Yang namanya rejeki gak boleh ditolak. Sebelum liburan Natal tahun lalu (astaga, baru beberapa minggu lalu sih. Tapi yang namanya tahun 2013 ya tetap aja dibilangnya tahun lalu ya – GAKPENTING), kantor saya mengadakan acara makan bersama. Dan tempatnya berlokasi di restoran Sailendra di hotel JW MARRIOT. Jaman dahulu kala (10 tahun yang lalu, kurang lebih) saya dan beberapa teman pernah makan siang paket “ALL YOU CAN EAT”. Dulu harganya sekitar Rp. 100.000,0 (kalau tidak salah ingat) dan sekarang harganya sudah mencapai Rp. 300.000,- net. Dapat free flow ice tea jadi tidak perlu khawatir tenggorokan akan kering.
Saya sudah tidak ingat
lagi seperti apa makanan di Sailendra. Pastinya yang saya pikirkan bagaimana
caranya bisa mencoba semua makanan tanpa membuat perut meledak? Saya tidak
pernah berhasil untuk mencicipi semua makanan yang tersaji. Padahal saya sudah
mengambil dalam porsi kecil. Mengambil dalam porsi kecil ini setidaknya
menghindarkan kita dari membuang makanan begitu saja. Lho, tapi saya kan sudah
bayar? Tetap bukan alasan untuk mengambil sebanyak mungkin dan tidak
menghabiskannya. Seperti yang banyak terjadi di acara resepsi.
Akhirnya tanggal 20
Desember 2013 kami beramai-ramai dari kantor menyantap makan siang di
Sailendra. Pertama saya mengambil sashimi dan sushi yang sayang sekali tidak
saya rekomendasikan. BIASA saja. Begitu juga yang lainnya yang saya makan saat
itu. Yang paling enak menurut saya adalah Chicken Lemon sehingga sampai diambil
dua kali. Saya tidak ingat lagi nama makanan lain yang dimakan saat itu. Yang
pasti, saya tidak sempat untuk mencoba kimchi, makanan Indonesia dan makanan
India. Untuk Dim Sum saya tidak kebagian dan tidak punya waktu lagi untuk
menunggu yang tengah dimasak. Dan tentu saja saya ogah untuk makan mie karena
bisa membuat perut yang sudah mulai buncit menjadi meledak lebih cepat.
Untuk kue dan es krim
berhasil membuat saya menyeringai senang kecuali satu. Browniesnya keras
sekali! Padahal penampilannya sungguh menggugah hati siapa saja yang
memandangnya. Serius. Pastry dari hotel memang jarang mengecewakan. Kalau tidak
ingat bahaya diabetes, saya pasti lebih memilih untuk menikmati pastry.
Kesimpulannya, saya
tidak berani deh datang kesini jika menggunakan modal sendiri plus hanya sedikit makanan yang bisa saya rekomen.
0 komentar:
Posting Komentar
Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.