Panjaaaang ya judulnya. Postingan ini dibuat kemarin tanggal 27 November ketika para dokter turun
ke jalan berdemonstrasi karena kasus yang menimpa ketiga rekan mereka di Manado. Dokter dituduh melakukan malapraktek ketika menangani proses
melahirkan. Anak berhasil lahir dengan selamat tapi sang ibu meninggal. Keluarga tidak terima dan menuntut. Sementara ketiga dokter ini sempat divonis bebas tapi putusan berubah dan mereka dinyatakan bersalah. Aniwei, gue tidak tahu
siapa yang benar dan siapa yang salah dalam kasus ini. Satu hal yang gue setuju
adalah, dokter bukan Tuhan. Titik.
Well, sekarang gue masih kasih
tips and bits sedikit nih buat yang jarang ke rumah sakit dan mudah-mudahan gak
perlu sering-sering ke rumah sakit.
1. Pendaftaran
Orang ke rumah sakit
nih bukan cuman karena sedang sakit lalu buru-buru ke dokter dan jreng…
langsung ketemu, di periksa, end of story. Noooo. Kita harus mendaftar dulu,
apalagi kalau belum pernah jadi pasien di rumah sakit tersebut.
Biasanya bagian
registrasi akan bertanya mau konsultasi sama dokter siapa? Belum tahu kan?
Soalnya belum pernah ke rumah sakit tersebut. Atau sudah pernah tapi udah luama
banget sampai dokternya aja udah pindah. Kalau kita gak tahu mau ke dokter
siapa, pihak rumah sakit yang akan memilih untuk kita.
Kalau kita tahu mau ke
dokter siapa dan baru daftar on the spot untuk berobat di hari yang sama, maka
siap-siap aja dengan antrian panjang. Perlu diketahui, banyak pasien yang cek
up rutin entah setiap minggu atau setiap bulan. Mereka biasanya sudah mendaftar
jauh-jauh hari atau paling tidak sehari sebelumnya. Nomor antrian jelas diatur
dengan pola siapa yang duluan akan dapat nomor antrian terkecil. Jadi jangan
heran kalau kita bisa-bisa mendapat nomor terakhir.
Ketika mendaftar,
pastikan untuk bertanya nomor antrian kita. Kalau yang menerima telepon tidak
bisa memberikan nomor antrian, maka itu artinya kita harus mendaftar lagi
beberapa saat kemudian. Kemungkinan, si penerima telepon hanya sekadar
mengangkat telepon tapi tidak berwenang untuk menyusun nomor antrian.
Jika mendaftar untuk
lebih dari satu dokter di rumah sakit yang sama…nah, ini yang penting. Jangan
lupa untuk selalu DENGAN CERMAT memperhatikan file riwayat pasien. File riwayat
pasien ini bisa bikin runyam urusannya kalau sampai tidak ada di ruangan
dokter. Bisa-bisa, kita sudah menunggu seharian dan tahu-tahu gak juga
dipanggil untuk diperiksa hanya gara-gara file riwayat pasien gak jelas. Bisa
nyasar ke ruangan dokter lain, apalagi kalau dalam satu hari kita periksa ke
lebih dari satu dokter. (Loh, kok bisa dalam satu hari periksa ke lebih dari
satu dokter? When you grow old, then you will get the answer). Jangan hanya
mengharap atau mengandalkan petugas yang memang kerjaannya untuk mengurusi ini.
Mereka juga manusia lho. Bisa lupa, bisa males, bisa belagak bego alias
pura-pura gak tau dan gak peduli.
2. Ke doter atau IGD?
Kalau bener-bener
sakit dan udah gak tahan lagi mungkin lebih baik langsung masuk IGD. Lupakan
aja mendaftar buat dapat nomor antrian. Terus bengong nunggu entah sampai kapan
baru dapat giliran. Tentunya, kalau ruangan IGD juga sedang penuh, tidak ada
yang bisa kita lakukan selain menunggu. Tapi biasanya pihak rumah sakit akan membuat
prioritas mana yang perlu ditangani lebih dahulu.
Kalau merasa masih
bisa menahan sakit, maka silahkan mendaftar hari itu juga dan bersiap untuk
menunggu hingga di panggil. Ingat, jangan berulah dengan mengomel keras-keras
tentang betapa luamaaaanya pelayanan di rumah sakit ini. Setiap pasien gak sama
keluhannya. Dan masing-masing akan memakan waktu yang berbeda saat konsultasi
dengan dokter.
3. The annoying doctor
and nurse.
Ada orang yang memang
terlahir untuk ditimpuk pake sepatu (dalam khayalan). Para pekerja di rumah
sakit (termasuk dokter, perawat dan petugas lainnya) juga sami mawon. Gak ada
salahnya mengajak ngobrol pasien lain kalau sedang menunggu bagaimana kebiasaan
masing-masing dokter.
Ada dokter yang
disiplin. Artinya dia datang tepat waktu dan kalau pasien telat jangan harap
dia mau menunggu. Dokter-dokter ini juga sangat berkonsentrasi ketika sedang
menangani pasien. Mereka tidak akan ditemui asyik bertelepon ria saat tengah
menangani pasien. Dan sebaliknya, mereka juga tidak suka kalau pasien malah
sibuk dengan handphone saat seharusnya konsen berkonsultasi. Biasanya dokter
ini ditemani suster yang setipe, kaku, judes tapi cermat dalam menangani pasien. Mereka sigap
membantu pasien untuk daftar konsultasi berikutnya dan memberi tahu persyaratan
administrasi yang harus dilengkapi.
Ada dokter yang ramah
dan begitu juga suster yang menemani. Mereka selalu senyum tanpa mengurangi
keseriusan saat tengah menangani pasien. Selalu memberi semangat, menyabarkan
tapi juga menjabarkan fakta-fakta yang bakal terjadi kalau kita melanggar
anjurannya. Susternya juga kalem, dan sabar menghadapi pasien yang kadang akut
bolotnya.
Terakhir, oh jelas ada
dong dokter yang reseh. Yang memeriksa pasien sambil bertelepon ria dan kalau
gak ditanya ya dia diem aja. Tahu-tahu resep udah jadi dan NEXt patient please!
Susternya juga sami mawon. Kalau pihak pengantar pasien gak pro aktif,
bisa-bisa gondok dan makan ati deh menghadapi mereka.Mereka tidak peduli biarpun pasien yang menunggu itu sudah sepuh dan sampai drop karena terlalu lama menunggu. Pokoknya kamu dapat nomor 32 ya silahkan menunggu sampai dipanggil. Oh? Ternyata file riwayat kesehatan gak ada! Wah, mana saya tahuuu.... And so on... Jadi bersiaplah....
0 komentar:
Posting Komentar
Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.