Blog berisi curhatan si lajang

Jumat, 04 Juli 2025

JAJAGHU RESTAURANT & BABAH KOFFIE BY KAWISARI


Sudah lama tertarik melihat penampakan Babah Koffie yang satu lokasi dengan hotel House of Tugu. Ternyata di sini juga terdapat restoran Jajaghu, jadi bisa sekaligus nongkrong di dua area. Bagi para tamu yang menginap di hotel, terdapat akses langsung menuju restoran dan juga kedai kopi. Walau terletak dalam Lokasi yang sama, perlu diperhatikan jam operasinya. Jika kedai kopi sudah buka sedari pagi maka restoran Jajaghu baru buka jam 12 siang.



Awalnya saya maunya makan siang dulu baru nongkrong di kedai kopi. Tapi akhirnya nongkrong dulu sebentar di kedai kopi baru deh ke restoran lalu balik lagi ke kedai kopi, karena kami sudah mager mau keluar. Cuaca panas ya, rasanya enggan keluar dari tempat yang menawarkan kenyamanan. Ohya kalian bisa cek juga penampakannya di akun Instagram saya ya. 



Jadi,  saya pesan:

Hot Chocolate (IDR 42K)

Saya suka, susu chocolatenya berasa, tidak terlalu manis, penampakan latte art-nya juga cantik. 

Temen saya pesen kue blackforest yang mengandung rum, dan walau menurut kami gak terdeteksi rasa rum-nya, kuenya tetap enak kok. Tekstur kuenya lembut dan rasanya tidak manis yang berlebihan. 




Sekitaran jam satu, saya dan teman pun akhirnya masuk ke restoran Jajaghu. Jadi, kalau kita masuk dari Babah Koffie, lurus saja ke belakang, melewati area restroom dan area semi outdoor lainnya, baru deh ketemu area restoran. Sementara kalau kita tamu yang menginap di hotel, ada akses tersendiri untuk masuk ke restoran. 

Pelayanannya juga sama ramahnya dengan rekan-rekannya yang berada di Babah Koffie. Karena kami berdua, dipersilahkan duduk di meja untuk dua orang. 



Setelah melihat menu, dari yang mau pesan kuah-kuah eh mendadak ganti Haluan pesan : 

Salmon lava roll

Yang kalau saya baca di menu : seared salmon roll topped with wasabi mayonnaise, bread crumb, onion, tobiko & crispy basil leaf. 

Memang penampakannya cantik sekali, porsi ya cukuplah, tidak membuat kenyang berlebihan. Masih tersisa ruangan untuk dessert. 



Untuk minumannya, karena saya memang suka yang asam, jadilah pesan mocktail kunyit asam calamansi. Wah, tidak salah saya pesan minuman yang satu ini, karena fresh banget rasanya. 




Di area restaurant, suasananya seperti sedang makan di dalam museum seni. Di atas ada dekorasi seperti ranting-ranting pohon, sesekali berganti warna (lampu). Saya minta difoto dekat patung Raja Kertanegara, raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Spesial menunggu tamu yang duduk di area dekat patung tersebut selesai makan. Too good to pass this chance, IMHO. 



Selain tempat duduk yang kami tempati, ada juga tempat duduk dekat semacam bar. Ada area tempat duduk lain, tapi sepertinya untuk tamu hotel saja. 

Ada lantai 2 yang memungkinkan pengunjung untuk mengambil foto dari atas. Tapi fungsi lainnya, saya lupa menanyakan, pastinya bukan untuk area makan bagi para tamu. 



Pelayanan baik, dan suasananya juga tenang, kayaknya lebih ke tamu-tamu yang senang ngumpul bareng tapi gak terlalu banyak ngobrol. Menikmati suasananya saja di dalam sini termasuk ketika hendak foto-foto bareng. 



Setelah makan siang di Jajaghu, akhirnya kami balik lagi nongkrong di kedai kopi ini. Dan tebak, dapat tempat duduk yang sama seperti sebelumnya. Kebetulan saja sih tempat tersebut tengah kosong, walau pengunjungnya sudah lebih ramai dari yang sebelumnya.



Kali ini saya pesan cake Dulce de leche cake with burnt pineapple & rum. Again, rum-nya gak berasa sih, tapi tekstur kue ini sama lembutnya dengan yang sebelumnya. Untuk minumnya saya pesan iced tea cascara lemon. Jadi the ini bahannya dari kulit kopi yang sudah dikeringkan. Rasanya seperti minum iced lemon tea, tapi lemonnya lebih overpowering, jadi ada bitter after taste. 

Selain karena cuaca di luar panas banget, yang kami suka di sini adalah pelayanannya yang ramah banget. Mereka tidak memaksa saya harus pesan sesuatu selagi menunggu restoran Jajaghu buka untuk pengunjung. Akhirnya saya dan teman berinisiatif memesan saja dulu dan jadi keenakan berbincang. 

Kedua, teman saya menyukai ketenangan di kedai kopi ini. Walau ada pengunjung yang datang dengan rombongan, tapi mereka gak bising ketika mengobrol. 



Ketiga, jarak antara meja yang satu dengan yang lainnya lumayan jauh. Ada juga sih beberapa yang terhitung berdekatan, tapi masih ok. Jadi para pengunjung bisa tenang mengobrol, kecuali kita niat banget mau nguping pembicaraan meja sebelah.

Keempat, ada peraturan tertulis di dinding agar semua pengunjung saling menjaga privacy satu sama lain. Jadi, kalaupun mau foto-foto (kalau gak salah ingat, hanya kamera handphone yang diperkenankan) ya sebisa mungkin hindari wajah pengunjung lain tertangkap kamera. Kita juga tidak mau kan lagi membuka mulut lebar buat makan eh kefoto sama pengunjung lain. 

Di sini ada area semi outdoor dan pastinya indoor yang beneran nyaman banget. Pelayanannya juga ramah dan ketika jiwa OOTD saya kumat dan minta tolong difotoin, mereka juga berkenan membantu. Mudah-mudahan bisa balik lagi suatu hari nanti. 


Lokasinya di sini ya

7 komentar:

  1. Beberapa x melewati resto ini sejak hamil, niat mau mampir belum kesampaian. Apakah kids friendly kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm, aku kurang tahu ya apakah kids friendly. Kebetulan pas datang ke sana, ada beberapa keluarga yg membawa anak, tapi usianya sudah bukan balita. Sebaiknya ditanyakan saja sama CS-nya, mereka ramah2 kok.

      Hapus
  2. Aku lihat Jajaghu ini mirip sama salah satu resto di dalam hotel terkenal di Malang namanya Hotel Tugu. Segi arsitektur yang memadukan unsur lokal dan chinese pun ada di dalam resto itu, Mbak.

    Kalau yang suka nuansa otentik semi-semi vintage tradisional resto ini sepertinya cocok. Lihat cakenya itu lho aku meleleh, sweet tooth-ku meronta.. hahaha.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mereka memang satu group, hotel Tugu dengan group Kawisari. Jadi memang mirip2 ya interiornya :)

      Hapus
  3. Tempatnya ciamik banget, interiornya klasik tionghoa namun mewah kesannya. Minumannya juga beragam termasuk makanannya. karena judulnya kopi shop tetep fancy model tampilannya yes

    BalasHapus
  4. Restorannya sangat artistik ya mbak. Bener juga kata mbak Ria, kalau makan di dalam resto berasa seperti makan di dalam museum. Salmon lava roll juga kok sangat menggoda untuk disantap (maria tanjung)

    BalasHapus
  5. Iyeesss, Tugu dan Kawisari = legendary!
    Kombinasi art deco, heritage, dan ramuan makanan minuman yang memorable itu ciri khasnya. Di Malang sini ada Koffie khas Kawisari juga berdiri sendiri tokonya. Semuanya lezat mulai camilan sampai kopi-kopiannya. Hotel Tugunya juga kurasa ngga beda jauh ya dengan yang diceritakan di sini meski aku belum pernah masuk tapi dari luar oohhh sangat nyeni sekali.

    BalasHapus

Thank you for reading and leaving nice and supportive comments.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.