Blog berisi curhatan si lajang

Minggu, 26 Januari 2014

MODAL MINIM HASIL MAKSIMAL


Orang selalu gak mau rugi karena merasa sudah bayar. Jadi adalah hak mereka untuk menyapu bersih apa saja yang ada di hadapan mereka. Bisa jadi nih karena ajaran salah kaprah dalam pelajaran ekonomi di sekolah. Gunakan modal seminim mungkin tapi usahakan hasilnya besar. Atau ajarannya gak salah tapi kita yang terlalu ekstrim dalam penerapannya.



Sebelumnya, seperti biasa...confession. Gue juga pernah melakukan hal yang sama. Duluuuuu nih, kalau gue sedang mampir di cafe atau tempat untuk ngopi maka bisa dipastikan gue akan menyikat bersih sachet berisi brown sugar. Bakal dipake sampai habis sih dirumah dan tidak ada yang terbuang. Tapi tetap aja seharusnya itu bukan alasan bagi gue untuk menyapu bersih semua sachet gula tersebut. Tentu aja waktu itu sih, kalau ada gelas berisi susu gratis untuk ditambahkan ke minuman ....bisa-bisa gue bawa pulang. PARAH. Yah, begitulah gue saat itu. Tenang. Sekarang gue sudah tidak melakukannya lagi karena ya memang gak enak juga sih bowww.... Yang kita bayarkan adalah untuk yang kita nikmati di tempat. Bukan untuk sekalian dibawa pulang dong.... TEORINYA.


Dari beberapa orang kenalan dan teman, gue mengumpulkan beberapa kejadian NYATA yang sebenarnya bisa membuat malu bangsa dan negara sih. Hhihihi....

Seorang teman gue pernah bercerita saat ia tour ke Jepang dan menginap di hotel, ia sempat mendengar sindiran bahwa orang Indonesia kalau makan telur rebus itu pasti sama kulitnya. Hahahaha. Ngook.... banget....Udah tahu sama tahu deh kalau telor rebus itu jelas gak dimakan langsung saat itu juga. Tapi dibawa entah kemana. Dimakan di kamar atau dibawa untuk perjalanan berikutnya (kalau yang ini gue pernah melakukan. Hihihih. Untuk menghemat supaya gak jajan lagi). Ada juga yang lain bercerita kalau petugas di hotel senang dengan tamu Indonesia yang selalu bersih sehabis makan. Maksudnya benar-benar bersih di meja makan karena dibawa semua. Buset deh. Kirain bersih karena rapi gak berantakan remah-remah makanannya. Untung piringnya gak dibawa pulang sekalian.

Ngomong-ngomong soal peralatan makan, seinget gue sering juga terjadi  pengambilan dengan paksa (kalau gak mau bilang mencuri) di pesawat. Duluuuu, sebelum penggunaan serba plastik ada sih maskapai yang menggunakan peralatan makan yang bagus. Dan jelas, peralatan makan tersebut berpindah tangan dengan sukses. Okelah gue masih mengerti kalau peralatan makan. Tapi gue pernah membaca pengumuman ketika naik kapal laut seperti ini:

MOHON TIDAK MENGGUNAKAN TALI DARI PELAMPUNG UNTUK JEMURAN

What? Jadi pelampung yang ada dirusak demi bikin tali jemuran? Memang sih kalau perjalanannya lama (dari Jakarta ke Manado seinget gue butuh 5 hari) pasti jadi pengen nyuci baju. Tapi mbok yang bener aje dong kalau untuk mengeringkan jemuran mencomot dari pelampung? Apa ini juga karena prinsip toh saya sudah bayar jadi penggunaannya harus semaksimal mungkin?

Seorang teman yang lain juga bercerita kelakuan para peserta tour di luar negeri. Jadi, di hotel-hotel yang mahal itu suka dibagi tea-bag hingga yang isinya kopi dan susu coklat. Atau selai, mayonaise, dan lainnya dalam kemasan botol kecil yang lutuuu deh. Tanpa ragu para peserta langsung meraup sebanyak mungkin untuk dibawa pulang. Padahal sering terjadi makanan yang sudah disikat itu tidak jadi dibawa. Karena keberatan di koper, dan akhirnya dibuang begitu saja. Kejadian ini persis seperti di pesta-pesta dimana orang menyisakan makanan yang diambil begitu saja. JADIIII, petugas hotel yang sudah hapal banget sama kelakuan (CATET) peserta tour dari Indonesia ini punya cara efektif. Mereka tidak pernah lagi menyediakan dalam jumlah berlebih. Jadi kalau ditanya, mereka hanya menjawab kalau selai atau tea bag tersebut sudah habis. Begitu para peserta ini meninggalkan ruang makan, petugas dengan sigap mengisinya kembali. Malu-maluin yaaaa...


Tapi pemenang untuk modal minim hasil maksimal didapat seorang ibu yang diperhatikan oleh keponakan gue di KFC cabang...XXX (RAHASIA) . Dengan cueknya ibu tersebut melenggang masuk tanpa membeli, dan begitu berada di dekat tempat sambal ia mengeluarkan wadah makanan. Tanpa merasa ragu, ia langsung mengisi wadah makanan (yang ukurannya besar) tersebut dengan saos sambal. Setelah penuh, barulah ibu ini keluar meninggalkan KFC.

Benar-benar praktek yang luar biasa dari pengadaan modal yang minim tapi dapat hasil meleduk....

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.