Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 24 November 2014

Hari Kedua: Solo - Numpang Lewat


Tanya: Udah pernah ke Solo?
Jawab: Udaaaah doooong… Baru aja… Kota wajib tuh dikunjungi. Secara kota kelahiran nyokap gue… Plus Solo kan juga tempat kelahiran Presiden RI yang sekarang… pak Jokowi
Tanya: Jadi, tempat yang paling berkesan di Solo dimana?
Jawab: Di hotel…

Selasa, 11 November 2014

Hari Pertama: Semarang


Tgl 27 Oktober 2014 hingga 31 Oktober 2014 kantor gue mengadakan acara Refreshing Week dengan rute perjalanan ke Semarang, Solo dan Yogyakarta.

Beberapa waktu lalu gue pernah posting itinerary untuk perjalanan ini. Dan…berantakan. Hahahaha… Dimulai dari perjalanan yang terlambat hampir 1 jam dari Bandara Halim Perdanakusama dengan pesawat Citilink. Pesawat yang seharusnya berangkat jam 09.55 pagi molor hampir jam 11 siang.
Pas di pesawat gue dan dua orang rekan kantor mendapat….jreng… tempat duduk dekat pintu darurat. Which is cool but a bit frightening karena kami bertiga yang harus siap sedia membuka pintu darurat kalau ada apa-apa. Dan mudah-mudahan gak ada apa-apa. Segi positifnyaaa…. Kami bertiga bisa selonjorraaaan…. .

Senin, 10 November 2014

Hati-hati Naik Bus PPDP157

Buat para pengguna bus biasa harap hati-hati deh. Apalagi kalau udah biasa naik yang namanya busway. Bukan berarti di dalam busway gak ada copet. Tapi kayaknya yeee...mereka gak gampang beraksi di busway. Satu, ada petugas. Selama penumpang sadar ada copet dan segera memberitahu petugas, paling enggak dompetnya pasti ketemu. Dengan catatan kalau pencopetnya masih didalam bus dan terpaksa membuang dompet tersebut ke lantai. Beberapa hari yang lalu gue baru aja kecopetan dan rasa sakitnya tuh...disiiiniiiiiii!!!!!

Tapi namanya juga orang Indonesia ya. Masih bersyukur ada yang segera memberitahu sehingga gue bisa cepat blokir kartu kredit. Lalu berlanjut ke atm. Tapi tetap aja gondoooookkkk karena artinya gue harus urus ktp dan atm...

Hati- hati aja deh naik bus PPD P 157. Bisa buka link ini kalau mau lihat rutenya.

Gue sampai ngetwit ke TMC_Polda dan keesokan harinya baru kelihatan ada polisi. Padahal pas kejadian gak ada ... Gak tau juga kalau gak ngeliat karena gue udah paniiiik campur marah.

Pastinya gue kapok naik bus biasa. Kalaupun harus naik, gue mesti ekstra hati2! Plus gue gak akan pake dompet lagi seumur idup!!!!

Jumat, 17 Oktober 2014

BPJS Step 1

Kami sekeluarga mendukung buanget waktu mendengar yang namanya BPJS. Tapi ya, namanya aja hidup bukan berarti tanpa masalah kan? Jadi inilah sekelumit cerita tentang ribetnya menggunakan fasilitas BPJS ini....

Bapak saya pensiunan salah satu BUMN dan sebagai pensiunan, beliau mendapat jatah berobat di salah satu rumah sakit di Jakarta. Jadi biar tuh rumah sakit jauh bener dari rumah, tapi karena sebagian besar biaya tidak perlu kami bayar sendiri ya jelaslah dibela-belain. Suka rada sirik sama beliau karena sebagai pegawai swasta ya cuman bisa usaha sendiri dengan ikutan asuransi. Kalau gak alamat MPP alias mati pelan-pelan. Okeh. Fokus. Aniwei, sudah beberapa tahun terakhir ini kedua orangtua saya harus kontrol ke dokter-dokter spesialis di rumah sakit tersebut. Lalu mendadak para pensiunan ini dapat briefing kalau sekarang pengobatan mereka harus menggunakan BPJS. Dan dimulailah cerita itu.

Saat briefing, disampaikan orangtua saya harus mendapat surat rujukan dari puskesmas terdekat dari rumah.. Karena orangtua saya gak mungkin deh pindah ke lain hati eh maksudnya pindah ke dokter lain. Sejak tahun 2008 mereka sudah punya dokter tetap untuk konsultasi.

Ternyataaaaaaaaa, ketika datang ke Puskesmas terdekat...jreng.... masalah pertama dimulai. Gak bisa sembarangan puskesmas walaupun itu dekat. Karena harus sesuai dengan wilayah tempat tinggal. Jadi kalau bertempat tinggal di tengah-tengah Jakarta Timur dan Pusat... ya mesti lihat lokasi keluarahannya dimana. Puskesmas yang didatangi harus seusai dengan lokasi kelurahan di KTP and kartu BPJS. Sampai di puskesmas yang bener.... masalah kedua nongol. Tidak bisa diurusin orang lain katanya si ibu di puskesmas. Harus orangtuanya sendiri yang dateng kesana. Jadi datanglah kedua orangtua saya ke puskesmas sana and you know what.... Lain kata bagian admin, lain kata dokternya....

"Haduh, mestinya bapak sama ibunya gak usah dibawa kesini gak apa-apa. Khan kasian mereka udah sepuh begini..."

Errr...gitu ya? Seneng karena dokternya baek. Masalah selesai dong?

Kata siapa?

Dokter gak bisa begitu saja memberikan surat rujukan ke rumah sakit tempat ortu saya biasa berkonsultasi. Kami.... eng ing eng... harus memberikan salinan atau copy dari status terakhir yang tentunya harus diminta dari dokter ortu saya. Nah, bagaimana caranya coba? Bukankah riwayat pasien itu gak bisa sembarangan dikasih pinjem walaupun itu ke keluarga pasien. Minta difotocopy'in? Apa iya nih pihak rumah sakit bersedia?

Pas tanya langsung via 500400 ke BPJS, petugas mengatakan kalau prosedur tersebut wewenang masing-masing puskesmas. Jadi belum tentu juga puskesmas lain akan meminta persyaratan yang sama persis. Judulnya PUYENG.

Sampai saya kelar ngoceh-ngoceh di blog ini, saudara saya baru mau usaha ke rumah sakit MENCOBA meminta salinan riwayat kesehatan orangtua saya. Mudah-mudahan dapet...




Kamis, 16 Oktober 2014

Jalan-jalan


Gue selalu sulit memberikan prioritas untuk mana yang bener-bener pengen gue lakukan. Dan mana yang cuman sekedar muasin napsu sesaat. Dan hal-hal tersebut adalah beli gadget yang walau setelah beli puasnya sesaat tapi nangis darah bayar cicilannya sampai setahun. Terus beli baju walau yang ini sih emang bakal kepake sampai baju itu ancur total. Serta pastinya hang out sama temen, yang memang menguras jatah makan selama sebulan di kantin deket kantor. Nah, dengan pengeluaran yang lebih besar pasak daripada tiang, bagaimana caranya gue mau jalan-jalan?

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.