Blog berisi curhatan si lajang

Selasa, 31 Juli 2012

Your Protagonis IS NOT You


Tgl 31 July di media sosial twitter sempat trending ucapan Selamat Ulang Tahun Harry Potter dan JK Rowling - penciptanya. Ternyata JKR dan Harry Potter tokoh fiksi rekaannya berulang tahun di hari yang sama.

Ngobrolin soal Harry Potter dan JK Rowling, temen gue yang juga sesama bungloner Kampung Fiksi mengirimkan bagian pertama dari interview dengan si penulis Harry Potter.

Dari video bagian pertama yang dikirimkan ke gue itu diceritakan betapa meninggalnya sang ibu sangat mempengaruhi JKR. Dan kesedihan yang sama itu juga (ceritanya) di rasakan si tokoh Harry Potter. Lalu diceritakan pernikahan JKR yang berumur 2 tahun dengan seorang puteri itu berakhir dengan perpisahan. Dan hal itu membuatnya sempat depresi dan ia menyadari betapa kacau kehidupannya. Dan depresi itu membuatnya mati rasa dan sepertinya ia tidak mungkin merasa kegembiraan lagi. Dan perasaan depresi ini yang menginspirasinya untuk menciptakan tokoh dementor. Mereka diceritakan memangsa kesedihan, ketakutan yang ada di dalam hati manusia sehingga begitu perasaan itu diserap oleh dementor, maka manusia itu akan merasa depresi; dengan perasaan yang sama seperti dirasakan oleh JKR.



Melihat rekaman wawancara itu gue merasa... WOW! Memang benar ya jika dikatakan dalam setiap cerita penulis akan menyertakan bagian-bagian dari kehidupannya. Tentunya ketika dibilang bagian-bagiannya bukan berarti kita menjadi si tokoh dalam cerita tersebut loh! Maksudnya?

Jadi gini nih, beberapa teman dekat gue yang kalau diminta tolong untuk membaca naskah cerita karangan gue akan berkomentar begini,"Wah, tokoh utamanya ELO BANGET!" Dan buat gue ini memberikan dua perasaan yang berbeda. Pertama senang, berarti teman tahu gue banget dong sampai bisa membandingkan tokoh fiksi itu dengan gue. Kedua, walah... gue khan menciptakan tokoh fiksi dan bukan gue sendiri di-fiksi-kan? Seharusnya gue bertransformasi sejenak jadi si tokoh dan membayangkan kalau dalam keadaan begini apa tindakan si tokoh dan bukan apa tindakan gue dalam kehidupan nyata? Boleh-boleh aja gue memasukkan orang yang gue benciiii banget dalam tokoh fiksi tapi tidak sampai membuat teman-teman gue berkomentar...,"Eh, ini si Ibu yang elo sebelin itu ya?" Lama-lama orang akan bilang, si tokoh ini sebenarnya curhatan pribadi ya? Sama seperti gue membuat Cuplikan Kisah si Jomblo; tidak ada yang percaya ketika gue bilang itu fiksi. Huahahahah...

Anyway, gue rasa masih harus banyak belajar nih jika ingin menceritakan kehidupan pribadi secara terselubung. Dan gue juga mesti belajar untuk jangan menjadikan si tokoh fiksi ini adalah gue dengan segala sifat ideal dan kesempurnaannya. COntohnya seperti JKR dengan tokoh Harry Potter-nya itu. Tokoh anak-anak dan dia memandang masalah juga dari kacamata anak-anak. Anak-anak yang terkadang sering bertindak tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi dan baru disesali belakangan. Gue jadi curiga jangan-jangan tokoh Hermione ini diciptakan untuk menampung bawelnya orang dewasa dalam menghadapi anak-anak :) Lalu rasa depresi yang menjelma jadi tokoh Dementors. Rasa rindu JKR pada mamanya terlihat dari bagaimana tokoh Harry merindukan orangtuanya yang meninggal ketika ia masih kecil. Bagaimana tokoh fiksi ciptaannya itu memandang dunianya, memandang sekelilingnya, dengan segala kelemahan dan kekuatannya. Harry di ceritakan cepat marah (sehingga buat orang yang gak demen baca Harry Potter; mereka melihatnya tidak lebih dari anak remaja yang hanya tahu bertindak menuruti emosinya), Hermione yang walau pintar juga bisa jadi menjengkelkan karena selalu yakin tindakannya pasti benar, Ron yang penakut tapi setia pada sahabat-sahabatnya (walau di episode terakhir sempat berpisah karena kesalahpahaman). Mereka tidak sempurna tapi pembaca tetap menikmatinya.

Wih, so much to learn and hopefully I still have time to not turning my fiction character into me:) Thanks ya G!

4 komentar:

  1. :D Kereeeennn....OK gw kirim bagian ke-2nya :D

    BalasHapus
  2. Happy birthday Harry Potter and JK Rowling!!! Kemarin ga sempat ikuta ngetuit macam ini, jadi disini saja dehh.. Hihi.. :D

    Kalau pengalaman nyata yang disamarkan ke suatu kisah, dengan sentuhan ini-itu didalamnya, itu tergolong fiksi tidak yaa...?

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.