Ceritanya? Tentang satu keluarga yang buset deh. Awalnya di ceritakan adegan pemukulan oleh seorang cowok yang belakangan kita ketahui adalah sutradara yang menuju kebangkrutan: In-mo (Park Hae-il) . Plus di tinggal istri, In-mo berniat bunuh diri. Mendadak, ibunya (Yoon Yeo-jeong) menelepon dan memintanya datang untuk makan di rumah. Akhirnya In-mo berpikir sebaiknya ia pindah ke rumah ibunya. Ternyata di sana masih ada abangnya yang berandal dan mantan gangster yang juga masih menumpang di rumah itu : Han-mo (Yoon Je-moon) . Dan di hari yang sama, adik bungsu mereka pulang juga karena hendak bercerai dari suami yang kedua: Mi-yeon (Gong Hyo-jin) . Tidak sendirian, tapi dengan anak remajanya yang bandel : Min-kyung (Jin Ji-hee). Ibu mereka jelas senang semuanya berkumpul lagi dalam satu rumah. Tapi apa generasi yang lebih muda ini juga punya perasaan yang sama? Tapi jangan berpikir mereka akan jadi rebutan hak waris rumah atau harta. Yang di ceritakan bagaimana mereka menghadapi satu sama lain dengan kecemburuan dan kasih sayang yang sok tidak mau diperlihatkan. Lalu tokoh si ibu yang sepertinya diem, kalem juga menyimpan rahasia sendiri dalam kehidupannya.
Dengan durasi 112 menit, penonton di ajak tertawa, merasa jijik di beberapa adegan, kasihan, terharu dan manggut-manggut. Ada banyak pesan moral tanpa merasa di gurui atau tokohnya sok jadi motivator.
Setting cerita juga sebagian besar mengambil di rumah dan dari awal sampai selesai banyak adegan makaaaan melulu. Gak di sarankan nonton film ini kalau lagi laper karena bener-bener menderita melihat makanan begitu banyak terhidang di meja. Adegan makan ini pun jadi poin penting dalam cerita dan gak sekedar adegan dimana para tokohnya saling berinteraksi. Pay attention deh.
Dan pada akhirnya cerita film ini tentang bagaimana keluarga seberapapun gak akurnya akan saling berkumpul dan mendukung ketika salah satu terkena masalah. KEREN!
Very recommended.
Ohya, berhubung nonton di festival penonton akan melihat dua teks bersamaan yaitu dalam bahasa Inggris serta Indonesia. Jujur saja, terjemahan bahasa Indonesianya sering salah dan gak nyambung. Contoh nih: NIECE itu terakhir gue ngecek artinya masih: keponakan cewek. Dlm terjemahan Indonesia jadi: SEPUPU. Ngoook. Lalu yang juga bikin jengkel: panggilan sister dan brother itu gak selalu unuk orang yang lebih tua. Orang Korea punya panggilan untuk semua orang, adik, kakak, bahkan orang aja banyakan selalu di panggil dengan jabatannya. Jadi kesel melihat terjemahannya Han-mo memanggil abang pada In-mo padahal In-mo itu yang lebih muda.
Uda beredar di inet kan, Mbak?
BalasHapusMasuk list yang harus ditonton nih :)
ohya? aku gak tau apa sudah beredar di inet atau blm ^_^
Hapus