Blog berisi curhatan si lajang

Kamis, 07 Oktober 2021

SQUID GAME and Life Lessons


To-am Ceramics Busan year 2003

Siapa yang baru nonton film Squid Game? Kalau ya, berarti selamat kalian akhirnya bisa terbebas dari spoiler yang beredar di mana-mana. Saya juga mau bikin nih, apa saja yang bisa kita pelajari dari menonton drama Korea hits Squid Game ini di Netflix. Ohya, maaf fotonya gak ada hubungannya dengan film ya. Foto ini diambil bertahun-tahun lalu ketika saya jalan-jalan ke Busan bareng teman di tahun 2003. 

Okeh, yang disampaikan oleh film tersebut adalah:

HIDUP ITU (MEMANG) KERAS

Ya, hidup itu perjuangan dan memang harus diakui untuk beberapa orang, seperti permainan atau pertandingan. Terkadang kamu menang, tapi setelah itu harus segera bersiap untuk pertandingan berikutnya. Bisa jadi kamu kalah habis-habisan, terpuruk, sampai pada situasi hidup enggak mati juga enggak. Yang jadi pertanyaan, bisa gak kita bangkit dari kekalahan itu dan melanjutkan hidup? Atau ternyata kekalahan itu telah memupus semua harapan dan kematian adalah jawaban? Seberapa butuhnya kita pada pertolongan untuk membuat; misalnya kehidupan orang terdekat? Apakah mempertaruhkan nyawa setimpal dengan imbalannya? 


HOW LOW CAN YOU GO?

Saya bukan mau iklan ya, karena ini memang mengutip dari kalimat iklan. Pertanyaannya, terkait dari film tersebut adalah : SEBERAPA RENDAH KAH KAMU? 

Seberapa rendah kah kamu atau kita akan bertindak dalam keadaan yang terdesak? Seberapa rendah kita akan bertindak jika urusannya sudah menyangkut keselamatan diri sendiri atau orang-orang terdekat? 

Atau kita dihadapkan pada situasi kegagalan dalam hubungan dengan orang lain, kegagalan dalam pekerjaan, lantas kita mengambil jalan pintas. Dan kita berusaha membenarkan tindakan itu, padahal jelas-jelas telah melanggar nilai-nilai kehidupan yang dianut. 

So, how low can you go?


TRUST IS A COMPLICATED THING

Mengutip dari film; kita percaya sama orang bukan karena mereka dapat dipercaya. Tapi krn gak ada tempat bersandar.

Terkadang dalam hidup, kita terpaksa menaruh kepercayaan pada orang yang sebenarnya beneran gak sih dia bisa dipercaya? Tapi keadaan memaksa demikian, kita harus benar-benar mengandalkan perasaan dan penilaian; jika kebetulan kita sudah kenal lumayan lama. 

Sudah kenal lama pun, belum tentu juga kita bisa memberikan penilaian yang benar. Apalagi kalau mereka adalah teman dan keluarga, yang biasanya kepercayaan pasti akan otomatis kita berikan. Tapi tidak semua orang di dunia ini tulus dalam berhubungan dengan orang lain. Mereka akan memanfaatkan kepercayaan kalian, menggunakannya untuk kepentingan pribadi dan tidak akan segan menghancurkan kalian.

Walau demikian, film ini juga mengajarkan, persahabatan dan rasa percaya bisa terjadi karena keadaan dan memang situasi telah membuktikan bahwa mereka bisa dipercaya.


SUSAH MOVE ON

Ya, susah move on ini ada kaitannya juga dengan How Low Can You Go. Dalam film ini, dua tokoh utamanya itu sudah saling kenal sejak kecil. Saya menduga, paling tidak ada rasa persaingan di antara keduanya. Belum lagi kalau orangtua masing-masing suka saling mengompori, anak saya lebih okay daripada anakmu dan begitu juga sebaliknya. 

Yang seperti ini akan tertanam terus-terusan dalam benak hingga dewasa. Dan ini antara lain bentuk dari susah move on. Karena kekesalan yang terpendam itu membuat kita yakin, kalau cara yang digunakan untuk menghadapi orang tersebut adalah benar. 


KEBENARAN ATAU KEBOHONGAN?

Balik lagi ke poin, seberapa rendah kita dapat bertindak saat situasi mendesak. Kita tahu apa yang kita lakukan salah, misalnya nih menggunakan uang tabungan bersama. Tapi, kita terus-terusan mengatakan pada diri sendiri, hal yang kita lakukan tidak salah. Karena kita punya alasan untuk sampai bertindak serendah itu. Kalau tidak melakukan itu, nanti kita begini dan begitu. Kebohongan yang kita katakan berulang kali itu akhirnya jadi kebenaran yang HAKIKI.

Mungkin kurang lebih sama dengan yang suka menyebarkan kejelekan seseorang pada publik. Padahal pada kenyataannya tidak seperti itu. Tapi karena yang menyebarkan ini, juga mengatakan hal yang sama berulang kali pada dirinya sendiri, akhirnya dia pun percaya pada kebohongannya. Demikian pula akhirnya dengan yang mendengarkan. 

Kasarnya, kalau mau terjerumus ke lubang lumpur paling dalam, akuilah dalam hati bahwa memang itu salah dan tidak usah mencari pembenaran. 


TRUST YOUR INSTINCT 

Percayalah insting kamu terhadap situasi atau pada seseorang. 

Ketika kita dekat dengan seseorang, kita selalu ingin percaya pada mereka. Padahal otak kita sudah mengirim sinyal-sinyal mengenai adanya hal yang janggal. Hati kita pun mulai mempertanyakan segala sesuatu. Tapi kita pasti akan selalu menganggap hal itu tidak mungkin terjadi.

Sesekali dengarlah peringatan dari diri kita terhadap orang lain. Hal yang janggal patut kita pertanyakan agar kita menjadi waspada terhadap orang tersebut.




OTAK MENGALAHKAN FISIK

Ya, punya fisik tinggi besar tentu menguntungkan dalam pertandingan yang memang butuh kekuatan fisik. 

Tapi film ini membuktikan bahwa walau tidak punya kelebihan dalam fisik, otak dan pengalaman dari kehidupan memberikan solusi yang cemerlang. Justru yang punya kelebihan fisik tersebut ternyata menggunakannya untuk menyembunyikan rasa ketakutan dalam diri sendiri. 

Intinya mereka hanya bisa mengandalkan fisik, tapi otaknya kurang dimanfaatkan dengan maksimal. 


MONEY CAN'T BUY HAPPINESS

Iya, lagu lama. Tapi dengan uang, kebanyakan orang dapat melakukan apa saja baik itu kebaikan hingga kekejaman terhadap sesamanya. 

Alasan ini pun balik ke poin KEBOHONGAN ATAU KEBENARAN? Saya tidak bahagia dengan uang yang dimiliki karena itu saya merasa perlu membuat pertandingan yang berdarah-darah. 


Kurang lebih, inilah yang diajarkan dari film Squid Game, menurut saya loooh... Kalau menurut kalian bagaimana? 

3 komentar:

  1. Yah, karena blom nonton jd gw titip komen gini aja deh haha..

    BalasHapus
  2. Drakor yg aku sukaaa bangettt :D. Serunya ada, sedihnya kebawa bangettt. Sayang cuma 9 EPs. Setuju sih mba Ama semua poin di atas. Kayaknya kalo udah kebanyakan uang dan ga tau lagi mau diapain, ditambah pula pemiliknya seeprti ga percaya Tuhan, jadi korslet deh :p.

    Paling pelajaran lain yang aku dapet, hidup sesuai kemampuan ajalaaah, jangan banyakin ngutang. Apalagi sampe gali lubang tutup lubang. Kayak gitu jadinyaaa... Mikir ga bisa jernih lagi :p. Mau sesuatu, ya nabung, jangan malah ngutang dulu bayar belakangan 🤣

    BalasHapus
  3. mba ri...ini film yang lagi viral itu bukan ya...hihi

    foto pas di bussan pemandangannya cakep banget

    nilai nilai moral yang diberikan film ini cucok deh..trutama tentang hubungan antar manusia misalnyabdalam lingkup pertemanan...biasanya emang ga bisa 100 persen percaya pasti ada rambu rambu yang ngebatasin kita bahwa ada ruang yang ga bisa dishare semuanya ke temen kita itu #etdah tumben ku ngomongnya ketinggian....aku sendiri kok tetiba jadi loading ya haahhah...

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.