Blog berisi curhatan si lajang

Jumat, 30 Agustus 2019

Bandung Trip - SOLO TRAVELING Part 1

Gerbong Kereta ARGO PARAHYANGAN


Beberapa waktu ketika terpilih jadi one of top contributors di Traveloka Eats, kami mendapat hadiah voucher Traveloka yang bisa digunakan untuk membeli produk apa saja di Traveloka. Jadi tidak terbatas untuk membeli voucher makan, tapi juga untuk beli voucher tiket transportasi atau penginapan.

Setelah beberapa bulan voucher tersebut menganggur, akhirnya saya tergoda untuk menggunakannya menginap di Bandung. Iya, saya sedang mumet karena sudah lama tidak pergi liburan karena berbagai macam alasan. Jadi saya pikir, bolehlah menginap di Bandung untuk semalam. Sekalian ketemuan dengan seorang teman lama yang frekuensi ketemunya semakin lama semakin berkurang nih. Ohya kenapa sih judulnya Bandung Trip, Solo Traveling? Sebenarnya saya ke Bandung apa ke Solo? SOLO TRIP maksudnya adalah ini perjalanan saya seorang diri. Yes, kalau travel blogger femes itu sudah kemana-mana sendirian, saya baru mau mencoba ke kota terdekat. But every small step is a start, yes? Yes ajalah. 

Pemandangan dari KAI saat berangkat ke Bandung
Karena saya duduknya di C, jadi foto ini saya ambil sembunyi2 ketika penumpang di kursi D sedang tiduuuur


Sudah luama banget gak ke Bandung, awalnya saya mau naik kendaraan seperti Trans ini Trans itu, tapi banyak teman-teman langsung menyarankan untuk naik kereta api. Selain durasi tempuh yang hanya kurleb 3 jam, tempat duduk jauh lebih nyaman jika di kereta api.

Saya sampai browsing soal tempat duduk di kereta api. Jadi, jika berangkat dari Jakarta maka pesanlah tempat duduk di C-D. Kalau sendirian seperti saya baiknya di D karena ini yang paling dekat jendela. Sementara kalau pulang, sebaiknya di barisan A-B, dan tentu saja A yang paling dekat dengan jendela. Sayangnya pas mau pesan untuk keberangkatan, yang paling dekat dengan jendela sudah penuh semua... huhuhuu.... Untuk keberangkatan saya pilih tiket kelas Executive dan pas pulang beli yang kelas ekonomi. Padahal bedanya cuma Rp 40.000,- tapi ya begitulah... Beli di Traveloka tentunya supaya dapat diskon Rp 15.000,- yang lumayan untuk mengurangi biaya administrasi.


Saya pikir sudah dong sudah beli dan bayar tiket, tapi karena penasaran saya tanya deh sama teman yang sudah biasa naik kereta.
"Jadi lo sudah beli tiket? Belinya di KAI ACCESS gak?"
"Enggak, memang kenapa?"
"Oh, lo belom install ya KAI ACCESS?"
"Gak, lah ya gue jarang kemana-mana, memang kenapa sih?"
"Kalau lo belum ada apps KAI ACCESS, berarti lo mesti cetak tiketnya di stasiun keberangkatan."

WHAT?
Mesti pakai acara cetak-cetak tiket? 

"Iya, kalau males ya makanya install aja KAI ACCESS."

Ooookay... kayaknya newbie seperti saya daripada nanti pas mau berangkat baru heboh mending saya cetak saja deh tiketnya. Saya baca-baca lagi, tiket bisa dicetak mulai dari H-7 tanggal keberangkatan. Terus pas saya cerita, emak saya minta ikut karena sudah lama tidak melihat stasiun Gambir. Jadilah kami berdua pergi ke stasiun Gambir untuk pertama kalinya setelah... yah, ada kali belasan tahun. Udah diem, gak usah nanya umur saya berapa sekarang.

Fore di Stasiun Gambir

Sesampainya di stasiun Gambir seperti biasa, saya terlebih dahulu mencari tempat....nongkrong. Tujuannya ya agar mama saya bisa bersantai sementara saya mencari tahu print tiketnya di mana. Dan nanti kalau mau berangkat, pintunya yang mana.




Saya berusaha mencari tahu lewat petunjuk apa saja deh yang ada, terlalu gengsi buat bertanya ke petugasnya. Dan akhirnya saya menemukan sendiri di mana saya harus cetak tiket.




Ternyata gak seribet yang saya bayangkan. Hanya memasukkan kode booking dan jreng, tiket sudah ada di tangan.



Dan tidak jauh dari konter pelaporan terlihat deh pintu masuk untuk keberangkatan dan layar yang memperlihatkan jadwal keberangkatan kereta. Kayaknya semua sudah beres nih... Berarti saya tinggal siap berangkat saja doooong.


Tapi ya namanya juga sudah lama tidak pernah kemana-mana, jadi saya memutuskan untuk tiba di stasiun satu setengah jam sebelum berangkat. Padahal jarak dari rumah ke stasiun hanya butuh 15 menit, tapi memang dasar saya saja yang cepat senewen. Saya selalu berpikir, lebih baik kepagian daripada terlambat...walau ya gak gitu-gitu amat paginya...



Dan benar deh, begitu sampai di stasiun dan saya melihat layar untuk memastikan keberangkatan, saya bengong. Kok tujuan kereta ke stasiun Kiara Condong. Di mana pula itu stasiun dan kok berhentinya terakhir di situ? Bukannya saya beli untuk berhenti di stasiun Bandung? Akhirnya pas ada petugas baru deh dijelaskan kalau kereta yang saya naiki akan berhenti di stasiun Cimahi, Bandung (sesuai yang tertera di tiket) dan terakhir berhenti di Kiara Condong. Masalah begini saja bisa bikin panik. Padahal ya pakai logika saja ya, masa iya kota Bandung hanya punya satu stasiun KA doang.

Belakangan saya baru tahu dong, kalau mau ke Bandung tidak hanya lewat stasiun Gambir ke Stasiun Bandung. Tapi bisa dari Stasiun Senen ke manaaaa... yak, stasiun Kiara Condong, sodara sodari... Betapa bodohhhnya saiah...

Maxx coffee Stasiun Bandung

Anyway, balik ke cerita awal, karena saya sudah tahu prosedurnya, maka sesampainya di Bandung langsung cetak tiket untuk pulang. Awalnya pas sampai, pikiran saya ya langsung untuk cetak tiket, jadi lupa foto-foto suasananya. Eh ketika hendak pulang, euphoria liburan sudah menguap, akhirnya malah jadi malas foto-foto. Belajar dari pengalaman ketika hendak berangkat, saya pun tidak terburu-buru untuk tiba di stasiun. Saya tiba  tepat setengah jam sebelum keberangkatan kembali ke Jakarta.

Suasana di dalam kereta api Argo Parahyangan

Kesimpulan saya? Lebih baik lain kali pesan tiket untuk pulang pergi dengan kelas executive. Di kelas ekonomi, jarak antara kursi yang satu dengan yang lainnya terlalu dekat. Buat saya jadi tidak nyaman, dan kebayang deh kalau sampai mengajak mama.

Tapi secara keseluruhan saya menikmati banget perjalanan dengan naik kereta api. Mudah-mudahan bisa kembali menikmati SOLO Traveling walau dalam waktu yang singkat.

Postingan berikutnya soal penginapan di Bandung
Postingan berikutnya di dua kedai kopi
Postingan berikut di Saka Bistro and Bar
Postingan berikut di Sama Dengan Coffee
Postingan berikut di Night Hangout

10 komentar:

  1. Wah ada yang lagi travelling nih? Sendirian aja nih ya Kak hihi. Alhamdulillah menyenangkan nih ya

    BalasHapus
  2. Saya jadi rindu nih pingin naik kereta lagi. Pingin travelling huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk ajak keluarga dan sahabat utk naik kereta api

      Hapus
  3. Wah saya jadi pingin nih Mbak naik kereta api ke Solo. Pingin jalan-jalan juga

    BalasHapus
  4. hallo kak, wkt ke bandung kan thn 2019, udh ada peraturan sebelum perjalanan hrs antigen/ pcr dulu gak kak? terimakasih🙏🏻

    BalasHapus
  5. hii kak, mau tanya,
    wkt kakak kesana kan 2019, perjalanan hrs pakai hasil pemeriksaan antigen/ pcr gak kak? terimakasih:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai, thn 2019 kan belum pandemik. Pada thn 2021 saat pandemik, saya ke sana saat PPKM level2 dengan kendaraan. Jadi tidak diminta antigen/pcr. Kalau ke Bdg atau luar kota lainnya dengan KRL atau pesawat, saat itu akan diminta hasil swab PCR setidaknya antigen

      Hapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.