Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 11 April 2016

SK-II: Marriage Market Takeover - #changedestiny



Waktu saya baru saja selesai membuat postingan tentang hal-hal yang seharusnya tidak dikatakan pada seorang lajang, eh dari seorang teman di Facebook saya mendapatkan link yang satu ini.. 

Ohya sebelumnya saya perlu memberikan konfirmasi kalau saya bukan pengguna SK-II. Yang jadi masalah dengan kosmetik ini dari saya pribadi hanya satu. Dananya yang tidak cocok untuk menjadi pengguna tetap. Hahahahahah... Healah, kok jadi curhat...

Anyway, saya terharu juga pas menonton video dan rasanya mau bilang...waaaah, I FEEL YOU! Walau syukurlah orangtua saya belum sampai pada kegiatan mengobral saya ke sana dan ke mari. Melihat video ini saya bisa membayangkan betapa stress-nya para lajang di sana. Sudah mendapat tekanan dari lingkungan ditambah lagi dari keluarga sendiri. Ada orangtua yang sampai mengatakan,"...sayang wajahnya biasa saja, makanya dia belum menikah..."

Ouch.  

Singkat kata, video ini menyampaikan apa yang ingin saya sampaikan. Bahwa, kalaupun seluruh dunia masih belum bisa move on dari menjadikan para lajang sebagai obyek penderita maka dukungan dari para orangtua sudah cukup. Orangtua yang berbesar hati mengatakan selama dia baik-baik saja melajang, kami akan terus menghormatinya. Saya rasanya langsung mau toss deh tuh sih bapak. Saya rasa dari segi orangtua mungkin khawatir anaknya bakal sendirian setelah mereka tidak ada. Atau bisa juga berharap ada keturunan yang walau tidak untuk melanjutkan nama keluarga mereka tapi ada generasi baru hadir di rumah. Intinya orangtua di klip iklan produk SK-II - yang saya tidak tahu apakah memang benar-benar menghadirkan orang-orang yang mengalaminya sendiri - sebenarnya tidak bermaksud jahat pada si anak. Tapi caranya saja yang bikin keriting dan membuat mereka jadi tambah stress. 

Saya juga sekalian ingin berbicara tentang kebiasaan kita (saya termasuk di dalamnya) tentang betapa mudahnya memberi komentar akan situasi orang lain. Padahal ketika ditanyakan apa solusinya dan bisakah kamu memberikan bantuan...biasanya yang komentarnya paling pedas dan menusuk itu yang paling duluan mundur... Memberikan komentar itu gampang sekali tanpa terpikir yang menerima komentar tertekan atau tidak. 

Jadi, jangan biarkan tekanan memengaruhi keputusan kita akan masa depan. 

9 komentar:

  1. terharu saya melihat videonya mba... saya pun menikah bukan di usia muda

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, ternyata di sana parah juga sampai ada pasar nyari jodoh segala...

      Hapus
  2. ikut nyeseuk nonton komentar orang tuanya... syukurlah happy ending :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, orangtua bisa berbesar hati itu hadiah terbesar buat si anak

      Hapus
  3. as someone who has Chinese heritage in her family, there is some part in this video that kinda makes me sad b/c it's sorta true to some extent. i mean, gak sih gue gak pernah dijodoh2in atau diobral kayak di market itu tapi soal disindir2 ttg harus merit itu yang bikin nyesek. i mean, ya i know gue 27 tapi here in nyc, it's common to be unattached until like 30ish. malah banyak yang merit muda (all races including asian) disini ujung2nya divorce. jadi buat apa kalo kayak gitu? living unhealthy life cuma karena ego atau pamer.

    gue sama bb sih enjoy2 aja, boleh lah kalau nanti gue tanya2 future planning or goals tapi bukan berarti gue ngomong: kapan nih kita menikah? ortu udah nanyain tuh.

    yang ada mungkin bb langsung kabur kali... :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. gue juga (masih) bersyukur tinggal di Jakarta, ibukota yang paling enggak banyak tempat nongkrong bagi lajang kyk gue. Dan gak hanya dikelilingi sama temen2 yg udah jadi emak2 pake bawel yang terus nyinyirin temennya yang masih lajang. Temen2 gue syukurlah jarang banget yg nyinyir...
      Yup, jalanin ajalah dulu relationship elo dengan BB. I am pretty sure he will ask when the time is right for both of you...

      Hapus
  4. Mungkin, cuek dan memberi semangat untuk diri sendiri untuk selalu berbuat baik. Mikir aja kalau kita gak ngrugiin orang lain, ngapain ngurusin komentar yang gak bagus. Yaaa meski agak baper sih, dikit hehd

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu betul mbak. Tapi mau sampai kapan seperti itu? Saya gak suka saja sama kebiasaan orang yang melecehkan si lajang, tapi giliran minta toloooong aja pakai acara ngomong kalau itu kewajiban si lajang krn mereka gak ada beban... Lingkungan juga seharusnya sih belajar ada hal2 yg gak mestinya dilontarkan karena kita kan gak tau masalah yg sebenarnya apa.

      Hapus
  5. tapi aku takjub liat videonya, cewek yang rambut pendek pas di market placenya difoto kayak model :)

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.