Kopi Tiam, sering kita dengar tapi mungkin kita tidak betul-betul paham mengenai kopi yang satu ini. Terlebih bagi saya, yang memang awalnya bukan penikmat kopi. Saya minum kopi sekedar untuk tetap terjaga ketika belajar sebelum ujian. Orangtua saya pun tidak terbiasa mengajak sarapan di luar.
Suatu hari, seorang teman mengajak saya untuk bertemu di salah satu dari sekian banyak Kopi Tiam. Saya merasakan antusias dari suaranya dan hal ini membuat saya tertarik. Apa yang membuat Kopi Tiam jadi lebih Istimewa baginya? Ternyata, baginya
Kopi Tiam membawa banyak kenangan dengan keluarganya.
Melihat suasana yang ramai di dalam Kopi Tiam dengan pengunjungnya yang dari berbagai generasi, saya jadi penasaran. Jadi ingin tahu lebih banyak tentang Kopi Tiam. Temenin saya yuk, menjelajah bareng kehangatan Kopi Tiam ini mulai dari sejarah, budaya hingga racikannya.
Menjelajah Kopi Tiam:
Sejarah dan Inspirasi Budaya Kopi Tiam
Nama Kopi Tiam ini berasal dari bahasa Melayu untuk “KOPI” dan Hokkien untuk “TIAM yang artinya toko atau kedai. Setelah tahu artinya, saya jadi bingung juga kalau bilang mau ke kedai Kopi Tiam. Tapi kan Kopi Tiam banyak? Ah, jadi kemana-mana, yuk lanjut lagi.
Kopi Tiam berkembang pesat di Asia Tenggara terutama di Singapura dan Malaysia sejak abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Kedai-kedai ini didirikan oleh imigran Tionghoa. Awalnya mereka bekerja sebagai juru masak, pekerja di perkebunan. Tapi setelah Perang Dunia II berakhir, maka mereka kehilangan pekerjaan. Dan akhirnya membuka kedai-kedai kopi untuk bertahan hidup.
Karena banyak dari mereka pernah bekerja jadi jurumasak pada orang-orang Eropa, maka hidangan yang disajikan pun mendapat pengaruhnya. Seperti sarapan pagi dengan roti panggang dan telur setengah matang. Dipadukan dengan selera lokal tentu saja, seperti toast kaya. Menu makanan dipengaruhi unsur budaya Tionghoa dan Melayu dengan adanya sajian mi, kwetiau, nasi lemak.
Kopi Tiam pun menjadi tempat berkumpul bagi para pekerja, pedagang dan komunitas lokal untuk sarapan, minum kopi ataupun teh. Dan tentu saja menjadi tempat untuk berbincang-bincang. Bahkan menjadi ruang sosial lintas etnis.
Kopi Tiam juga memiliki sejarah panjang di Indonesia. Terutama di daerah yang memiliki penduduk dari etnis Tionghoa seperti di Medan, Bangka Belitung, Pontianak dan juga Singkawang. Kopi Tiam pun menjadi pusat sosial, tempat berbagai kalangan bertemu dan bertukar kabar. Saya jadi membayangkan sahabat saya biasa diajak oleh orangtuanya, mengobrol di Kopi Tiam. Ia hendak berbagi rasa kenangan itu dengan saya, pada saat kami berdua bertemu untuk bertukar cerita. Tidak di dalam rumah tapi memberikan suasana dan kenyamanan seperti di rumah.
Menunya Apa Saja?
Kopi Tiam tradisional memiliki menu dan metode yang standard teutama dalam penamaan dan penggunaan bahan utama. Karena nama makanan atau minumannya tidak seperti yang umum kita ketahui, maka belajar dulu deh. Terutama jenis kopi yang biasanya disajikan dengan nama-nama berikut:
Kopi-O atau kopi hitam. Kopi diseduh dengan air mendidih dan ditambahkan gula.
Kopi-O kosong: Bukan dikasih gelas kosong ya, tapi ini kopi hitam tanpa gula
Kopi-C: Bukan kopi dengan vitamin C tapi kopi dengan susu evaporasi dan tambahan gula
Kopi: Ternyata bukan kopi hitam melainkan kopi dengan susu kental manis dan gula.
Kopi C peng siu dai: kopi dengan susu evaporasi, es batu dan sedikit gula.
Peng berarti es dan siu dai berarti sedikut gula.
Menu makanan yang juga ikonik dan dihidangkan di Kopi Tiam:
Roti panggang renyah dengan olesan selai srikaya dan mentega dan sering kita kenal dengan Kaya Toast.
Telor setengah matang juga pasti hadir dan disajikan dengan kecap asin dan lada.
Jadi kepingin sarapan di sini gak sih setelah baca-baca menunya?
Biji Kopi dan Metode Penyeduhan
Sudah belajar sedikit mengenai nama-nama menunya, kita
tentunya penasaran dong dengan jenis biji kopi apa sih yang digunakan sebagai
bahan dasar? Kebanyakan Kopi Tiam menggunakan biji kopi jenis Robusta. Karena
cita rasa yang kuat dari biji robusta yang dikenal dengan rasa lebih pahit dan
kandungan kafein yang lebih tinggi. Dan cita rasa kuat ini yang membuatnya pas
untuk diracik dengan susu kental manis dan susu evaporasi.
Alasan lainnya karena robusta lebih banyak ditanam di Asia
Tenggara dan harganya lebih terjangkau. Sehingga cocok bagi kedai kopi yang
target pasarnya adalah para pekerja serta masyarakat umum.
Faktor lainnya biji kopi di Kopi Tiam sering disangrai
dengan tambahan mentega atau gula/caramel. Dari proses ini maka warna yang
dihasilkan menjadi lebih gelap, aroma juga lebih smoky, body yang lebih berat,
menjadi ciri khas Kopi Tiam.
Hal unik lainnya dari Kopi Tiam adalah metode penyeduhan
yang sederhana namun ikonik:
Kopi diseduh dalam teko besar yang lehernya panjang itu loh.
Teko tersebut dilengkapi dengan saringan kain. Sering disebut kaos kaki atau
sock filter.
Metode unik lainnya adalah kopi disaring dan dituang
berulang kali atau dikenal dengan metode pulling. Metode ini untuk memastikan
ekstraksi yang maksimal dan temperatur yang pas. Maka didapatkan kopi yang
kental dan bold.

Di Mana Lagi Kopi Tiam Terbaik Menanti Anda?
Setelah membaca mengenai sejarahnya, hingga metode penyajian
dan teringat akan suasana hangat di Kopi Tiam, jadi ingin mencoba lagi deh. Eh,
memangnya kehangatan Kopi Tiam ini juga bisa ditemukan di Jakarta?
Wah, kemana saja nih saya sebagai penduduk kota Jakarta.
Kota yang kaya akan keberagaman budaya dan juga jadi rumah bagi sejumlah Kopi
Tiam yang setia dengan tradisinya loh. Bisa saja kita tidak tahu kalau ada Kopi
Tiam yang menunggi di sudut jalan. Tidak hanya menawarkan secangkir kopi tapi
juga sebuah pengalaman budaya.
Setiap Kopi Tiam pastinya punya cerita dan resep rahasianya
sendiri, walau metodenya nyaris sama. Jika kita cukup jeli, akan bisa menemukan
perbedaan tipis dalam proses roasting-nya, rasio racikan susu dan gula, hingga
pekatnya kekentalan kopi. Hal-hal seperti ini akan menjadikan petualangan
mencari Kopi Tiam di Jakarta semakin menarik!
Jadi, tunggu apa lagi? Manfaatkan akhir pekan atau waktu
luang untuk menjelajahi Kopi Tiam terdekat di sekitar kita. Kita bisa merasakan
sendiri sensasi menyeruput kopi Robustya yang pekat. Penyeduhannya pun dengan
cara tradisional dan ditemani kaya toast serta telur setengah matang yang
gurih. Akan jadi pengalaman menikmati kebudayaan di dalam segelas kopi.
udah lama gak makan di kopi tiam, kangen makan kaya butter toast :D
BalasHapusTernyata punya sejarah panjang juga ya.
BalasHapusJadi pengen nyobain kopi tiam juga.