Blog berisi curhatan si lajang

Rabu, 11 Juni 2014

Alasan Tidak Menggunakan E-Ticket


Sempet surprise juga baca berita ini. Tapi memang sih, hingga saat ini masih banyak pengguna TransJakarta yang enggan menggunakan E-Ticket.

Mungkin alasan berikut ini yang menjadikan orang enggan menggunakan E-Ticket:
1. Jarang naik busway
Kalau jarang naik busway, buat apa beli-beli E-Ticket?  Sepertinya begitu pikiran banyak orang.
Jarang naik busway, memang boleh jadi. Tapi kebayang gak sih menjengkelkannya kalau pas mau menggunakan busway...eh, antrian calon penumpang yang mau membeli tiket biasa itu puanjang bener. Sementara ada beberapa orang yang dengan tenangnya hanya perlu swipe kartu dan melenggang masuk ke dalam halte.

2. E-ticket kadang tidak berfungsi
Nah, kalau yang ini gue maklum. Sebel banget deh, kalau sudah menyiapkan E-Ticket lalu petugas meminta agar masuk ke antrian. Dan untuk menambah apes, antriannya panjang banget akibat mesin untuk swipe E-ticket tersebut tidak berfungsi. Jadi buat apa juga punya E-ticket kalau akhirnya harus antri juga?

3. Ribet
Kalau saldo di E-ticket habis lalu bagaimana? Bingung mau isi dimana dan bagaimana. Tidak semua halte busway menyediakan fasilitas untuk mengisi saldo kartu. Terus bagaimana bisa tahu saldonya masih mencukupi atau tidak?

4. Tidak semua halte busway menggunakan E-Ticket
Dan ini beneran. Malah ada halte busway di area Kuningan yang tidak menggunakan E-ticket. Jadi siap-siap aja panik kalau pas lupa bawa dompet, gak punya duit cuman punya e-ticket.... Alamat jalan kaki deh pulang.


Kalau menurut gue sih...

1. Biar jarang naik busway, kayaknya sekarang sudah banyak deh macam-macam kartu yang dikeluarkan berbagai bank yang bisa jadi E-ticket. Contohnya kartu keluaran Indomaret atau nama lainnya E-Money. Bisa diisi minimal 50.000,- Rupiah di Indomaret atau langsung di bank Mandiri. Ada juga keluaran BRI yang namanya Brizzi. Lalu Flazz keluaran BCA yang bisa diisi minimal 20.000,- dan bisa digunakan hingga tidak ada saldo yang tersisa. Selama saldo terakhir mencukupi untuk membeli tiket busway. Plus, seperti yang pernah gue ceritakan di postingan sebelumnya, kartu Flazz bisa digunakan juga untuk Commuter Line. Yang penting saldonya harus lebih dari 10.000,- Rupiah.

2. NAh, kalau mesin E-Ticket gak berfungsi ya apessss... Kejadiannya juga gak sering-sering toh...

3. Yang paling gak ribet ya kartu dari Bank DKI. Isinya bisa minimal 20.000,- Rupiah langsung di halte busway (yang tertentu saja siiiih). Gak usah punya ATM atau rekening tabungan di Bank DKI.

4. Gak semua, berarti lebih banyak yang sudah siap dengan E-ticket. Jadi teteup harus punya dan sisihkan uang kecil untuk mengantisi kejadian ini dan yang nomor 2 tadi. Gampang kan?

Tapi buat gue pribadi sih, biarin aja masih banyak orang yang malas pake E-Ticket. Ya apalagi supaya saingan gue tidak tambah banyak. Biarkan saja orang antri membeli yang manual sementara yang sudah menggunakan E-ticket bisa masuk duluan. Kidding....

Serius. Pake aja deh E-ticket. Perjalanan akan lebih lancar. Dan hitung-hitung latihan. Kali-kali dapat rejeki bisa jalan-jalan ke luar negeri dan udah terbiasa dengan yang namanya e-ticketing :)

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.