Blog berisi curhatan si lajang

Jumat, 10 April 2015

Alasan Orang Bicara Tidak Jujur


Bukan, saya bukan pakar kebohongan atau mau membenarkan orang untuk berbohong. Tapi memang pasti saya yakin, ada buanyaaaak alasan mengapa orang lebih memilih berbohong. Dan menurut artikel ini, pada akhirnya semua disebabkan karena: Takut, Sombong (mungkin lebih tepatnya gengsi dalam kasus ini), Serakah dan Kebencian.



Rasa takut itu juga ada latar belakangnya, misalnya:

"Besok ada ulangan gak sayang?" si ibu bertanya.
"Ada bu," jawab sang anak yang tengah asyik menonton film (atau jaman sekarang...sinetron?) di televisi. Ketika disuruh belajar, anak itu hanya mengangguk dan mengatakan nanti. Yang pada kenyataannya karena keasyikan menonton film eh malah lupa deh sama belajar. Jadi gak heran nilai ulangannya jeblok. Dan ketika sang ibu bertanya tentang nilai, anak itu berbohong dengan mengatakan nilainya bagus.

1. Dari kasus tersebut, anak itu yang tahu dia memang salah tengah melindungi diri sendiri dari kemungkinan adanya konsekuensi yang tidak menyenangkan.

2. Menghindari konflik juga menjadi salah satu alasan orang jadi takut mengutarakan kebenaran. Sudah mengutarakan kebenaran, dapat konsekuensi yang tidak enak, eh...setelah itu terjadi konflik. Dimulai dari argumentasi karena jujur saja, sedikit orang yang benar-benar siap mengaku salah dan menerima masukan. Masukan? Omelan kaleeee... Khan si ibu udah mengingatkan anaknya untuk belajar. Dan ketika sang anak tidak belajar, melanggar peringatannya. Ribut deh...

3. Konsekuensi dari perbuatan bisa berlanjut pada hukuman. Misalnya tidak boleh menonton tv seumur hidup. Atau ucapkan selamat tinggal pada handphone untuk selama-lamanya.

Takut terkait dengan hal-hal tersebut mendorong anak untuk berbohong.

Sombong
Sebenarnya anak tersebut biasanya tidak malas belajar kok. Tapi saat itu memang ia lebih asyik menghabiskan waktunya untuk menonton. Padahal biasanya nilainya bagus untuk mata pelajaran yang saat itu jadi bahan ulangan. Karena biasanya ia mendapat nilai bagus, demi untuk mempertahankan gengsinya ia berbohong mengenai nilainya. Tentu saja ini berlaku untuk orang-orang yang tidak berada dalam satu kelas.

Serakah
Kalau nilai kamu bagus, mama ajak kamu nonton Cinderella sampai tiga kali. Wah, tawaran menggiurkan kalau memang penggemar film Cinderella. Tapi bagaimana nih? Nilai ulangan jelek.... Ah, bohong saja deh biar hadiahnya tetap dapat yaaahhh


Tentu saja kasus diatas gak berfungsi kalau orangtua harus membubuhkan tanda tangan di atas kertas ulangan. 


Kebencian
Seberapa sering orang menyebarkan berita bohong tentang orang lain yang dibencinya? Sering banget. Kalau hobi nonton soap opera atau sinetron pasti tahu deh. Tidak perlu penjelasan panjang lebar.


Terkadang orang juga berbohong karena alasan-alasan lain seperti untuk menyenangkan hati lawan bicaranya.
"Aku jelek gak pake baju ini?"
YAAAAA... Kamu gila ya? Mengapa kamu memakai hiasan bunga sebesar bantal di bagian belakang gaun kamuuuu (teriakan dalam hati)
"Iya, luar biasa! Pasti ini Haute Couture Fashion yaaaa"

Singkat kata, ketika kita sebenarnya tahu mengapa lawan bicara kita berbohong (dari gerak gerik tubuh atau sekedar insting), cobalah untuk mencari tahu alasannya. Mungkin ada alasan tertentu yang ia tidak ingin diketahui orang lain tapi tidak bertujuan buruk. Okay, berbohong memang kebiasaan buruk dan memang semestinya kejujuran haruslah diutamakan. Tapi untuk beberapa kasus mungkiiiin saya dan anda belajar memahami mengapa orang berbohong.

Walau bukan berarti saya senang kalau anda membohongi saya *eh*

2 komentar:

  1. Sepertinya ada satu hal lagi yang bisa memberi motivasi untuk berbohong mbak Ria, yaitu rasa MALU. Bahkan kalau bisa di bilang, lebih banyak orang yg berbohong dengan alasan malu daripaa alasan yang lain...

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener juga yah :) kelupaan saya yang satu ini... Malu kerjaannya gaji kecil, malu belum bisa beli rumah and so on

      Hapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.