Blog berisi curhatan si lajang

Kamis, 30 Juli 2020

#NEWNORMAL RUMANAMI RESIDENCE




Beluuum, saya belum berani untuk menginap di hotel karena beberapa alasan. Antara lain faktor U alias uang (bukan umur ya) di mana masa-masa sulit begini harus hati-hati, jangan boros-boros. Saya tertarik ke sini karena tempatnya memang cakep yah untuk foto-foto. Plus, ada restoran dan bisa juga untuk sekadar ngopi di sini. Kebetulan banget, teman saya mengajak ke sini akhir pekan lalu dan jadilah kami ke sana bersama.

Tempatnya memang agak tersembunyi dan ternyata area untuk parkir tidak bisa di dekat hotel. Ketika kami sampai, ada seseorang yang sepertinya dari pihak manajemen hotel memberitahukan untuk parkir bisa di area toko mebel di depan, dekat jalan. Dari tempat parkir ke hotel tinggal jalan kaki tidak sampai 10 menit. 



Saya mulai kepikiran suatu waktu nanti membawa mama ke sini, karena melihat...jeng jeng ada lift sodara sodari. Ya gak mungkin mengajak mama saya ke tempat yang harus naik turun tangga. Jadi dari segi kenyamanan untuk orangtua, okelah. 




Ketika kami sampai, hari sudah menjelang sore dan sudah banyak orang tengah duduk di halaman depan. Restoran dan tempat nongkrong langsung terlihat begitu melewati pintu masuk. PROTOKOLNYA?

Nanti dulu.

Memang sih disediakan handsanitizer, malah lebih dari satu. Jadi jika datang dengan rombongan lenong, antrian panjang untuk cuci tangan bisa dihindari. Tapi saat kami datang, tidak ada petugas yang mengecek suhu tubuh kami. That's the first.

Salah satu karyawan yang bertugas; telah memakai masker, menghampiri kami dan menanyakan apakah kami ingin dine in. Awalnya kami ingin ruangan non-smoking, tapi setelah masuk kok kayaknya gak sreg, akhirnya kami memilih di ruangan di mana pengunjung bisa merokok. Untungnya saat itu tidak ada pengunjung lain yang merokok, jadi aman.




Menu makanan dan minuman masih manual, tidak ada acara scan barcode untuk melihat tampilan menu. Saya pilih red velvet panas, karena pengalaman membuktikan, minuman dingin menyulitkan saya untuk foto-foto (ini mau minum apa mau sibuk sama foto sih?). Lalu saya minta difotoin doooong, sama teman dan membutuhkan waktu kurang lebih 20 - 25 menit. 

MINUMANNYA MASIH BELUM NONGOL.

Itupun saya masih belum ngeh hingga beberapa menit kemudian dan saya sadar, lho...ini meja kok kosong amat... Mana minumannya? Akhirnya kami menanyakan kepada waiter dan sembari memohon maaf, ia pun menjanjikan untuk segera cek pesanan kami.



Sekitar 10 menit kemudian akhirnya minuman kami datang, tapi kurang satu. Ternyata minuman yang dipesan teman saya sedang tidak ada persediaannya. Ya ampyun, kenapa tidak dikasih tahu dari tadiiii... Totally bad impression. Rasa minumannya juga biasa saja, dan entah karena penerangannya yang temaram, foto minumannya juga jadi buram ajah...

Kemudian, seorang teman saya akhirnya nongol dan kami melanjutkan pembicaraan bersama. Tidak ada satupun dari waiter menghampiri kami untuk menanyakan mau pesan apa. Bahkan setelah minuman kami yang datang terlebih dahulu sudah habis ditenggak. 

Setelah puas ngobrol dan saya proses pembayaran, sekalian deh mengeluhkan mengenai pesanan yang lama dibuat dan tidak ada informasi kalau yang dipesan sedang tidak tersedia. Staff yang bertugas meminta maaf dan memberi penjelasan kalau mereka memang sedang overload. Mungkin karena tempat ini baru sebulan buka dan kekinian, jadi banyak pengunjung yang benar-benar datang untuk menginap. Sehingga yang datang untuk nongkrong justru malah jadi terkesan kurang diperhatikan. 




So, dari segi tempat untuk foto-foto, saya rekomendasikan pakai banget.

Untuk tempat menginap, karena saya belum pernah mencoba maka belum bisa berkomentar. 

Untuk kebersihan kamar mandi untuk umum selama nongkrong di sana, menurut saya bersih kok.

Untuk tempat nongkrong, asal sabar menunggu pesanan kalian dibuat sih, okay-okay saja ya. 

Yang tertarik silahkan meluncur ke sini.

2 komentar:

  1. Ohh jd sbnrnya hotel ya mba. Baguuus sih memang designnya. Berkesan warm Krn bata2 nya itu :).
    Eh tapiiii kalo prosedur covidnya ga dilakuin bener, jujur aja aku ga sreg juga. Aku mau staycation di masa begini hanya kalo protocol nya diterapin yg ketat .jd yakin yaaaa.

    Agak susah Nerima alasan overload sih :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah2an masalah protokol kesehatan ini bisa lebih diperhatikan ya. Etapi kurasa kurang cocok kalau bawa anak-anak ke sini. Kalau sepintas dari yang aku lihat di IG mereka, kamar2nya kurang luas. Kasihan nanti kalau anak-anak gak bisa kemana2 dan harus stay dalam kamar

      Hapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.