teman bisa mencari di beberapa e-commerce atau bisa cek di situs Faber-Castell Indonesia langsung.

Atau penasaran untuk tahu lebih banyak tentang Faber-Castell Indonesia? Berikut link akun sosial media mereka ya


Mengutip dari Christian Herawan yang berharap, stylus dalam kelengkapan belajar online ini dapat membantu siswa saat menjawab soal pilihan maupun esai, selain berfungsi menggeser layar dan juga menulis. Semoga paket belajar ini bermanfaat dan selamat menempuh tahun ajaran baru. 

12 komentar:

  1. Kalau pandemi ini tidak cepat berakhir dan anak sekolah terus PJJ bisa-bisa generasi bangsa ini semakin jauh tertinggal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ga berlangsung lama ya dan kita semua bisa beradaptasi dgn teknologi demi pendidikan yg lbh baik

      Hapus
  2. Anakku kan sekolahnya di SD negeri ya mba. Jadi jujurnya, selama SFH ini, materi itu diksh lewat wa. Kerjain di buku tulis, trus foto ke gurunya balik. Palingan sebulan sekali guru ngadain zoom.

    Aku hrs akuin, Krn banyak ortu murid yg terbatas ekonominya, JD ga mungkin pembelajaran online trus2an. Gemes sih memang, Krn aku ngerasa ga cukup materi yg dikasih. Tp mau gimana, ibu2 muridnya aja kdg utk bayar uang kas yg cuma 10rb sebulan ada yg masih nunggak. Ga mungkin mereka diharapkan pakai gadget dan segala peralatannya begitu :(

    Makanya Fylly aku masukin les juga, panggil guru privat. At least dia ga ketinggalan banget dr siswa lain yg sekolahnya lebih maju.

    Kereen nih fibercastell produknya variatif :). Aku baru tahu mereka bakal ngerambah ke kosmetik, tp mungkin ga masuk ke Indonesia kali yaaa. Selama ini aku klo beli peralatan gambar, ATO tulis menulis, aku pasti belinya merk ini mba. Memang agak mahal, tp kualitasnya bagus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Faber-Castell udah ada pinsil kosmetiknyaaaa.halah dsr cewek hya, baca kosmetik lgsg tertarik.
      Anyway, walau aku gak punya anak, stylus ini berguna bgt. Jd mnrt ku lumayan bisa bantu anak2 dlm proses belajar. Tentu PJJ tdk semaksimal PTM, tapi paling enggak ada alat pendukung yg bs ilangin stress

      Hapus
  3. wah, info yg bagus nih, langsung nyari ah buat anak saya...
    thanks ya..
    ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2, semoga dapat mengurangi keribetan dalam membantu anak belajar

      Hapus
  4. Keponakan saya termasuk yang harus menjalani PJJ. Bedanya di kampung, tugas dari guru tidak terlalu banyak. Sisanya anak malah bermain daripada belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. gurunya juga mungkin kesulitan ya, sehingga tdk bisa jg memberi materi terlalu banyak

      Hapus
  5. iiii mba riii sumpah aku baru tau faber castel ada ngeluarin stylus....tuh kan aku jadi oengen...buat gambar aku...wkwkw

    masalah dunia pendidikan yang dicekam pandemi dalam 2 tahun ini pastinya bikin pontang panting ya mba ri...ga kebayang ortu yang anaknya usia sekolah kudi double double tugasnya...kadang ada aja kendala...terutama yang ga semua terakses intetnet dengan baik...blom harus sabar dampingin anak belajar hihj

    BalasHapus
    Balasan
    1. naaah kan, kepingin kaaaan... iya nih sepertinya cocok buat kamu yang hobi menggambar ^_^
      Dan ya, kita gak tau sampai kapan nih pandemik berlangsung, dan semoga dunia pendidikan sudah lebih siap menghadapinya

      Hapus
  6. Sebagai istri guru, jujur aja aku lebih suka PJJ kak hahahhaa, karna suami WFH trs dan jam ngajar pun lebih pendek, etapi bukan berarti aku berharap selalu PJJ yg artinya pandemi ga berakhir berakhir, semua berharap semoga pandemi ini segera berakhir.

    Wah keren sih yaa faber castell mau merambah ke kosmetik juga, inovasinya agak diluar dugaan gitu, dari alat tulis trs ke kosmetik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mereka sudah merambah ke kosmetik, coba deh cek IG mereka.
      Anyway, temenku yg guru bilang lebih suka PTM, karena kangen interaksi sama anak2. Kalau bisa dikombinasi sih menurutku kenapa tidak ya? Masalahnya, sekarang dengan pandemik yang gak jelas kapan kelarnya, demi keselamatan semua orang ya terpaksa PJJ saja dulu.

      Hapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.