Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 16 September 2013

Permainan Emosi Labirin Rasa


Judul Buku : Labirin Rasa
Penulis : Eka Situmorang-Sir.
Halaman : 394
Penerbit : Wahyu Media
Harga : IDR. 52.000




Saya baru mengenal sosok Eka Situmorang-Sir ketika ia turut menjadi pembicara di acara komunitas menulis Kampung Fiksi. Lalu mulai follow kicauan Eka di Twitter, Facebook dan suka juga mampir ke blog-nya karena selalu ada yang menarik. Cerita perjalanan, pendapat Eka tentang sesuatu dan banyak lagi. Jadi ketika tahu Eka nerbitin novelnya yang pertama, saya langsung beli dan ikutan deh lomba reviewnya.

Novel Labirin Rasa ini bercerita tentang cewek yang bernama Kayla yang terus terang saja bukan karakter yang saya suka. Lho? Tapi justru karena saya tidak suka itu Kayla menjadi tokoh utama dalam cerita yang sulit untuk dilupakan. Lagipula bisa membuat ngantuk dong kalau tokoh utamanya terlalu sempurna, terlalu cantik, terlalu baik hati. Kayla sama sekali tidak seperti itu. Disini Eka mengajarkan juga pada saya; kalau membuat tokoh utama tidak harus likeable tapi memorable dan menarik perhatian pembaca.

Saya mulai dari ciri-ciri fisiknya yang katanya wajahnya tidak rata persis permukaan pizza, rambutnya bau prengus (Oh.My.God), kukunya kuning. Tipis memang bedanya antara gak kepingin sama kayak cewek lain atau sekedar males mandi. Belum lagi mukanya yang penuh sama jerawat. Dan yang paling parah, kemana-mana dengan tas kresek plus otaknya di dengkul pula. Belum lagi sifat kepala batu dan mau menangnya sendiri itu yang buset bener deh. Nilai plus-nya Kayla adalah (sekaligus jadi tambahan untuk sederet nilai minusnya) ia selalu bicara apa adanya. Jujur. Tuh, jadi gak heran kan kalau Kayla sampai udah masa kuliah masih juga belum punya pacar?

Wets, tapi sejak Kayla ketemu cowok yang namanya Ruben, mendadak semua orang yang ia temui pasti jatuh cinta padanya. Gak cowok, gak cewek sampai doggie juga; gak ada yang gak suka sama Kayla. Ruben adalah cinta pertama Kayla yang ia percayai sebagai Pangeran Fajar-nya. Orang yang diramalkan oleh sang kakek; ramalan yang sangat ia percaya dan ini membuat saya menjadi yakin kalau Kayla memang semaunya sendiri. Karena ia diceritakan tidak suka membaca ramalan dan anti sama yang namanya ramalan.

Sayangnya cinta Kayla pada Ruben tidak pernah berujung dengan baik. Ketika mereka pertama kali bertemu, Ruben telah mempunyai cewek. Ketika bertemu kedua kalinya dan ketika harapan Kayla membuncah, lagi-lagi Ruben mengecewakan Kayla. Barulah ketika mereka dewasa dan bertemu lagi, saat Kayla telah berubah jauh dari tampilan fisiknya yang amit-amit itu, Ruben membuka hati untuk Kayla. Walau saya sebel setengah mati sama Kayla, saya sungguh berharap ia bisa mendepak Ruben dan jadian sama Patar. Patar yang tulus memperhatikan Kayla tapi dapatkah ia bersabar menghadapi cewek yang selalu seenak jidatnya sendiri ini? Yang terlalu egois dengan dirinya sendiri, sampai tidak ada kelanjutan cerita mengenai mamanya yang tengah sakit? Apakah Kayla akan membuka mata dan hatinya untuk Patar dan bisa untuk seterusnya melupakan Ruben?

Membaca buku Labirin Rasa, emosi benar-benar bermain. Terkadang, saya sebel banget sama Kayla tapi sering juga merasa kasihan setiap kali ia dikecewakan Ruben. Dan tentu saja gemes, karena Kayla tidak juga melihat Patar sebagai cowok yang bisa diandalkan dalam hidupnya. Eka benar-benar pintar mengaduk-aduk emosi pembacanya.

Dalam buku ini juga terselip kisah perjalanan Kayla ke berbagai tempat wisata yang ada di Indonesia. Semuanya membuat ngiler. Termasuk tempat bulan madu Kayla dengan suaminya di… Eh, nanti jadi spoiler dong! Baca dulu bukunya untuk mengetahui proses Kayla dari seorang cewek yang hanya mementingkan diri sendiri menjadi pribadi yang dewasa.

Sekedar masukan, ada banyak typo yang bertebaran di novel ini yang mudah-mudahan nantinya dapat direvisi yah.

Smartfren

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Book Review Labirin Rasa dengan jumlah kata: 488.


0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.