Blog berisi curhatan si lajang

Kamis, 17 September 2015

Telltale To Kill A Mocking Bird


Apa? Kamu belum pernah baca To Kill A Mocking Bird? Dan saya jadi tersipu campur gak enak hati. Masalahnya saya mengaku diri kutu buku, masuk dalam komunitas menulis di Kampung Fiksi. Tapi eladalah belum pernah membaca karya Harper Lee yang fenomenal itu? *Langsung disambit sama buku*

Walau belum membaca bukunya sama sekali, tapi saya tahu kalau pengarangnya Harper Lee hanya mengeluarkan satu novel tersebut. Saya juga tahu kalau novelnya mendapatkan penghargaan Pulitzer. Lalu ada undangan dari Penerbit Mizan ke komunitas Kampung Fiksi untuk pembahasan novel baru: Go Set A Watchman. Novel baru? Katanya Harper Lee ini sudah tidak mau menulis naskah novel untuk diterbitkan. Eh, ada yang baru? Sementara yang lama saja saya belum baca? (errrh).

Lalu bersama rekan admin KF: Winda Krisnadefa, pada tanggal 4 September 2015 kami pun menuju @atAmerica  yang berlokasi di Pacific Place Mall. Acara diskusi dipandu oleh  Arman Dhani; Blogger. Pembicaranya adalah mbak Leila S. Chudori  (Wartawan Senior Tempo), miss Sarah Ziebell dari kedutaan Amerika dan editor penerbit Mizan sekaligus penerjemah mbak Esti Budihabsari .

Kami terlebih dahulu menonton cuplikan mengenai buku To Kill A Mocking Bird yang juga telah dijadikan film dengan judul yang sama. Inti cerita tentang situasi di kota (fiktif) Maycomb pada tahun 1930-an dengan tokoh Jean Louis Finch (Scout) dan ayahnya yang pengacara: Atticus Finch. Atticus menjadi tokoh ayah yang diidolakan bagi para pembaca, begitu ceritanya mbak Leila yang juga penggemar novel ini. Atticus Finch dalam cerita itu diceritakan menjadi pembela bagi seorang kulit hitam yang dituduh memerkosa gadis kulit putih.





Pada saat novel ini diterbitkan sekitar tahun 1960-an, rasisme masih kuat terasa di sebagian besar negara Amerika Serikat. Dan hal itu diiyakan dan diakui oleh Miss Sarah. Wah, saat saya mendengar penjelasan mereka baru deh paham mengapa novel ini begitu fenomenal. Karena berkisah mengenai rasisme dan kemunafikan pada saat justru rasisme itu sendiri masih terjadi di sana. Informasi mengenai gerakan hak-hak sipil Afrika-Amerika pada sekitar tahun 1950-an hingga 1960-an bisa dibaca di sini.



Tanpa mengingkari bahwa tulisan Harper Lee memang keren, saya jadi penasaran dengan editornya. Kok berani amat ya untuk mendorong Harper Lee menulis ulang naskah pertamanya yang akhirnya menjadi novel To Kill A Mocking Bird. Wait, menulis ulang naskah pertama? Yes ladies and gentlemen. Naskah yang paling pertama yang ditulis oleh Harper Lee adalah yang sekarang diterbitkan menjadi novel kedua: Go Set A Watchman. Jadi, ketika diberikan pada penerbit J.B. Lippincott & Co, sang editor yang bernama Tay Hohof meminta Harper Lee untuk menulis ulang naskah tersebut.

Dan setelah berusaha mencari seperti apa sih editor yang sebenarnya juga fenomenal ini yang saya dapat dari akun twitter ini.



Coba kalau editor ini tidak connect ke naskah pertama Harper Lee, kita mungkin tidak akan pernah mendengar dan tahu mengenai novel To Kill A Mocking Bird. Jadi selain pada penulisnya, ibu editor ini juga patut mendapat pujian. Mungkin ia tahu, bahwa pikiran dan pandangan Harper Lee sudah jauh melangkah ke depan dari wanita-wanita yang hidup pada saat itu. Naskah Go Set A Watchman sendiri akhirnya diterbitkan dan sepertinya dalam keadaan apa adanya. Alias masih banyak membutuhkan revisi dan editing. Dan bisa jadi hal ini yang menjadi sasaran para kritikus. Konon, saking hebohnya novel pertamanya hingga membuat Harper Lee merasa terlalu jadi pusat perhatian orang. Dan akhirnya ia menarik diri dari dunia luar. Jaman dulu juga media sudah kejam ternyata. Mereka banyak mencela hal-hal yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan menulis.


Jadi buat kalian para penggemarnya, segera deh beli kedua novelnya. Hehehe, saya juga baru mau beli kok...

Catatan: Judul Go Set A Watchman dikutip dari Yesaya bab 21 ayat 6 yang berbunyi demikian:
Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: "Pergilah, tempatkanlah seorang peninjau, apa yang dilihatnya haruslah diberitahukannya." 

Cuplikan berita mengenai Go Set A Watchman


17 komentar:

  1. Jd pingin gabung kampung fiksi..
    Buku tsb sering liat sih...hmmmm di mana ya, kyknya di perpustakaan sekolah waktu itu

    Eh itu bahasa inggriskah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kampung Fiksi gak buka keanggotaan kok :) Bisa follow aja akun twitter sama fanpage di Facebook.
      Buku2 ini terbitan Mizan jadi tenang deh... Sudah dalam bahasa Indonesia kok ^_^

      Hapus
  2. Mbak saya tidak begitu mencintai membaca apalagi buku. Padahal buku sumber ilmu, tapi sesekali saya juga suka baca hehe kalau lagi santi :D

    BalasHapus
  3. saya rada penasaran juga mbak dengan buku ini, boleh lah nanti aku cari ke gramedia siapa tau dapet ^^

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Trus ikut lomba review juga via Penerbit Mizan ya

      Hapus
  5. hmmm hmmm hmmm saya jg blum baca :D

    BalasHapus
  6. aku juga belum pernah baca To Kill A Mocking Bird -___-

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.