Blog berisi curhatan si lajang

Kamis, 26 Juli 2012

Buku yang Pas


Gue gak suka anak-anak, semua temen deket gue tahu banget ituh. Sampai ada yang bilang, setiap kali dengerin anak nangis pasti bisa ngebayang raut muka gue bakal gimana. Segitu parahnya gue gak suka sama anak kecil.

But anyway, biar gak suka sama anak kecil gue bukan tipe pelaku kekerasan lowh. Though it did cross my mind pengen nyambit anak-anak kecil yang mecahin kaca nako di rumah, atau yang jejeritan pas jam tidur siang. Namun, seperti kata nyokap gue kalau bertingkah seperti itu ya berarti gue yang kekanak-kanakan dan mestinya malu sama diri sendiri.

Hihihihi, yah nambah umur kan bukan berarti otomatis seseorang menjadi dewasa. Tapi, tentu saja nyokap gue bener. Sebagai orang dewasa yang tentunya juga udah melewati fase anak kecil, ya mesti tahu dong cara menghadapi mereka. Kalau gue sampai marah-marah gak keruan itu dikarenakan diri sendiri yang tidak tahu cara menghadapi mereka.



Liburan sekolah ini, salah satu ponakan gue tinggal di rumah dan karena kasihan juga ngeliat dia bengong gue pinjemin deh buku-buku. It's a bit tricky, actually. Dia gak terlalu demen baca. Apalagi kalau buku itu gak ada gambarnya. Dan sebenarnya gak bisa gue salahin juga sih karena ada beberapa buku yang katanya sih buku anak-anak; tapi ceritanya berat. Tokohnya aja kebetulan anak-anak semua tapi jalinan ceritanya itu malah gak menarik buat mereka. Untungnya dia masih suka baca-baca karya Roald Dahl yang ada gambar-gambarnya walau hanya sedikit. Tapi ini dulu pas dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Kemarin, gue iseng meminjamkan buku SeoulMate dan SeoulMate Is You karya Lia Indra Andriana. And you know what? Dalam dua hari dua buku itu langsung selesai dilahap sama dia. Why? Satu, ceritanya berlatar belakang Korea dan ponakan gue ini adalah K-pop lovers. Dua, ceritanya gak bikin kening berkerut dan bergumam; ini apa sih maksud ceritanya? Salut, gue lanjutkan ke buku yang lebih tebel lagi yaitu: So, I Married the Antifan. Nah, untuk yang satu ini awalnya dia agak gak yakin bakal mau baca. Why? Tebelnya aja 543 halaman dan buat orang yang gak demen baca itu sudah membuat gentar duluan. Hahahaha... memperhalus kata-kata: malas. Tapi ternyata setelah dia mulai baca pelan-pelan, akhirnya dalam waktu 3 hari buku itu kelar juga dibaca dan dia suka banget. Ya, ya, ya, memang ada unsur infotainment Korea sih. Tapi hal itu membuat gue jadi mikir.


Mungkin istilah gak doyan baca gak tepat buat keponakan gue dan banyak anak-anak lainnya. Mereka bisa jadi belum menemukan buku yang pas untuk dibaca.

Lho? Bukankah orang senang membaca itu mestinya siap melahap buku apa aja? Ya, gak juga dong. Gue juga punya preferensi buku-buku untuk dibaca. Tapi semua tergantung juga ceritanya. Misalnya, gue demen genre fantasy dan supernatural. Tapi tidak berarti semua genre tersebut akan jadi favorit gue atau bisa memaksa gue membaca sampai habis. Jadi tetap saja akan ada buku-buku yang jadi pilihan si pembaca karena penulis juga gak mungkin bisa memuaskan semua orang.

Jadi kalau ada anak kecil yang gak doyan baca mungkin bukan karena mereka malas. Tapi bisa jadi buku ceritanya yang gak pas buat mereka. (CEILEEE..., sok teuuuuuu). Karena begitu ketemu dengan buku cerita yang mereka suka, bisa jadi mereka akan ketagihan dan mencari lagi, lagi dan lagi.

Book is a never ending entertainment for its reader, don't you think so? :)

2 komentar:

  1. saya setuju yang terakhir. anak-anak memang begitu. begitu dia dapat yang klik di hati, biasanya keterusan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah2an begitu supaya anak2 gak cuman doyan pesbukan :) sm main game

      Hapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.