Blog berisi curhatan si lajang

Jumat, 08 April 2016

Jomblo Juga Manusia! Ini Dia 9 Hal Yang Tidak Seharusnya Kamu Katakan Kepada Seorang Jomblo!

Sendirian aja mblooooo...? Bus aja ada gandengan masa kamu gak, mbloooooo?
Itu kursi, neng... KURSI!

Kalau saya bilang saya tidak pernah galau dengan status lajang sih bohong banget. Bagi teman-teman yang sudah sering mampir dan membaca blog ini pasti tahu. Entah sudah berapa postingan saya tentang perasaan saya menjadi JONES. Mulai dari galau, kepikiran bagaimana ya nanti kalau saya sudah tua masa hidup sendirian? Apa saya bakal mati sendirian dalam rumah tanpa ada yang tahu karena saya JONES? Lama-lama saya menyadari kalau semua ketakutan dan rasa galau belum termasuk rasa minder itu sebenarnya diakibatkan tekanan lingkungan. Dan ya mungkin juga karena saya BAPER.

Wah, ada banyak yang mau saya keluarkan kira-kira enaknya mulai dari mana dulu ya... Bagaimana kalau saya mulai dengan komentar ajaib yang saya kumpulkan mengenai JONES. Baik itu  yang ditujukan langsung terhadap saya atau kepada kenalan lain yang juga melajang. Perlu dicatat sebelumnya, saya tidak punya rasa antipati pada pasangan menikah yang telah mempunyai anak. Syukurlah banyak teman-teman dekat saya yang sudah menikah dan punya anak tidak pernah melontarkan hal-hal berikut yang akan saya ceritakan. Saya, mulai antipati pada sebagian besar dari mereka yang merasa perlu membuat hidup orang lain tidak nyaman. Dan komentar luar biasa itu sebagian besar berasal dari mereka yang antara lain:


1. Kamu terlalu gemuk untuk punya pacar
Jleb... Kalau kamu tanya apakah teman yang mengucapkan kata-kata itu... you got that right... Saya lega ketika akhirnya kami tidak bertemu lagi hingga sekarang.

2. Kamu Melanggar Perintah Tuhan
Ooookaaay... Saya memang bukan seorang Kristiani yang taat dan hapal luar dalam Alkitab. Tapi saya beneran berpikir keras di pasal mana ayat berapa ya yang menyatakan demikian?
Ucapan ini dilontarkan oleh seorang bapak yang tengah memberikan pelayanan pada umat Kristen yang tengah sakit. Jadi, beliau yang entah siapa itu mungkin tengah menjalankan tugasnya sesuai jadwal dari gerejanya. Saat itu saya tengah menjaga papa yang dirawat di rumah sakit. Obviously, dia menganggap lebih penting kalau saya sudah menikah dan bukan di sana di rumah sakit merawat orangtua sendiri.

3. Bantulah Calon Suamimu
Ini sih kalau dilihat sepintas gak ada yang aneh. Dan pastinya kalau sudah cinta ya gak perlu menunggu orang lain memberikan nasehat ini. 
Aneh baru terasa kalau anda mengetahui keseluruhan cerita. Jadi, pada suatu sore yang cerah yang mendadak panas oleh kedatangan kerabat papa saya. Saya sebagai anak yang baik tentunya duduk di ruang tamu menemani papa untuk mengobrol. Dan pertanyaan yang sudah biasa ditujukan adalah apakah saya sudah menikah atau belum. Saya jawab belum kepingin (kalau tidak salah saya baru umur 28 tahun saat itu) dan masih mau bermanja sama papa saja. Lalu dimulailah nasehat ajaib tersebut
"Mungkin kamu sudah punya calon kali.... Tapi calon kamu itu minder karena kamu sudah sarjana dan dia belum"
.....pikir saya... sok tahu banget nih orang....
"Kalau begitu keadaannya, kamu bantu saja sekolahnya... Jadi kalian bisa menikah nanti dan sudah sama-sama sarjana..."
Gak usah saya ceritakan ya jawabannya...

4. Rugi kamuuu Gak bisa Begituan
Yep... Dulu saya punya langganan supir omprengan yang kalau melihat wajahnya sih sopan ya. Tapi lama-lama bicaranya mulai menyerempet ke arah sana. As if kalau ada kiamat dan dia jadi satu-satunya pria yang tersisa saya mau gitu menghabiskan malam terakhir dengan dirinya? 
Saya sering mengalami kejadian tidak boleh ikutan ngobrol karena para mami dan papi tengah berbicara itu tuh... yang begituan begituan itu... Dan mereka terkekeh-kekeh melanjutkan pembicaraan sambil berbisik-bisik. Saya bahkan pernah menguping pembicaraan mereka yang mengatakan kalau alat reproduksi tidak digunakan itu rugi banget.

Yeah, saya jelas rugi besar karena mungkin tidak pernah tahu betapa luar biasa indah pengalaman HAVING SEX dengan orang yang dicintai. Saya juga akan kehilangan pengalaman untuk melahirkan dan mempunyai anak. Tapi apakah kamu perlu mengatakan hal tersebut pada saya? Is that make you happy in the hope I will be miserable after hearing this?

5. Enak Ya Hidup Lo Gak Ada Beban
Ya, ada yang pernah mengatakan hal tersebut pada saya dan membuat jadi gimana gitu.
Apakah kamu menganggap keluarga yang terdiri dari pasangan yang telah kamu nikahi beserta anak-anakmu itu BEBAN? Berarti orangtua yang harus dirawat beban juga ya karena banyak dari kalian ogah menampung mereka. 
Hal yang sudah lama menarik perhatian saya karena juga bikin kesal, maksud kalian itu apa ya kami yang lajang ini tidak punya beban? Karena tidak mempunyai keluarga sendiri (suami/istri dan anak-anak) maka kami yang lajang ini berkewajiban membantu kalian secara keuangan? WAJIB? HELOOO...? Kalian sendiri lho yang memutuskan untuk menikah dan mempunyai anak. Kalau kalian butuh pertolongan bisa dong bilang baik-baik tanpa mengamuk dan membawa-bawa status lajang?

6. Kamu Judes Pantas Tidak Kawin-kawin
Gaaak, bukan sama saya ini ngomongnya. Saya kan pelit, tidak pernah mengurus keponakan secara finansial dari kecil hingga dewasa. 
Omongan luar biasa gak tahu dirinya ini dilontarkan oleh seseorang kepada tante yang telah mengurusnya dari kecil. Saya rasa untuk satu hal yang harus diakui adalah seorang lajang apalagi yang telah lansia memang cenderung bawel. Kalau tidak mau dibilang aneh alias kelakuannya antik. Tante yang satu itu memang luar biasa bawelnya yang saya sendiri tidak yakin bisa tahan. Tapi, saya rasa omongan seperti itu tidaklah pantas. 
Lucunya atau tragisnya lagi, yang melontarkan ini pun...belum kawin-kawin... #tanyakenapa

7. Siapa Yang Mengurus Kamu Nanti?
Siapa? Gak tahu deh... Memangnya saya tahu dan yakin sampai nih umur di angka 80 tahun? 
Omongan seperti ini dari para tetangga memicu mama mendesak saya untuk mengadopsi anak. Tujuannya agar ada yang mengurus saya nanti di usia tua. Lho, saya ini mau membesarkan anak apa seorang suster?
Saya jelas menolak usulan itu mentah-mentah. Anak itu mau saya kasih makan apaaa? Sekolahnya? Dan segala urusan lain... Ketika dia dewasa, saya tidak mungkin dong menodong dia 
"Saya sudah mengurus kamu dari kecil maka sekarang kamu harus merawat saya."

Emang dia mau? Gak percaya kalau dia bakal menolak? Lihat point sebelumnya

Banyak juga yang marah pada saya ketika saya melontarkan jawaban... "Itu urusan gue sendiri... Gue juga gak minta duit sama elo..."

8. Ingat Umur Kamu... Jangan Kebanyakan Pilih-pilih
Saya pernah posting hal ini sebelumnya di Facebook tentang ketidaksukaan saya akan orang yang berbicara begini di depan orangtua saya.

Saya tahu sekali orangtua menginginkan ada cucu kecil lucu berlarian di rumah. Memanggil mereka omaaa, opaaa... gendong dong... and so on...
Jadi perkataan seperti ini menyakitkan buat mereka, mengingatkan mereka kalau suatu hari nanti saya akan sendirian dan mereka tidak ada keturunan yang berikutnya. 
Saya pernah skak mat orang yang mengatakan hal ini pada saya karena sepertinya dia lupa kalau sebelumnya jones lama. Alias orang ini juga menikah di usia yang tidak lagi muda. Jadi dia menikah itu bukan karena pilih-pilihnya yang lama tapi alias tidak ada pilihan.Kaliii
Yang repot kalau yang mengatakan ini dari lingkungan keluarga sendiri. Mau di skak mat nanti panjang urusannya dan yang ketiban gak enak kan orangtua saya lagi. Saya sih gatal mau bilang, aduh eeee kakak... Ngana sendiri so cerai noooh dari petua... Ngana bakal metua sendiri alias menjadi tua sendirian juga akhirnya... Yakin ngana pe anak mau urus ngana? Ternyata pilihan ngana gak mau meneruskan janjinya Till Death Do Us Part...
*setelah itu kayaknya saya bakal diracunin*

Life is about choices. Bangun tidur aja kita memilih apakah tidur terus atau langsung bergegas meninggalkan tempat tidur dan melakukan aktivitas... Jadi berhentilah bilang jangan pilih-pilih... 

9. Sayang, Kamu Sendirian...
Ucapan dari seorang mantan teman (karena kami langsung saling delete setelah saya balas ucapannya) terhadap saya dan teman-teman lain yang telah menikah tapi belum dikaruniai anak.

Jujur, saya tidak mengerti dengan kalian-kalian yang sudah happily married dan punya anak-anak sesuai mimpi kalian. Erh, itu beneran keinginan dan mimpi kalian kan? Bukan karena dipaksa menikah karena memang perempuan kodratnya harus menikah dan punya anak? Jadi mengapa kalian sepertinya frustrasi dan melampiaskan kekesalan kalian pada kami?
Mantan teman yang mungkin saat itu sexually frustrated; menyindir halus ketika melihat foto profile saya dan teman-teman lainnya. Kami pernah berada di lingkungan yang sama bertahun-tahun lalu. Awalnya ucapannya masih biasa saja seperti, wah kalian masih suka ketemuan ya. Pada tambah cantik..." Lalu diakhiri dengan kalimat yang kurang lebih seolah menertawakan ya percuma saja cakep tapi jones dan bagi mereka yang sudah menikah itu... kasihan amat kok belum punya anak. 
Situ pusing amat saya masih sendirian? Situ pusing amat pasangan lain belum punya anak? Apa kamu bahagia dengan keadaan kami yang barangkali dibawah standard kebahagiaan kamu?
*Tekan tombol BLOCK karena DELETE sudah terlalu mainstream*


Ketika saya mendengar seorang keponakan berani berbicara seperti itu pada tantenya yang melajang hingga tua... saya menyadari sesuatu.

Bahwa lingkungan membuatnya berpikir bahwa wanita melajang sampai tua itu sampah. Tidak ada artinya karena tidak ada yang bersedia menikah dengan dirinya. Orang seolah tertawa ngikik ketika ada perempuan yang mengatakan, saya memilih tidak menikah. Raut wajah mereka menyatakan, ah itu elo aja kaleee yang gak laku. Barang dagangan kali ya kita-kita ini...

Perempuan yang melajang sendirian tanpa saudara dan tanpa teman pria serta tanpa suami adalah obyek  yang pas untuk mengalami kekerasan, bullying, pemerasan, dan juga celaan. Perempuan lajang mengalami hal itu tidak hanya dari lingkungan sekitar, tapi juga dari dalam keluarga sendiri. Mereka ini adalah produk gagal yang tidak perlu diperhatikan dan diperlakukan selayaknya. Tapi butuh juga sih duitnya si produk gagal ini jadi mungkin sebaiknya melajang saja terus. Saya malas deh bicara kesetaraan gender and so on kalau yang hobi nyinyir pada perempuan lajang ini ya sesama perempuan juga.

Singkat kata, jangan mencari kebahagiaan dari kesusahan orang lain. 

Sekian. Mudah-mudahan saya tidak perlu mengoceh panjang lebar lagi mengenai hal yang sama di lain waktu.

41 komentar:

  1. Kalau aku sih orang bilang gitu cukup masuk telinga kanan, keluar telinga kiri :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yg saya gak suka ituuu kami wanita lajang ini dianggap damaged goods... Saya sih skrg sudah cuek... tp suka kasian aja kl ada org yg ngomong begini di dpn ortu saya

      Hapus
  2. emang gondok banget kalo ada org yg ngomong gitu... palingan kita cuma bisa ngurut dada, n bilang dlm hati sabar...

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sabar kok kl ngomongnya cuman ke saya... tp jgn ngomongin ini ke ortu... Baru saya pingin bacok #eh

      Hapus
  3. No. 5 ni yang paling umum di lingkungan,,,(sering kejadian)
    Gemes kan ya..,pernah ada kejadian si x anaknya banyak, terus saudaranya y yg kebetulan blum dikasi momongan yang dalem kondisi ini pastinya rada mirip kan dengan apa yang dialami single..

    trus si x ini dengan enaknya jadi kek memasrahkan apa apa yang terkait dengan keuangan yang ujung ujunge kayak minta ke si y yang blom ad tanggungan,
    misal kayak apa apa minta traktir, padahal boookkk anaknya buanyakkk...trus main ke rumah dia, sang tuan rumah pun minta traktir tamunya yang secara harusnya dijamu,

    Terus klo ngutang, seriiiing banget ke si y...dg alsan kan dia masih blom ada tanggungan banyak, jdi kayaknya ga masalah deh direpotin (jyahhh, padahal dalam hati si y, eyke juga banyak kali kebutuhannya, mentang mentang si x uda banyak tanggungan terus seenaknya ngutang ke si y) wakakkaka...kan malesin ya hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya betul... seolah yg blm punya anak atau yg anaknya sedikit ini WAJIB membantu yg anaknya kebanyakan tadi. Lah, itu punya anak banyak kan situ yg mau... Minta tolong sih buat saya sah saja, tp jgn pake kata2...kamu kan gini, kamu kan gitu. Kok maksa ya minta tolongnya?

      Hapus
    2. Yoih mb ri, hihihi
      Apalagi kalo utangnya sampe ga dibalikin hahahahahaah

      Hapus
    3. biasanya sih kl pake acara maksa ujung2nya gak bakal balik itu dek :))))))

      Hapus
  4. No. 1-3 bener2 membelalakkan mataa.. kok ya ada orang mulutnya nggak disaring begitu kalo ngomong.

    Cara kakak menulis ini bikin saya senyum2 sambil mikir 'siapa kamu berhak menghakimi sesamamu?'.

    Ah, emang kadang society menanamkan norma yang terlalu picik..secara buta.

    Semangat terus, Kak Ria!
    Woohoooo...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku sebenarnya ingin membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak menganggap wanita lajang sebagai aib dalam kelg & produk gagal. Tp nulisnya sambil emosi sih jadi kemana2... :)))))

      Hapus
  5. Kalo ada yang ngomong begitu menurut saya mbak tidak usah di dengerin cukup di " senyumin " aja mbak, nantinya juga dia malu sendiri mbak ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. masih ada ya orang yg disenyumin terus malu sendiri?

      Hapus
  6. Tulisan ini bikin gw kepingin mijet-mijet bajunya Mbak Ria. Hahahaha.. Gw rasa bilang "Sabar ya Mbak.." sudah terlampau mainstream.

    Kesalahan para lajang adalah tinggal di Indonesia. Negeri di mana kejombloan seseorang jadi urusan banyak orang. Mungkin akibat tingginya pengangguran di negeri ini.

    Gw setuju bahwa para lajang sebaiknya tutup kuping. Atau lebih tepatnya nggak usah mendengarkan ocehan para tetangga sing banyak bacot. Membuat hidup kita sibuk akan lebih baik daripada membiarkan hati jadi baper.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setelah gue melihat video iklan produk kosmetik, kesalahan para lajang adalah tinggal di Asia :))))
      Gue sekarang sih udah sebodo. tp gak bisa sebodo kl ada yg sok nasehatin ortu ntar gue gini gitu krn lajang. Kan mrk jadi kepikiran, abis itu desak2 gue merit or adopsi anak or apalah yg bikin gue mau plester mulutnya tuh orang...

      Hapus
  7. Mbak Ria itu bukan JONES tapi JOJOBA (Jomblo-Jomblo Bahagia) karena konon sebuah ucapan adalah doa. Tetap semangat ya Mbak.

    BalasHapus
  8. Hahahahaaaa... masih inget cerita gw yg kamu ga bakal bisa nikah sebab kamu itu kena kutuk. Muahahaaa.. gw mau bikin entri ga enak soal itu, sebab orang yg ngomong add gw di fb, tapi... sebetulnya cerita2 semacam ini harus banyak dibuka. Kadang mereka yang tidak jomblo lagi tidak paham bahwa kebahagiaan itu ada di luar sebuah pernikahan (kan ngeri kalo kebahagiaan cuma diikat pada sebuah status atau hubungan ya...) dan karena itu begitu ngeliat kita yang masih lajang mereka dengan semena-mena berasumsi, kamu pasti enggak bahagia. Padahal mereka nikah pun enggak 24/7 bahagia melulu. Kebayang mereka pikir kita (para lajang maksudnya) 24/7 nggak bahagia. Atau ada juga yang memang merasa karena statusnya sudah married dia jadi punya kelas lebih tinggi. Dia lupa kalau setiap manusia yang berpasangan pada suatu titik tertentu akan kembali lajang lagi, kecuali mati bareng2 pasangan.

    Eniweis, bagi gw juga sama dengan lo, ga merasa rela gitu kalau dengan seenaknya dan ga tau sopan-santun orang2 yg lalu menganggap sah-sah aja membully jomblo, entah apa alasan mereka. Padahal di indonesia KDRT itu wabah yg cukup mengerikan. Tapi ya jangan ngebully mereka yg kena KDRT kan udah terluka, mari bully jomblo, mungkin kalau perasaan mereka terluka maka mereka desperate ngebet kawin biar enggak dilukai hahaha, trus tau2 pas kawin kena kdrt, apes bener si mantan jomblo wahahahaa...

    Eh kenapa gw komennya ngalor-ngidul?

    Ntar deh, gw bikin entri soal jomblo juga, hahaha, jomblo yang normal, ada sedih ada senang, yang jelas enggak menderita lah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kadang sama orang yg getooool banget ngomong ke ortu nyuruh gue merit itu bikin gue ngakak dalam hati... Kayak yg dia bahagia banget sama kehidupannya. Terus kalaupun dia bahagia, dia merasa bisa kasih resep bahagia sm orang lain?
      Lalu, let's say melajang ini adalah hal yg paliiiiing menyedihkan dan tragedi kehidupan. Perlu gitu, mereka2 ini mengulang-ulang... kamu lajang kamu menyedihkan, kamu lajang kamu mengenaskan?
      Lajang juga perlu support dalam keluarga; kl menurut gue. Bukan jadi sasaran tembak ketika gak merasa puas dengan kehidupan sendiri plus jadi sasaran minta duit (katanya sih minjem tapi...) dengan alasan si lajang gak ada beban...

      Ditunggu entri-nyaaah

      Hapus
  9. Kalau gak pilih-pilih, dapat pacar ringan tangan ya oke aja lanjut jadi suami :)

    BalasHapus
  10. Bukannya mksd ga sopan y, tp serius aku ngikik2 loh lantaran segitu pentingnya y org ngurusin idup org lain??? Ttp smgt, ga masalah status kita apa, asal jujur sm diri sendiri bhw kita bahagia menerima keadaan ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sih sudah menerima keadaan tapi ada aja para provokator yang tidak bisa menerima keadaan saya :)))) *keputer2 bahasanya*

      Hapus
  11. Bahahahahah
    Aku selalu mikir gini mbakk... Kebahagian itu bukan dari apa kah lo menikah atau nggak. Banyak yang menikah dan nggak bahagia dan Banyak juga lajang dan nggak bahagia.
    Kupikir kalau kamu bahagia dengan pernikahan kamu, kamu pasti sibuk berterima kasih ke Tuhan sudah dikasih suami yang baik dan anak2 yang patuh bukan malah nyinyir pada mereka yang memilih gak bersuami 😂😂😂😂

    Kalau aku sih sesederhana ituu dan mereka yang terlalu pamer anak pamer pasangan di social media pastiiiiii banget senenarnya bermasalah di dunia nyata. Sebaliknya yang pamer seadanyaa nah itu bahagia..

    Eh tapi kan kebahagiann nggak bisa diukur apalagi diukur dengan menikah atau tidak menikah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya kamu punya masalah deh sama orang yg pamer-pamernya pamer banget hahahaa *padahal dia pamer banget juga belum tentu dia bermasalah, yang ga pamer belum tentu bahagia* (((kabooorrrr)))

      Hapus
    2. Ajen, kamu kan masih under 30 dan punya pacar saat ini. Walau di tempat kamu juga desakan untuk menikah sekarang juga tinggi banget dari lingkungan, tapi pernah gak ada yang terang2an minjem duit krn toh kamu masih blm merit, belum ada beban? Atau menganggap kamu gak level dalam lingkungan karena belum merit?
      Yang aku mau bahas sih sebenarnya adalah anehnya orang2 yg merasa diri sudah bahagia banget dan lebih bahagia lagi kalau orang lain susah hati. Bukan masalah pamernya, tapi sok tahunya itu loh...

      Hapus
  12. mau nulis balesan hari ini eh comp library udah mau tutup Ria... :(

    gara2 kelamaan edit video sampe 2 jam...lol

    senen ya aku coba reply balik.. :)

    BalasHapus
  13. betul banget tuh...
    jomblo juga manusia, harus dihargai donk...
    walau saya bukan jomblo sih tapi saya setuju banget deh sama artikelny mba...
    terima kasih, salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal balik ya mas yang bukan jomblo :)))))

      Hapus
  14. Finally baru abca lengkap, kemaren pas balas di path hape aku langsung hilang....jatuh di jalan ke kantor wwkwkwkkk.....maaf mbak aku bacanya juga jadi baper dan ngikik, emang ya kalau ngurusin urusan orang pada paling pinter giliran suruh ngaca suka pada belaga bego #kabortakutdisianida apalagi sama keluarga wkwkwkkwkk...sekarang mah saya senyum aja kalau ditanya :D Sehat terus dan bahagia terus ya mbak, salam buat mama dan papa ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. soal kasih komentar emang paling cepet. Daku sendiri juga sama aja sebenarnya... hahahahha... Kl sm aku ditanya biasanya gue langsung tanya balik, situ mau ngongkosin? Atau... mau tau aja apa mau tau banget?

      Hapus
  15. Kata - katanya bener - bener jleb ya mbak. Setuju banget sama postingan ini. Kata2 itu emang ga boleh dilontarkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sih gak bilang saya sempurna banget gak pernah bully orang lain... tp gile ye kl dipikir2... emang bullying itu awalnya dari merasa gak ada yg salah dgn melontarkan kalimat tersebut... dan emang niat membuat kesal orang lain

      Hapus
  16. Terkadang ga habis pikir dengan orang2 yang sering bertanya sudah punya calon? kapan menikah? atau langsung membuat alasan kenapa temannya atau saudaranya masih belum menikah. Ga semua orang memiliki hidup dan kebahagiaan yang sama...

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju mbak... kebahagiaan itu tergantung diri masing2 dan blm tentu bahagianya kita ya bisa sama dgn orang lain

      Hapus
  17. Ini baru kembali hahaha..namanya juga miskin wifi :P

    1. masalah gemuk. oh my gosh, gue juga pernah banget disindir gitu, dan dari keluarga bok! kebayang betapa pedihnya dibilang 'kurusin dong, kalo gak kurus gak laku lho' --- ALAMAK!!! dan begitu pindah sini, lah gue berasa kurus dong! banyakkkk yg lebih gemuk dari gue sukses2 aja dapet gebetan, married malah.

    2. Kamu Melanggar Perintah Tuhan -- yang ini sih bikin ngakak. gue udah buka bible, bolak balik, gak ada ayat atau 10 perintah Allah yang bilang wanita itu melanggar perintah Tuhan kalo gak married. yang ada cuma ayat yang nyatain kalau 'tidak baik laki2 itu sendiri' maksudnya kalo terlalu 'main' gitu gak baik, jadi lebih baik menikah biar sah.

    yang no 3, gak bisa komen. bisa2 nya nyaranin begitu !! o_o

    4. Rugi kamuuu Gak bisa Begituan --- HAHAHA, apa kabarnya biarawati? gak mengalami begituan juga mereka masih happy2 aja tuh. oh ya gue juga pernah lagi ngumpul2 sama orang gereja kan ya terus ada yang iseng ngomong 'BJ-HJ' gitu deh. ada yg sebut nama gue : duh kamu kan belum merit ya.
    gue santai jawab: ah gituan toh, gue juga tau kali. please deh, lebay!

    dan seisi ruangan pun diam. :P


    5. Enak Ya Hidup Lo Gak Ada Beban - ini juga gue pernah disindir sama yang meritnya kemudaan (kalo gak salah umur 20). lagi nge tag apa gitu di fb apa path gue lupa yang pasti komplen suami nya kenapa gitu terus gue dibawa-bawa. asli gue lgsg delete deh.

    6. Kamu Judes Pantas Tidak Kawin-kawin -- nah ini gue pernah disindir sama keluarga (lagi2 keluarga heran!), ini pas umur 21. ditanya udah punya pacar belon. gue bilang: ya ada deh. si penanya malah begini: jangan jaim, jangan cuek2, nanti susah lho dapet pacar. ebuset.

    7. belum pernah kalo yang ini. tapi ada yg mirip2 dikit: ntar kamu kalau udah pada gak ada kamu sendirian lho. sodara gak ada, sepupu jauh. etc etc. to which i simply reply: ma, percaya Tuhan kan? kenapa harus khawatir sih? Tuhan itu pelihara kita kok.

    8. Ingat Umur Kamu... -- versi gue, nyokap ngmg kayanya minggu lalu pas ngobrol di telp. dia bilang: eh bentar lagi 30, cepetan married. bilang sama si BB, serius gak dia? inget lho gak bagus punya anak diatas 30 ntar kasian anak mu lho. bla bla bla bla bla bla bla... pfffftttt..

    9. ini sih minta ditabok banget2 yang pada udah married tapi kepo ngurusin hidup orang. makanya gue jadi bingung, ini wanita2 menikah niat dari diri sendiri apa karena dari keluarga yang maksa ya?

    ah jadi rambling kemana-mana. habis gimana ya, single ataupun gak single, kayanya kalau belum menikah itu beneran jadi bahan gosip deh. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. gue rasa gue juga seperti mereka kadang2, kepo gak ada juntrungan dan sok tahu kasih usul begini dan begitu. Gak sama sesama lajang duooong tentunya, tapi untuk urusan lain. Ya termasuk sok ikut2an komentar sama kejadian2 di media sosial. Which is sekarang gue kapok gak mau lagi deh ikut2an kayak gitu.
      Karena kita gak pernah tau apa yg terjadi behind the scene, kenapa mereka smp begini dan begitu. Dan saran dari kita ya gak bakal ngebantu juga karena gak tau detail latar belakang kejadiannya...
      *hugs Lia* , mudah2an hubungan lo dgn BB berjalan baik utk seterusnya ya ^_^

      Hapus
  18. memang banyak orang yang suka usil tanpa mencoba merasakan rasanya ada di posisi orang lain....di barat itu sudah termasuk ga sopan, karena melanggar privasi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, dianggap itu hanya omongan biasa... Biasa bagaimana kl bikin orang lain jadi manyun

      Hapus
  19. "Ngak bisa begituan" itu apaan ???? #BelagakPolos

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak bisa HAVING SEX, ada kok di situ saya tulis... Ah, pasti bacanya skip, skip ya :))))))

      Hapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.