Blog berisi curhatan si lajang

Rabu, 06 Desember 2017

Sackai Bag - A Review

My very first Sackai Bags
Sebelum saya lanjut, mau menegaskan kalau postingan ini murni pendapat pribadi. Saya tidak dalam rangka kerjasama atau mendapatkan upah dari postingan ini. This post completely about my own experience starting from checking out the product until decide to buy it. I posted another post in English on my other blog.


Jadi ceritanya, berlawanan dengan postingan sebelumnya yang niatannya belajar menggunakan tas lebih kecil. Iya, sudah dicoba kok untuk beberapa kali namun ketika akan keluar seharian…sepertinya barang bawaannya lebih banyak. Daripada saya ribet bawa kantong satu lagi dan tahu-tahu pas lagi jalan lupa deh. Jadi saya iseng nanya-nanya ke para blogger dan teman, salah satu dari mereka menyebut nama Sackai Bags.




Pas pertama kali melihat tampilan di Instagram mereka, uwowww… saya langsung naksir sama design di tas tersebut. Tapi ketika iseng nanya berapa harganya via Instagram, ampir saya keselek kopi. Mahal banget buat budget saya, plus budget itu udah kepake beli dua tas mungil. Tapi ya, namanya saya tuh kalau sudah naksir, ya masiiih saja melipir, mengintip, melihat, sampai akhirnya pas ada produk terbaru dari mereka. Nekat, saya coba tanya lagi dan ajaib, mereka masih menjawab dengan ramah booo… Hahahaha… secara saya sudah pernah loh bertanya beberapa kali sama mereka. Bertanya doang, gak beli-beli hingga akhirnya beli juga. Pas banget ada acara blogger, saya minta tolong (udah ngemis malah) agar tas segera dikirimkan. Yay, mereka bersedia dan saya pun bisa menggunakan tas baru saat acara berlangsung. Baik kan adminnya?



Terus iseng dong saya menghubungi mereka, bertanya kok dinamain Sackai Bags? Ternyata nama produk diambil dari nama kakek (saya harus menebak, kakeknya Presi Mandari) dan diganti sedikit ejaannya menjadi Sac. Sac sendiri dalam bahasa Perancis artinya tas. Kenapa mengacu kpd bahasa Perancis, karena Presi Mandari mengambil jurusan bahasa Perancis saat kuliah S1. Plus, hamper semua pengalaman kerjanya di perusahaan Perancis hingga di kantor berita AFP. Ia meninggalkan semuanya karena ingin focus dengan Sackai Bags. Beserta suaminya Toto Prastowo; seorang graphic designer, mereka membangun usaha tersebut. Dari satu penjahit, dalam kurun waktu 4 tahun usaha mereka telah berkembang dan memperkerjakan 6 pegawai. Tidak hanya menjual produknya via online, produk mereka dapat diperoleh di Alun Alun Grand Indonesia, Livingroom fashion outlet di Kemang dan gallery di Salihara.

Informasi ini saya kutip dari company profile yang mereka berikan untuk dikutip. Gak sombong loh, mengingat mereka telah diliput oleh berbagai media juga. 




Feedback dari saya, karena sebagai pengguna kendaraan umum banget…saya agak kuatir satu masalah nih. Mengapa bagian atas tas dan samping, resletingnya tidak seperti di bagian depan? Kalau di bagian depan bisa dikunci lagi dengan selot. Ya, memang sih kalau pencopet sudah niat ambil biar digembok kayak gimana mereka pasti ada aja usahanya. Hanya saja, saya akan merasa lebih aman jika semua bagian tersebut dapat dikunci. Itu aja sih, masukan dari saya… Ohya, tas ini memang gak saya gunakan kalau sedang naik bus. Bukan apa-apa, sayang aja… Hahahahah….




Bagi teman-teman yang sudah membeli Sackai Bags, jangan langsung buang kertas ini karena ada petunjuk cara perawatan agar tetap kelihatan bagus. Ohya sekedar informasi, backpack yang ini bahannya memang bukan canvas yang tahan air. Karena jika ditambahkan lapisan waterproof, karakter kanvasnya akan hilang. Plus kalau sudah pudar, warnanya jadi buluk karena ada lapisan lilin yang biasa digunakan untuk waterproof.

Untuk teman-teman pengguna Sackai Bags yang sudah keburu membuang petunjuk perawatannya, berikut saya sertakan petunjuk pemakaian & perawatan tas kalian; informasi langsung dari ownernya:

- Disarankan tas kanvas rutin dibersihkan dengan kain basah bersih setelah pemakaian agar debu tidak menempel lama sehingga sulit untuk dibersihkan.

- Jika ada noda kotor pada tas, cukup dilap dengan kain basah atau kanebo pada objek kotor secara berulang sampai noda hilang. Bisa gunakan sedikit sabun cair jika noda sulit hilang, tapi pastikan sabun tidak tersisa pada bahan.

- Jika harus mencuci tas, disarankan hanya mencuci dengan tangan menggunakan sabur cair lembut dan jangan direndam terlalu lama.

- Hindari dari sinar panas matahari langsung karena sinar UV dapat menembus lapisan dalam canvas lalu efek panasnya dapat berakibat menguapkan partikel partikel warna. Sering kita alami ketika bahan kanvas sering terpapar sinar matahari, warna kanvas akan pudar.

- Cara terbaik menjemur tas berbahan kanvas adalah diletakkan di depan kipas dan tidak ada kontak panas secara langsung.

- Hindari cairan cairan kimia keras seperti, pemutih pakaian, hcl/ air cuka.
- Jangan setrika tas bergambar.


Anyway, teman-teman yang tertarik dengan produk mereka dapat mencarinya di :

Liputan media dapat dilihat di sini: 





0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.