Saya adalah anak satu-satunya dari pasangan (alm) Alexander Corneles Tumimomor dan Tiopan Laura Simamora.
Anak satu-satunya identik dengan kemanjaan, dan mungkin hal itu ada benarnya dan termasuk dalam perayaan ulang tahun. Berhubung saya cuman satu-satunya dan punya hobi sakit (sakit kok hobi, makan lah yang bisa dibilang hobi), maka setiap ulang tahun jadi berarti banget, terutama bagi mama. Walau kami tidak selalu merayakan dengan besar-besaran, tapi pasti ada saja yang disediakan. Entah makanan kesukaan saya yang memang tidak bisa selalu tersedia tiap hari karena, ya ngirit booo… Kadang-kadang mama dan papa; yang jarang di rumah karena pekerjaannya, membelikan kue ulang tahun. Mama juga berusaha membelikan bunga agar suasana di rumah jadi berbeda. Dan belakangan, kami sekeluarga mulai terbiasa dengan memasak mie goreng untuk setiap acara ulang tahun. Lebih karena menurut mama, semuanya pasti doyan. Jadi sekali masak, ya beres bisa untuk bersama. Dan tentunya tidak lupa, berdoa bersama mengucapkan terima kasih karena kami yang berulang tahun diberikan tambahan usia. Karena bagi kami, ulang tahun dirayakan dalam rangka mengucapkan terima kasih untuk segala karunia yang diberikan.
Dua perayaan ulang tahun berikut ini adalah yang paling berkesan dan membahagiakan bagi saya.
Menginjak usia dewasa (kalau gak mau dibilang tuir), ritual perayaan ulang tahun berubah. Alasan utamanya adalah mama jatuh sakit di tahun 2008. Ketika mama belum lagi pulih betul, papa tertimpa musibah jatuh di kamar. Mengakibatkan ia terpaksa berhenti bekerja karena kesehatannya tidak memungkinkan lagi. Tahun 2008 itu betul-betul berat bagi saya, karena belum lagi lepas dari rasa khawatir melihat kondisi mama, eh papa juga keadaannya tidak terlalu baik. Karena itulah ulang tahun saya di tahun 2008 itu menjadi berkesan karena memang tidak menyangka, saya masih diberi kesempatan untuk merayakan bersama kedua orang tua saya. Tahun 2008 itu juga awal mulanya saya jadi geli sendiri setiap kali perayaan ulang tahun sudah dekat. Kalau biasanya, mama yang heboh dengan persiapan masak untuk acara ulang tahun maka sejak saat itu berbeda. Yang ulang tahun ini yang repot membeli kue untuk dimakan bersama keluarga di rumah. Yang ulang tahun yang ribet mencari-cari tempat makan apa yang sesuai untuk acara makan bareng. Kalau saat kecil saya yang meminta makanan kesukaan untuk acara ulang tahun, maka sekarang saya yang bertanya mereka mau makan di mana. Yang penting senang bareng.
Perayaan ulang tahun berikutnya adalah ulang tahun saya di tahun 2015. Kami sekeluarga tentunya tidak pernah menyangka bahwa acara kumpul dan makan bersama saat ulang tahun saya adalah yang terakhir berkumpul dengan papa. Seperti acara ultah yang sebelumnya, kami menyediakan sedikit makanan di rumah untuk disantap bersama. Mengucapkan doa bersama untuk bersyukur akan karunia yang diberikan. Mengajak mereka hang out bareng di luar di tempat nongkrong kesayangan di Starbucks. Dan hari itu, seorang bapak melihat saya kesulitan mengambil posisi untuk foto keluarga bersama. Ia, tanpa ragu menawarkan diri untuk mengambil foto kami bertiga dan bahkan sempat bercanda meminta papa agar tersenyum. Terima kasih sekali lagi pada bapak yang berbaik hati membantu kami mengabadikan kesempatan tersebut. Saya bersyukur, bisa merayakannya bersama kedua orang tua dan bahagia melihat mereka menikmati acara kami sekeluarga.
Perayaan ulang tahun yang membahagiakan buat saya, adalah ketika orang tua juga bahagia merayakannya dengan saya. Dan dua perayaan ulang tahun ini akan saya simpan terus dalam kenangan karena tidak akan bisa terulang lagi.
Postingan ini untuk mengenang papa… Salam rindu dari saya dan mama… Sampai kita berjumpa lagi…
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog ulang tahun ke lima Warung Blogger
semoga papanya mba Ria tenang di alam sana, :)
BalasHapusKita tidak pernah tahu kapan waktunya kita akan terakhir berkumpul dengan keluarga ya Mbak
BalasHapusini jd reminder juga utk aku mbak, selagi orang tua masih ada, sering2lah menikmati waktu bersama mereka.. :) Ah, aku jd pengin ngajakin ortu utk liburan bareng.. mumpung keduanya juga masih sehat..
BalasHapusduh, mba saya juga jadi ingat papa sya. sejak kelas lima SD saya sdh ditinggal papa. mari kita mendoakan mereka
BalasHapusI lit a candle for your dad last sunday.
BalasHapusjadi sedih padahal kalo pulang pengen main and kenalan but i guess Lord has another plan.
Turut berdukacita ya mbak Ria
BalasHapusTurut berduka ya Mbak. Pas baca bagian yang ultah tahun 2015, duh mberebes deh rasanya. Ternyata ada orang yang berbaik hati menawarkan untuk memoto bertiga ya Mbak. Jadi terhanyut terbawa suasana juga saat melihat foto y. Hiks.
BalasHapusSaya ikut berduka cita
BalasHapusSemoga sekeluarga dikuatkan.
sedih bacanya.jadi keingat almarhumah ibu saya :(
BalasHapusMb ria, ga bisa berkata2 aku ngetiknya
BalasHapusTrenyuh
:'(
Semoga alm. Papa mb ria diterima di tempat terbaik di sisi -Nya
turut berduka cita kak, btw salam kenal kak
BalasHapusAaaahhh jadi inget anak... Anakq selalu cari perhatian ke ayahnya, krena ayahnya sering bekerja gak kenal waktu. Setelah baca tulisan ini, emang benar umur tdk bisa ditebak, dan harus berusaha membahagiakan selagi bisa. :-)
BalasHapussemoga Papa mbak diterima amal ibadah oleh-Nya ya...
BalasHapussalam kenal, kakak ^_^
rindu ya sama ayah, saat aku ultah juga merindukan ayah yag sudah tiada
BalasHapusAku juga papaku wafat dulu pas usia delapan tahun dan itu terakhir kalinya aku ngerayain ultah hahaha. *peluk*
BalasHapusOh ya, makasih sudah berpartisipasi dalam lomba ini :)
Ceritanya sukses membuat saya berkaca-kaca, Mbak
BalasHapusSemoga Papa Mbak Ria tenang dan bahagia di sana. Aamiin
BalasHapusSemoga Papa Mbak Ria tenang dan bahagia di sana. Aamiin
BalasHapusspeechless aku ri, rasa kehilangan orang terdekat itu memang berat....tapi melakukan apa yang selama ini beliau nasehatkan menjadi salah satu cara mengenangnya dengan positif....tetap semangat ya..
BalasHapuslove you papa
BalasHapus