Blog berisi curhatan si lajang

Selasa, 12 September 2017

IT - My Point Of View

Tiket nonton IT
Saya menonton IT versi mini seri entah sudah beberapa tahun lalu dan sempat membuat rada-rada gimana deh setiap kali melihat badut. Dan baru belakangan saya mengetahui kalau cerita dari mini seri tersebut ternyata diangkat dari novel karangan Stephen King. Tapi kesan seram yang ditinggalkan tetap ada dan membuat saya malas membaca novelnya. 

Lah, kalau seram kok ya nekat nonton lagi remake filmnya? Hehehe, entah ya… Saya akui sudah setahun ini saya puasa nonton film horror. Karena memang saya baperan, kalau habis nonton suka berasa serem sendiri. Tapi, saya penasaran sama remake film yang satu ini. Dan kalau saya kasih tahu alasan utamanya yang membuat saya tidak terlalu seram sekarang nanti bisa jadi spoiler. 

Saya tidak bisa tidak membandingkan pemeran badut Pennywise versi lama dengan yang baru. Bagi yang sudah bosen nonton Home Alone di salah satu televisi swasta mungkin sudah hapal dengan wajah Tim Curry. Itu loh, pegawai hotel yang kalau menyeringai mirip Grinch. The creepy Tim Curry yang memang mukanya pas banget jadi penjahat atau setan sekalian. No offense, Tim Curry.  
IT versi lama tentunya tidak menampilkan banyak spesial efek seperti film yang sekarang. Tapi ekspresi Tim Curry sebagai badut Pennywise tidak bisa saya lupakan. Saya malah tidak inget nama badutnya itu Pennywise. Sementara pemeran yang sekarang Bill SkarsgĂ„rd , IMHO lebih menonjolkan IT sebagai monster dan bukan hantu yang tiba-tiba muncul dan menyeringai di dekat kalian.  Jadi apa ceritanya? Kurang lebih demikian . 


Cerita dimulai dari dua bersaudara, little Georgie (Jackson Robert Scott) dan kakaknya yang gagap Bill (Jaeden Lieberher). Karena Bill tengah sakit ia tidak bisa menemani adiknya dan membantu membubuhkan lem agar adiknya bisa bermain perahu di tengah hujan badai. Ya, siapa juga yang mau main di tengah hujan ya? Tapi begitulah awal dan akhir… Akhir bagi kehidupan Georgie yang bertemu dengan badut Pennywise dan awal dari kegelisahan Bill yang merasa bersalah membiarkan adiknya keluar sendirian tanpa dirinya.





Di film serial TV hanya terlihat Georgie berteriak ketika badut Pennywise menampilkan siapa diri sebenarnya. Jadi, kesan akan ada adegan brutal itu cukup dengan melihat tampilan gigi-gigi Pennywise yang mendadak menjadi lebih besar dan menakutkan.





Sementara di film yang baru ini Georgie jelas-jelas meninggal  tapi tanpa meninggalkan jejak. Dan membuat Bill terus berharap kalau adiknya masih hidup. Di buku (setelah akhirnya saya memutuskan mulai membaca), jenazah Georgie ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Jadi tidak ada teka teki apakah sang adik masih hidup atau tidak. Melainkan lebih apa yang menyebabkan kematian Georgie. 

Tapi masalah Bill bukan hanya mengenai adiknya, melainkan ia dan ketiga temannya : Stanley (Wyatt Oleff), Richie (Finn Wolfhard, kalau merasa pernah melihat maka tidak salah lagi. Ia turut berperan dalam serial TV yang rada-rada mirip dengan IT yaitu Stranger Things) dan Eddie (Jack Dylan Grazer) sering dibully oleh Henry dan gang-nya. Empat sekawan ini akhirnya bertambah anggota si gemuk Ben (Jeremy Ray Taylor), si cantik Beverly (Sophia Lilis) dan Mike (Chosen Jacobs). Mereka akhirnya menyadari bahwa memang ada yang aneh di kota kecil tempat mereka tinggal. Bahwa setiap 27 tahun sekali ada peningkatan jumlah orang yang hilang dan didominasi oleh anak-anak. Mereka pun menemukan petunjuk bahwa makhluk berwujud apapun yang mereka takutkan itulah yang memangsa para penduduk. 

Jadi, walau para pemainnya adalah anak-anak, cerita ini bukan untuk usia 13 tahun ke bawah. Cerita horror ini membungkus banyak kisah seperti bullying dan bahwa pelaku bullying sendiri mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Orangtua yang terlalu protektif dan terus-terus meyakinkan sang anak bahwa dirinya sakit keras. Anak yang terpaksa melakukan pekerjaan yang tidak disukai karena harus mencari nafkah. Hingga anak gadis yang mengalami pelecehan seksual oleh ayahnya sendiri. Tapi namanya juga dunia anak-anak, cerita kelam ini disisipi juga kisah cinta monyet antara ketiga tokoh, kegemaran akan New Kids On The Block (hah! Temen saya dong), dan bagaimana anak-anak pria yang tengah puber memandangi Beverly saat mereka berenang bersama. 

Cerita terror badut Pennywise ini sepertinya akan berlanjut ke film berikutnya, sama seperti miniseri yang terdiri dari dua episode.  Dan akhirnya menggerakkan saya untuk mulai membaca bukunya… Karena saya jadi penasaran, sebenarnya apa sih badut Pennywise ini dan mengapa selalu kembali untuk menyebar teror ke penduduk setiap 27 tahun sekali. Mungkin akan ada cerita lengkapnya di film yang kedua yang entah kapan nongolnya.

3 komentar:

  1. Hahai, dan aku baru tau akhir2 ini mb ri klo kebanyakan bukunya stephen king bergenre horror thriller, cuma aku beu taunya yg children of the corn

    Yang it ini, baru aja kubuka trailernya asli bikin penasaran, soalnya klo yg munculin suspectnya badut aku suka tuh

    #ya walo akhirnya jd parno klo ngliat badut beneran wkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. tp segala yg bertopeng itu memang menyeramkan sih... iya gak? liat ondel2, terus topeng2 belum lagi boneka orang... yg kayaknya matanya ngikutin kemana aja kita pergi... Jiah, jadi serem beneran

      Hapus
  2. udah lama gak nonton film horror, pinginnya kalo nonton film yang bikin santai...nonton film yang serem itu capek qiqiqi

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.