Tata cara menggunakan telepon sebenarnya intinya gampang saja. Tekan, pencet, sentuh nomor-nomor yang ingin dihubungi dan menyapa orang yang akan di hubungi. Orang yang dihubungi juga sederhana saja akan menjawab jika ia menerima panggilan tersebut. Gampang khan? Tapi pada prakteknya berhubungan lewat telepon juga bisa membuat orang naik pitam dan tidak sesederhana yang di pikir.
Gak usah jauh-jauh ke jaman dengan segala bentuk teknologi dan semacamnya. Jaman dulu deh (yah, bener-bener ketauan ini angkatan jadul) ketika telephone umum langkanya luar biasa. Kalau ada bisa jadi rusak alias cuman jadi pajangan doang. Sekalinya bisa, antrinya udah kayak ular dan bisa membuat sakit perut pas menunggu. Itu untuk yang hendak menelepon. Bisa juga yang naik pitam adalah si penerima karena menerima telepon iseng. Dan gue mengaku pernah menjadi salah satu orang yang iseng tersebut. Hahahaha...
Jadi pernah nih gue dan seorang teman sedang iseng menunggu pengumuman di sekolah dan karena gak ada yang dikerjain (memang pengangguran itu sumber dari segala perbuatan gak beres kayaknya) jadilah kita iseng. Masukkan koin 50Rupiah (ya adek-adek... Itulah masa dimana gosip bisa menyebar ke seluruh kota hanya bermodalkan 50 Rupiah) , lalu gue menghubungi gabungan sebagian nomor telp rumah sendiri dan temen. Eh, ternyata nyambung dan karena kaget kok bisa ya nyambung, gue asal ngomong saja. Bilang mencari seseorang dengan nama gue sendiri. Dijawab tidak ada. Belum kapok gue sama temen gue mengulang lagi menghubungi orang itu sampai 3 kali! Bagus si penerima telepon itu gak marah dan hanya bingung, mungkin mengira ada orang yang salah sambung saja.
Lalu masuklah gue ke dunia kerja dimana urusan menerima telepon masuk jadi lebih ribet. Sampai ada training khusus untuk mengangkat telepon. Jadi gak bisa sembarangan, telp bunyi dan kita hanya menjawab: Halo. Harus ada kalimat super lengkap: Selamat pagi. Disini perusahaan XYJ, bagaimana saya bisa membantu anda? Panjang bener khan. Dan setelah mengucapkan kalimat panjang lebar itu ternyata si penelepon bukan klien atau calon pelanggan. Karena dia langsung berbicara pendek,"Ada si A? Si A ada? Mau ngomong sama si A!" eh, capek deh. Apalagi yang begitu diangkat langsung terdengar begini,"A, jangan lupa ya nanti malam ada urusan ini dan itu!" Buset deh, memangnya hanya si A penghuni di kantor?
Lebih menjengkelkan lagi kalau si penelepon memaksa dihubungkan dengan seseorang yang sebenarnya ada di departemen lain alias gak tahu juga deeeh jelasnya ada di mana. Dan dengan sok pede-nya si penelepon ini mengatakan begini,"Kan deket tuhhhh... Panggilin aja sekarang. Cuman sebentar kok! Buruan!" *timpuk pake telepon*
Mohon disadari walau kantor itu bukan di gedung yang bertingkat-tingkat, tapi para pegawainya tidak bekerja dengan saling merapat satu sama lain. Kalau begitu namanya bukan kerja tapi sedang menghangatkan badan bersama dengan bergossip-ria.
Kalau dirumah, lain lagi nih masalah dengan telepon. Ini di luar dari telepon para sales yang menawarkan berbagai produk yah. Tapi telepon yang aneh setelah kita menjawab dengan halo. Teorinya si penerima yang mestinya bertanya: "Ini siapa?". Bukan menutup kemungkinan justru penelepon yang bertanya,"Ini siapa?" Lho... Kamu sebenarnya mau ngomong sama siapa sih? Apa sedang melacak nomor telepon selingkuhan atau gimana nih? Kalau memang sedang ingin melacak seseorang gunakanlah cara kreatif lain yang banyak di dalam benak kalau mau mikir sedikit aja. Dan jika orang yang di hubungi tidak bersedia memberi informasi ya itu salah kamu sendiri...
Jadi tips untuk bertelepon yang mudah-mudahan jadi bebas stress adalah:
1. Ucapkan dengan sesopan mungkin dan bilang selamat pagi atau siang atau sore atau malam. Jangan siang hari main bilang selamat malam... Kecuali mau attract attention si penerima telepon.
2. Tanyakan apakah bisa bicara dengan si A atau si B (sebutin namanya)
Jika menelepon ke kantor dan di respon bahwa ada yang bernama A ini ada beberapa orang, maka bersiaplah dengan informasi tambahan misalnya nama lengkap atau bekerja di bagian mana.
3. Jika si penerima menanyakan siapa dan darimana yang menelepon jangan bilang: dari temennya, dari keluarganya.
Terkadang orang yang di cari tidak akan mau menerima telepon jika tidak jelas identitas yang menghubungi. Terkadang mereka akan bertanya sampai sejauh apa keperluan si penelepon sebelum dapat di sambungkan.
4. Jangan berasumsi bahwa orang yang anda hubungi adalah satu-satunya orang yang ada di kantor dan pasti dia langsung menerima telepon dari anda pada deringan pertama
5. Jangan gentar ketika menerima sambutan dalam bahasa asing ketika menghubungi orang ke kantor. Itu ucapan sapaan standard yang harus diucapkan. Begitu anda menyapa dalam bahasa Indonesia, pasti deh mereka langsung menjawab dalam bahasa yang sama.
Soalnya pernah kejadian pas gue nerima telepon, si penelepon ini gugup mendengar sapaan dalam bahasa Inggris. Dan dia berusaha bertanya dengan bahasa Inggris yang pas-pasan. Dan karena gue juga suka usil, gue sama sekali gak ngomong dalam bahasa Indonesia.
Kecuali kalau interlokal ke luar negeri ya jelas dong gak mungkin di terima dalam bahasa Indonesiaaaa
6. Tidak semua orang dapat berkata-kata dengan sopan. baik bagi yang menelepon maupun yang menerima. Jadi ya, cukup mengoceh dalam hati dan tidak perlu sampai ribut di telepon
7. Katanya ketika kita sedang tersenyum saat menerima telepon, orang dapat merasakannya dari intonasi suara. Jadi, usahakan selalu tersenyum (berattttt... hahahahaha)
Bukan berarti gue gak pernah melakukan ini terhadapa penelepon yang bikin jengkel:
1. Penelepon gak sopan biasanya langsung gue tutup tanpa diladeni lebih lanjut
2. Menelepon lagi dan masih dari orang tidak sopan yang sama, maka langsung gue tutup juga
3. Pura-pura jaringannya sedang jelek dan membuat bunyi-bunyi aneh sebelum menutup gagang telepon
4. Berjanji akan menyambungkan ke orang yang dituju padahal enggak
Okeh, mudah-mudahan tipsnya berguna dan kalau ada yg mau nambahin boleh juga ^_^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ria's Been Here
Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.
Di kantor gw ada larangan bilang "Halo..?" :D
BalasHapusJadi, kalo mau jawab telepon harus ngomongnya begini, "Selamat pagi, dengan Ruang Merak, dengan dr Vicky, ada yang bisa dibantu?"
Hadeuh..panjang bener..
Paling gondok kalo jawaban dari seberang bunyinya gini, "Eh.iyaa..ada Yetty, adaa?"
Gw: "Uhm..ehm..Yetty siapa ya?"
Penelepon seberang: "Yetty klining servis! Dari temennya!"
ahahahhahah... Biasanya emang mesti ada standard utk menyapa org yg menelepon. Cuman ya gondoknya kyk yg elo ceritain... Udah manis2 eh...yg nelepon cuman krn ada urusan pribadi. Jd berasa operator telp :))))))
Hapus