Blog berisi curhatan si lajang

Jumat, 15 April 2016

Breakfast di Bakmi Wewe


Katanya food blogger tapi saya baru sadar kalau sudah lama tidak posting tentang makanan kek, restoran kek, resep masakan kek... Terakhir saya posting makan lagi di Tim Ho Wan, itupun lebih banyak bercerita tentang ultah pernikahan orangtua saya.

Masih ingat review saya tentang bukunya Carolina Ratri? Lho ini mau posting makanan apa ngomongin review? Aish, jangan banyak protes dulu deh ya... Soalnya semuanya berkaitan. Jadi di salah satu bagian bukunya, Carolina Ratri membahas tentang niche blog. Kalau belum tahu apa itu niche blog....ya beli aja ya bukunya... Hahahhaha, khan jadi kemana-mana lagi. Okeh, lanjut. Ada pembagian niche blog... Hah? Dibagi lagi? Nah, saya jadi inget sama blog yang isinya bakmi melulu milik pak Tirta Lie ini. Saya agak wondering aja apakah blog pak Tirta ini termasuk Themed-niche blog atau Micro-niche blog. But anyway, saya terus terang saja angkat tangan deh untuk saat ini karena belum sanggup membuat blog yang misalnya isinya restoran bakmi di Jakarta saja. Iya, ternyata restoran bakmi banyak ya yang beredar di daerah Jakarta ini.



Blog seperti pak Tirta ini bakal yang paling cepat diingat orang karena memang temanya spesifik. Mau cari info bakmi, ah buka aja blog pak Tirta. Nah, kalau blog saya? Orang tidak akan kepikiran mau mencari informasi spesifik karena blog ini adalah lifestyle blog. Ohya, ngomong-ngomong karena hobinya makan bakmi dan rajin menyusun data di blog, pak Tirta dapat penghargaan dari MURI baru-baru ini. Keren kan? Memang tantangan tersendiri untuk bisa membuat blog dengan tema yang spesifik seperti ini 

Selesai out of the topic sekarang saya post tentang bakmi NON halal yang satu ini yang katanya sih sudah lama banget. Lah, kamu kemana aja Riaaa? Soalnya rada lumayan jauh sih dari kantor sehingga membuat saya malas ke sana. Dua kali ke sana pun semuanya diajak oleh teman kantor karena....dengan mobil. Tapi ya, ada tapinya nih... Konon jangan terlalu lama parkir di depan restaurant ini karena tidak ditanggung kalau mendadak diderek. Karena mobil-mobil yang penumpangnya hendak makan di tempat ini mau tidak mau parkir di pinggir jalan. Sementara kita semua tahu kalau itu pelanggaran kan? Jadi ya mesti waspada juga deh...

Saya sebenarnya tidak terlalu suka bakmi yang keriting karena terlalu kenyal buat saya. Tapi saya suka banget sama daging babi yang ada beredar di atas bakmi yang satu ini. Nyam, nyam... Sayangnya saat saya ke sana tidak ada kulit babi... Ada bakmi ukuran kecil dan besar, jadi pastikan kamu pesan yang mana. Soal service pelayannya, pas saya ke sana okeh-okeh saja sih. Tidak ada masalah. Saya juga tidak mengharapkan service hotel bintang lima lah kalau ke kedai bakmi. Selama mereka gak kasar selama melayani pelanggan plus makanannya juga enak buat saya bolehlah. 

Penampakan bakmi


Buat yang penasaran, ini ya tempatnya...



7 komentar:

  1. Aku makan bakmie seperti lagi makan mie ayam deh mbak Ria haha.

    BalasHapus
  2. Mbak Ria nama kedai bakminya 'wewe' itu ada artinya tidak? Kalau di Semarang kata 'wewe' itu artinya sejenis hantu hihihi

    Iyes menu bakmi dimanapun memang nggak ada matinya, semua orang suka :)

    BalasHapus
  3. Ria, wah itu deket dokter gigi langganan nyokap.. asyik deh musti kesana pas pulang.. hao ce ya keliatan tu bakmi.. :)

    anyway, gue ada tempat langganan mie di sunter namanya mie abadi. mereka topping nya pake ayam tapi non halal secara ada piggy juga. disana enak kulit piggy garing tersedia di tiap meja.. kalo lo suka mie yang agak keras (kayak karet gitu) kudu coba deh. :D

    BalasHapus
  4. Bakmie ini sedap dimakan anget pas hawa dingin ya.
    Btw berapaan itu seporsi? :)

    BalasHapus
  5. bikin laper :(
    itu sepertinya porsinya besar ya?

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.