Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 19 Oktober 2015

Nonton Bareng Celestial Movies : Little Big Master


Biasanya nih, film yang diadaptasi dari kisah nyata pasti bisa memberi inspirasi bagi kita para penontonnya. Dan itu yang menjadi alasan saya mau banget ketika ada acara nonton bareng Celestial Movies yang berjudul: Little Big Master di XXI Plaza Semanggi tanggal 17 Oktober lalu. 

Cerita yang dimulai dari video rekaman seorang anak yang mengeluh khawatir mengecewakan orangtuanya karena tidak sanggup mencapai nilai yang diharuskan di sekolah anak berbakat. Pihak sekolah awalnya mengusulkan agar anak bersekolah di tempat lain. Tapi karena ada kepentingan lain (ortu si anak termasuk donatur sekolah tersebut) mengakibatkan kepala sekolah Liu Wai-hung (diperankan Miriam Yeung) merasa frustrasi. Ia kasihan melihat anak tersebut seolah hidup demi gengsi orangtuanya, tapi tidak ada yang bisa ia perbuat. Akhirnya ia memutuskan berhenti bekerja dan sang suami mengatakan kontraknya di museum akan segera selesai. Artinya mereka bisa melaksanakan rencana untuk keliling dunia berdua saja. How romantic. I love HK movies karena mereka bisa memberikan visualisasi hubungan dua orang tanpa berlebihan.

Foto diambul dari sini



Tapi Wai-hung merasa seperti ada yang kosong dalam hidupnya setelah berhenti di dunia pendidikan. Semangatnya baru timbul ketika melihat berita tentang TK Yuen Kong; Hong Kong yang terancam tutup. Sekolah tersebut ditinggal oleh kepala sekolah, guru hingga akhirnya hanya tersisa 5 murid perempuan. Publikasi yang buruk terhadap sekolah tersebut mengakibatkan keadaan bertambah parah. Sepertinya hanya tinggal menghitung hari usia sekolah tersebut. Sekolah tersebut akan tetap dibuka dan mendapat dana dari pemerintah jika ada setidaknya 5 murid. Padahal 4 bulan lagi saat semester berakhir ada satu orang yang akan lulus. Kepala desa hanya bisa memberikan gaji kecil untuk melakukan semua pekerjaan di sekolah itu. Merasa iba tehadap anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu itu, Wai-hung menyanggupi. Sang suami; Dong (diperankan Louis Koo) pun mendukung, apalagi mendengar kalau pekerjaan ini tidak untuk seterusnya. Wai-hung akan berusaha memindahkan anak-anak itu ke sekolah lain.

Keterangan: Ka Ka, Siu Set, Wai-hung, Chu Chu, Jenny dan Kitty. Gambar dari Celestial Movies

Lalu apakah pekerjaan dan niatnya berjalan lancar? Niat baik belum tentu mendapat respon yang positif. Banyak yang mengatakan ia hanya mencari popularitas dengan gaji yang kecil. Penduduk setempat pun sinis dan yakin kalau sekolah pasti akan tutup. Sampai dijadikan bahan taruhan berapa lama kira-kira sekolah itu akan bubar karena kekurangan murid. Bahkan keluarga murid-murid ini pun bermasalah. Ada dua bersaudara dari Asia Selatan : Kitty (Zaha Fathima) dan Jenny Fathima (Khan Nayab) yang orangtuanya tidak punya biaya mengantar anak-anak mereka ke sekolah. Pada akhirnya, Wai-hung mengambil inisiatif untuk mengantar jemput mereka. Lalu Siu Set (Ho Yun-ying) yang hanya tinggal dengan ayahnya karena ibunya masih di China daratan menunggu visa. Di usia yang belia Siu Set sudah pandai mengurus ayahnya yang terlihat jauh lebih tua dan sakit-sakitan. Sementara Chu Chu (Keira Wang) tinggal dengan bibinya setelah orangtuanya meninggal akibat kecelakaan saat badai. Akibatnya Chu Chu selalu ketakutan saat terjadi hujan badai. Yang paling tertua adalah Ka Ka (Fu Shun-ying) yang selalu terlihat muram karena orangtuanya yang selalu bertengkar. Ia khawatir mereka akan saling melukai satu sama lain dan ia tidak mau kehilangan mereka. 

Gambar dari Celestial Movies

Perlahan Wai-hung berhasil mendekati kelima muridnya, memberi harapan pada mereka serta mengajak mereka untuk bermimpi akan masa depan. Tepatnya keluarga masing-masing memberitahu apa mimpi mereka pada anak-anak ini. Wai-hung turut melibatkan seluruh anggota keluarga anak-anak itu dalam memperjuangkan keberadaan sekolah. Bahkan kepala desa dan istrinya juga turut bersimpati dengan upaya Wai-hung sehingga mau membantu. Namun kesulitan terus mendera dan membuat Wai-hung kambuh penyakitnya. Tapi pada akhirnya sekolah ini mendapat tambahan dua murid, tepat di hari terakhir ketika upacara kelulusan Ka Ka. TK Yuen Kong masih berdiri tegak hingga sekarang, dengan Wai-Hung sebagai kepala sekolah. Para donatur dan orang-orang yang tergerak hatinya untuk membantu turut menolong sekolah ini. 

Gambar diambil dari sini
Sepanjang nonton film ini, saya menyesal cuman bawa satu tissue!! Iya, satuuuu saudara-saudara! Saya sampai harus minta pada tetangga sebelah! Padahal saya yakin sudah siap banyak... Akting Miriam Yeung sama Louis Koo sudah tidak usah diragukan ya beserta para pendukung lain (aktor dan artis dewasa). Tapi film ini adalah kesempatan pertama bagi kelima pemeran murid-murid TK Yuen Kong tersebut. Mereka membuktikan sebagai pilihan yang tepat setelah mengalahkan sekitar 400 peserta kasting lainnya. Menurut Miriam Yeung, anak-anak ini menempel habis pada Louis Koo. 


Gambar diambil dari sini

The Real Lui Wai-hung mengakui ia sebenarnya merasa tidak nyaman melihat dirinya diperankan dalam film. Tapi ia memberi dukungan karena tujuan dari sutradara film ini: Adrian Kwan adalah setiap anak berhak mendapatkan pendidikan. Film ini diproduseri oleh Benny Chan. Naskah ditulis oleh Adrian Kwan dan Hannah Cheung yang juga penasehat psikologis senior.  

Foto diambil dari tempat duduk di A2


Menurut Lui Wai-hung, ia melihat banyak anak-anak terbebani dengan keinginan orangtua yang terlalu berlebihan pada mereka. Padahal, terutama di TK alias playground adalah dasar pendidikan anak. Orangtua juga harus rajin mendampingi, mengajak anak-anak jalan bersama, biarkan mereka bermain dan mempelajari lingkungan mereka. Berikanlah kebahagiaan bagi anak-anak sedari mereka kecil. Lui Wai-hung yang menikah di usia 40 tahun, sepakat dengan suaminya untuk tidak mempunyai anak. Bagi mereka, anak didik Wai-hung sudah dianggap anak mereka sendiri. Sering di waktu istirahat mereka berujung dengan belanja untuk keperluan sekolah.

Sayangnya karena saya datang mepet menjelang pemutaran film, saya tidak sempat menyapa pihak Celestial Movies yang sudah berkenan mengundang kami semua. Dan sepertinya nih, karena semua penonton dan panitia ikutan nangis bombay, kami sampai tidak ada acara foto-foto bersama sesudah acara. Saya mendapat goodie bag berikut dan akhirnya sampai minta petugas makanan untuk mengambil foto saya. 


Terima kasih banget kami diberi kesempatan untuk menonton film yang inspiratif ini. Bahwa semua orang berhak untuk mendapatkan pendidikan dan bermimpi serta berharap untuk kehidupan yang lebih baik. Dan saat kesulitan sepertinya terus-terus mendera tak henti, percayalah selalu bahwa akan ada jalan keluar. 

P.s. Saya baru nyadar kalau film ini akan diputar tanggal di channel Celestial Movies jam 8 malam tanggal 25 Oktober 2015. So, don't miss it ^_^

15 komentar:

  1. inspiratif yah... wajib ditontong sama smua ortu & guru...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, jgn lupa bawa tissue krn pasti nangis bombay

      Hapus
  2. Ah waktu itu mau datangtapi bentrok sama acara keluarga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. mudah2an di lain waktu bs ketemuan ya Ekaaa ^_^

      Hapus
  3. jadi pingin nonton mbak,aku paling suka cerita2 kayak gini...*kangen ngajar playgroup jadinya >_<*

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku enggak suka sebenarnya... Cerita yg ada hewan, anak2, manula... karena pasti capek nangissss mlulu... Nulis ulang di sini aja kl inget adegannya jadi nangis lagi

      Hapus
  4. ini film korea ya mba, jadi penasaran pengen nonton, mengahrukan kalo baca sepintas sinopsis nya

    BalasHapus
  5. Wahhhh ntar cari downloadannya ahhhh aku suka film yang tema kaya ginii pendidikan dan anak-anak XD
    BTW goodie bagnya bagusssssssss

    BalasHapus
  6. Wahhh gak ketemuan ya kmrn, Mbak.

    BalasHapus
  7. aaahhh ternyata ada tokoh aslinya ya mb ria..
    memang sih kalo yang asli masih ada di dunia harus selektif juga castingnya ya biar si yang diperankan ini senang dan merasa artis tersebut bisa menggambarkan siapa dirinya dg baik

    BalasHapus
  8. Wah, seru sekali sepertinya filmnya. Jadi kepengen nonton. Memang ya, kalau based on true story pemilihan castnya harus hati-hati :) (pengalaman, hihihi).

    BalasHapus
  9. 25 oktober jam 8 malam. Noted. Penasaran. Aku suka film asia...bener Ria..kekuatan film asia adl mereka bisa menggambarkan cinta tanpa harus bergulat di tempat tidur.

    BalasHapus
  10. film yang inspiratif dah ini :D jadi pengen nonton juga~

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.