Blog berisi curhatan si lajang

Kamis, 24 Maret 2016

Naik Taksi


Yang tinggal di Jakarta, ada yang ingat dulu naik taksi apa pertama kali? Gak ada? Saya baru ingat setelah membaca status seorang teman tentang taksi jaman ketika kami sama-sama masih kecil.

President Taxi

Duh, sayang banget ya saya tidak punya koleksi foto taksi yang satu ini. Yaela, jaman dulu gitu loh... Mau foto harus beli klise film dulu yang harganya tidak murah. Lalu harus dicetak lagi dan jadi nambah deh ongkosnya. Masa udah mahal-mahal mau foto di depan taksi? 

Mungkin juga ingatan saya tipis tentang President Taxi karena ya memang waktu kecil orangtua malas menggunakannya. Bukan apa-apa, tapi saya pasti muntah setiap kali dibawa jalan-jalan dengan taksi. Payah banget deh pokoknya. Dan setiap kali saya tahu kalau mau jalan-jalan dengan taksi pasti sudah stress duluan. Entah karena bau di dalam taksi yang membuat saya mual (jaman dulu kayaknya masih menggunakan AC alam alias buka jendela) dan perasaan terkurung yang akhirnya membuat muntah. Tapi setelah lewat masa-masa tidak menyenangkan itu, saya suka banget diajak jalan-jalan dengan taksi. Saya ingat membawa pulang boneka yang ada jadi hiasan dalam taksi. Dikasih sama supirnya dooong setelah saya minta dengan muka semanis mungkin. Seingat saya tidak ada pengalaman yang membuat trauma banget untuk naik taksi. 

Tapi tahun berganti tahun, President Taxi tidak lagi terjaga mutunya alias banyak taksi yang masih...well...jelek. Pokoknya tidak nyaman untuk dinaiki mana supirnya mulai banyak yang jutek. Sayangnya juga saya lupa apakah ada taksi lain yang muncul selain Blue Bird sebagai pesaing. Dari awal taksi Blue Bird memang menjual kenyamanan. AC bikin penumpang merasa adem, supirnya juga sopan-sopan. Jelas kami lebih memilih yang enak duooong... Siapa yang mau sih deg-degan sepanjang perjalanan di dalam taksi?



Lalu menjelang tahun 2000-an mulai terdengar kasus-kasus perampokan di dalam taksi. Sejak saat itu nama Blue Bird sudah jadi jaminan mutu banget. Jika ada kolega atau teman yang baru datang dari luar negeri pasti kami sarankan untuk menggunakan Blue Bird. Saya juga melarang orangtua untuk naik taksi yang penampilan luarnya saja sudah bobrok. Lagipula ada pilihan lain juga kok antara lain ya Express Taxi. Sampai ada tips-tips untuk menghindari naik taksi bobrok ini. Karena kalau sudah malam dengan lampu yang remang-remang, warna taksi sudah tidak terlihat jelas. Dari jauh kayak Blue Bird eh pas nongol ternyata taksi gajebo. Kalau ramai-ramai sih tidak apa, tapi kalau sendirian? Antara mau turun atau tidak atau lanjut atau kabur atau gimana deh... 

Saya dan mama juga pernah naik taksi yang ampun bobroknya, tapi terpaksa naik karena sudah terlalu lama menunggu. Bagaimana saya tidak deg-degan? Taksinya yang kalau dilihat dari luar tidak kelihatan apapun. Plus jendela tidak bisa dibuka otomatis dan sedang rusak. Nomor yang biasa ada di badan taksi dan identitas pengemudi tidak ada. Sepanjang jalan mama saya mengobrol dengan bapak supir yang mengeluh karena perampokan itu ia jadi sulit mencari penumpang. Sebenarnya saya ingin bilang, pak mendingan pindah armada saja deh. Tapi daripada yang tadinya ia bicara baik-baik jadi nyolot, ya saya mingkem aja deh. Dan bersyukur banget pas tiba di tempat tujuan. 

Tips menghindari taksi bodong:
1. Pesan taksi lewat customer service jadi terdeteksi nomor taksi dan identitas pengemudi. 
Iya kalau taksinya langsung datang. Sering penumpang tidak sabar akhirnya menunggu di jalan dan terjebak dengan taksi bodong. 

2. Jangan segan-segan keluar dari dalam taksi kalau menemukan kerusakan di alat untuk membuka jendela (belum otomatis booo saat itu) 
Kalau sudah di dalam dan pengemudi memang berniat merampok, pintu dikunci otomatis dari central lock jadi bagaimana bisa keluar?

3. Kenali ciri-ciri taksi
Jadi taksi Blue Bird ada lambang burung di kaca atas bagian depan. Lambang ini biasanya tidak ada di taksi-taksi yang warnannya mirip BlueBird. Tapi kalau sudah malam ya gak jelas juga melihatnya. Apalagi yang minus matanya kayak saya. 


Taksi-taksi yang saya masih ingat dan jarang ketemu masalah:
Taksi Putra
Bisa dilihat situsnya di sini. Kayaknya mereka sekarang bisa dipanggil via Grab Taksi
Kenapa suka? Karena ketika yang lain tarifnya menjulang naik, taksi Putra menggunakan tarif bawah alias lebih murah. 

TransCab 
Kalau melihat fanpage mereka kok terakhir update April 2015. 
Kenapa suka naik taksi ini? Saya jarang ketemu masalah dengan para pengemudi TransCab. Serunya juga buat saya, bisa sekalian nonton TV di taksi ini. Tapi sekarang jarang kelihatan, jangan-jangan sudah tutup

TaxiKu
Bisa cek situs mereka di sini.
Taksi yang gratis ongkos tol jika ke Bandara tapi kalau dari sana ke dalam kota ya bayar duong. 

Gamya
Mau lihat situsnya silahkan ke sini.
Sempat juga dipilih karena lebih murah dan mobilnya nyaman buat penumpang. Para pengemudinya biasa saja sih. Tidak ada yang jutek dan tidak ada yang terlalu ramah; sepanjang yang pernah saya temui.

Yang lainnya mohon maaf saya beneran lupa sama nama taksinya karena jarang ketemu saja. Bagi yang ingin tahu daftar taksi di Jakarta bisa cek situs JakartaKita.


Ketika mulai ramai taksi lewat aplikasi seperti Uber Taxi dan Grab Car, saya malah belum pernah mencoba pesan sendiri. Pernah saya nebeng sama teman yang menggunakan Uber Taxi. Wow, mobil pribadi yang jadi taksi dan kenyamanan terjamin. Kursi empuk, AC poll, dan bayar sesuai tarif yang tertera. Untuk Blue Bird saya lebih sering memanggil via aplikasi yang mereka sediakan karena lebih cepat datang. Tapi sejak tahu kalau ada minimum charge saya mendingan naik angkot ke jalan raya dulu. Dan menunggu taksi apa saja yang lewat deh. 

Pastinya saya naik taksi kalau kepepet saja karena jujur gak kuat deh bayar tarifnya. Saya pernah terjebak macet dan yang biasanya paling saya bayar Rp 30.000,- langsung jebol jadi Rp. 60.000,-!!! Rasanya pengen nyekek diri sendiri kok gak cerewet sama pengemudi agar cari jalan alternatif. Pengemudinya? Nyantai saja karena enak duooong... Pas lagi macet, pas ada penumpang yang walau manyun tapi mau gak mau bayar tarifnya. 

Harapan saya mudah-mudahan perselisihan taksi konvensional dengan yang berbasis aplikasi online bisa diselesaikan. Dan mari kita lihat bersama, apa penumpang kembali ke yang lama atau sudah nyaman nemplok ke yang baru. 

Kumpulan berita terkait demo pengemudi taksi konvensional tanggal 22 Maret 2016

12 komentar:

  1. Di tasikmalaya cuma ada blue brid doang deh kayanya kebanyakan angkot sih kemana-mana naik angkot hehe

    BalasHapus
  2. Blue bird ada dimana-mana booo... Di makasar mereka ditolak (pernah baca beritanya) karena takut taksi lokal sana mati semua kalah bersaing. Gw mah masih inget President Taxi, hahaha... Tapi dari dulu memang kalau pergi ke bandara atau pas ga naik mobil sendiri selalu pesen blue bird, bokap tuh langgganan lama. Yang uber dan grab, belum pernah nyobain. Gimana nasibnya ya setelah demo dan dinyatakan memang selama ini ilegal??? >.< entahlah.. Pokoknya semoga para konsumen punya lebih banyak pilihan yang lebih baik (dan lebih muraaahhhh).

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiiin... Gue gak sabar sih menanti, seandainya semua persyaratan utk yang katanya persaingan lebih fair dituruti oleh Uber sm grab apakah tarif bs tetap murah. Tp mereka jg sebenarnya menerapkan tarif premium di area tertentu dan jam tertentu. Jd gak terus2an murah jg sebenarnya.
      balik ke konsumen aja yg pinter2 nyari yg lbh murah dan nyaman :)

      Hapus
  3. Di Bandung buanyak juga taksi. Selain Blue Bird ada Cipaganti, trus 4848 trus apa gitu ya yang warnanya ijo ihihi. Selama naik yang blue bird di bandung sih alhamdulillah sopirnya baik-baik. Pernah pake uber yang nyaman juga. Sopirnya juga ngajak ngobrol terus eh tapi dianya malah terdetksi ngemodus pas tau aku masih lajang jiahaha... pelan-pelan aku belokin obrolan aja. Yang aku inget taksi dari jaman kecil sih taksi armada 4848 malah dulu punya armada travelnya.

    BalasHapus
  4. Aku baru nyoba blue bird doang. Lha di kampung adanya angkot

    BalasHapus
  5. Aku dulu konsumen blue bird pas masih kerja, masih jadi yang terbaik sih walau ada beberapa sopirnya yang suka nggak ngenakin kelakuannya. Pernah naik ekspress, sopirnya bau ketek trus ada juga yang takinya bau rokok. Mana waktu itu lagi hamil jadi pengen muntah di sepanjang jalan.

    BalasHapus
  6. Pengalaman yg gak mengenakkan saat hape mama saya ketinggalan dalam taxi.jelas itu nama taxi dan mama dalam hitungan menit menelpon officenya.Sejam kemudian dikabari tidak ditemukan hape tsb.
    Nah, ganjil kan.ya udah sama mama diihklasin.padahal selalu saja mama dan kel kalo hired taxi selalu memberi kelebihan,😰😢

    BalasHapus
  7. Pengalaman yg gak mengenakkan saat hape mama saya ketinggalan dalam taxi.jelas itu nama taxi dan mama dalam hitungan menit menelpon officenya.Sejam kemudian dikabari tidak ditemukan hape tsb.
    Nah, ganjil kan.ya udah sama mama diihklasin.padahal selalu saja mama dan kel kalo hired taxi selalu memberi kelebihan,😰😢

    BalasHapus
  8. aku masih inget president taxi, gamya, putra, taksi warna kuning2 mellow selain blue bird. waktu dulu sering banget kan bolak balik Surabaya, inget blue bird gak boleh narik dari bandara. selalu pakai taxi local Surabaya. tapi kalo dari hotel di Surabaya nya sendiri ke airport sih banyak.

    kalo soal nyaman atau gimana, kayaknya si BBird masih nomer satu sih tapi kadang lambat juga ya pesen lewat telp. at least ini based on what I encountered 3 years ago waktu pulang Jakarta. gak tau kalau sekarang gimana. nyokap kadang masih pake taxi biru juga kalau lagi keluar.

    they should not be afraid of changes. I never try uber here but I want to use it someday kalau harus pake taxi dari apt ke bandara. I mean, it's much cheaper than those yellow taxi flat rate (flat rate nya ampir $70 aja denger2, belon tips, mati lah hahaha)

    BalasHapus
  9. president taxi pernah denger, tapi aku ga inget apa pernah naik ato ga :D..apalagi dulukan aku tinggalnya di aceh mbak. Kalo lg liburan ke jkt, sesekali naik taxi, tapi ya itu ga inget namanya ;p..

    kalo skr ini sih, walo kmrn bluebie ikutan demo2 rusuh itu, tapi tetep sih aku msh percaya ama bluebie. apalagi cuma ini taxi yg argonya bisa aku reimburse di kantor ;p.. taxi lain kantorku ga mau :D.

    BalasHapus
  10. Temanku pernah naik taxi dari bandara ke bogor. Ntah namanya taxi apa. bayarnya pake kartu kredit. kt y sampe bogor cuma 100.000 ajah.

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.