Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 05 Mei 2014

City Hall Kedai Kopi



Friday night and it was time to spend with colleague and good meal. Jadi, pas temen gue mengajak untuk makan di CITY HALL KEDAI KOPI - ada penawaran voucher untuk all you can eat dengan menu dim sum seharga Rp. 49.000,- gue langsung semangat. Padahal gak yakin juga bakal bisa makan banyak.

Ketika akhirnya sampai di tempat yang namanya City Hall Kedai Kopi itu maka yang terlintas di kepala gue pertama kali adalah…. Ini restaurant apa night club sih? Tempatnya ada di dalam gedung dan suasananya gelap dan ruangan betul-betul tertutup. Mungkin seperti tempat dugem karena ada panggung yang entah kapan ada live music-nya. Tempat untuk non smoker and smoker menjadi satu. Begitu malesnya gue melihat suasana di dalam sampai gak minat mengambil foto.



Lalu waitress memberikann dua buku menu dan secarik kertas disertai wanti-wanti kalau kami harus memesan minuman. Yap, voucher yang dibeli tidak termasuk minuman. Dan yang membuat kami jengkel adalah….yang dimaksud dengan ALL YOU CAN EAT dari voucher yang kami beli adalah…boleh memesan berkali-kali tapi hanya dari menu yang tercantum  di secarik kertas tersebut. Sudah pilihannya sedikit, eh masih ada dua yang dicoret dengan alasan tidak tersedia.



Akhirnya karena sudah terlanjur ada disana dan uang juga gak bisa dikembalikan, terpaksa deh mulai memesan. Karena belum tahu rasanya enak atau enggak, kami memesan Siomai isi ayam dan udang, lalu tim kaki ayam saos lada hitam, ca siew pao, lumpia kulit tahu ayam, pangsit Guo Tie goreng dan mantau steam. Gue gak ikutan mencoba ca siew pao dan mantau karena alasan klasik. Takut cepet kenyang.
Rasa makanannya? Okelah. Makanannya lumayan lama baru keluar karena memang baru dimasak setelah kami memesan. Kami memesan sampai tiga kali dengan tim kaki ayam saos lada hitam yang memecah rekor terbanyak. Maklum, seberapa kenyang sih makan kaki ayam? Dan terus terang saja, inilah pembalasan paling enak setelah bĂȘte abis melihat kami hanya bisa memesan dim sum dengan variasi minimalis. Ohya penyajiannya juga gak mau repot. Biasanya satu tempat tersedia untuk 3 siomay. Namun disini, jika memesan dua porsi maka akan dijejalkan menjadi satu. Hal yang sama terjadi jika memesan tiga porsi. Yang tetap terpisah hanya  untuk tim kaki ayam.
Pesanan KLOTER PERTAMA
Gue memilih tidak makan bubur karena akhirnya sudah kekenyangan setelah berkali-kali mengunyah kaki ayam. Dan ternyata menurut temen gue, buburnya tidak enak. Atau mungkin karena dia juga sudah kekenyangan. Pudding yang katanya pudding coklat ternyata super hambar gak ada rasa manis-manisnya sama sekali. Fla yang biasanya buat teman makan pudding juga gak ada. Dan kalaupun ada gak yakin juga rasanya bakal enak.

Pesanan kloter terakhir

Padahal ya, kalau menurut gue sih…walau gak dibatasin , kayaknya kemampuan orang untuk menghabiskan berpiring-piring dim sum pasti terbatas. Gue yakin, kalau ada banyak pilihan mungkin gue tidak bisa makan terlalu banyak.

 Rasa dim sum yang okeh ini jadi salah satu poin plus. Poin yang kedua adalah jaringan wifinya bagus gak byar pet. Tapi bahkan dua poin plus ini tidak akan membuat gue jadi kangen untuk balik lagi kesana.Toiletnya benar-benar bernuansa film horor Indonesia. Bersih, tapi penerangannya remang-remang. Creepy. So, maap aja deh.

1 komentar:

  1. Huaaaa malesiiin ya mbak Ria, paling sebal sama suasana creepy, bikin mikir yang engga engga

    Thanks for sharing

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.