Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 14 September 2015

Blazing #BonJoviJakarta

Dulu, dulu, duluuuu banget saya pernah menonton saat Bon Jovi konser di Ancol tahun 1995. Iya, saya sudah bangkotan...tapi gimana dong... Terus beberapa bulan lalu ada berita kalau akang Bon Jovi and the gank mau konser lagi. Mula-mula rajiiin mantengin beritanya di internet. Tapi pas tahu kalau harga tiket paling murah sekitar Rp. 700.000,- an ....eng ing eng....semangat saya yang awalnya begitu berkobar-kobar langsung padam. Buat saya yang kebetulan ( ah perasaan tiap bulan) lagi banyak pengeluaran jelas uang segitu mah berarti banget. Bisa buat beli kebutuhan di rumah atau bisa buat bayar tagihan listrik sama telepon and so on. Akhirnya, yang tadinya janjian sama sepupu mengulang lagi kenangan nonton bareng pun pupus, pus, pus. Saya bilang sama sepupu kalau gak jadi nonton karena kantong kering. Jadi, kalau dia mau nonton ya langsung saja deh jangan nunggu saya, gitu.

Eh, seminggu sebelum tanggal konser mendadak saya dapat sponsorship (lo kira kuliah S2?) dan dengan kelabakan saya mulai mencari tiket. Seperti yang saya duga, tiket yang ada jumlahnya krisis. Pesan sponsor maunya Festival A karena dekat dengan panggung. Berharap bisa kecipratan keringat Bon Jovi ceritanya. Kidding. Cari sana sini dari situs resmi yang diinformasikan dari situs penjualan resmi Bon Jovi Jakarta and semuanya tiket Festival A sudah ludes. Yang membuat saya gregetan setiap kali mau click membeli, saya harus registrasi dulu. Konfirmasi email dan harus input nomor KTP dengan benar. Karena voucher tiket yang akan ditukar nanti bakal butuh verivikasi dulu. Data si pemesan sama atau tidak dengan di KTP. Errh, ribet. Akhirnya saya balik lagi ke situs resminya dan mencoba memesan. Eh, eh...kok mata saya menangkap ketersediaan tiket Festival A. Langsung klik beli tapi...jreng, saya harus registrasi dulu. Gggrhh, gigit-gigit hape. Pas saya kelar registrasi ....tiketnya gak bisa di klik lagi alias transaksi gagal maning. Terpaksa saya menghubungi yang kasih sponsor dan menimbang berat badan, eh... maksudnya setelah berpikir sejenak diputuskan untuk membeli saja yang tiket Festival B. Prosesnya cepat dan setelah pembayaran dilaksanakan (dikasih waktu hanya 2 jam) saya langsung dapat email yang berisi dua tiket. Lega. 

Nah, pas sudah tanggal 11 September mendadak saya  jadi berpikir. Ini beneran hanya tinggal bawa print out tiket ke lokasi konser? Tidak perlu tuker-tukeran dulu (mikirnya telat sekaleee). Saya sampai tanya di twitter dan Facebook dan baru lega mendapat jawaban bahwa memang iya. Tinggal bawa print out tiket. Masalah kedua, karena yang nonton hanya berdua sementara jalanan ke GBK itu sudah masuk jam 3 in 1 akhirnya lewat jalan alternatif. Dan jalan alternatif itu asli macet setotal-totalnya. Saya sampai stress karena khawatir kami sampai salah jalan. Mau sampai jam berapa di lokasi konser kalau sampai salah ambil belokan. Begitu sudah berada di jalur yang tepat kami menyempatkan diri mengisi perut di Bakso Senayan. Secara bakal berdiri selama kurang lebih 2 jam jadi lebih baik istirahat dulu deh. 



Sesudah selesai makan dan minum, kami berangkat lagi. Agak curiga dengan begitu banyak mobil yang parkir di dekat area TVRI. Tapi sepertinya masih ada mobil yang boleh masuk. Ealah dalah, setelah berhasil memutar balik ternyata oh ternyata mobil sudah tidak bisa lagi masuk ke parkiran dalam area GBK. Mampus deh. Kami disuruh ke pintu 8. Sudah ke sana tapi lagi-lagi pintu ditutup karena sudah terlalu penuh. Akhirnya teman saya nekat dengan parkir di luar dan hasilnya ya kami harus bayar Rp. 30.000,- agar mobil dijaga. Kebayang malam itu ada berapa banyak mobil yang juga parkir di luar GBK. 



Bersama dengan penonton lain, kami mulai memasuki tempat acara. Barcode di tiket di scan dua kali di tempat penjagaan yang berbeda. Setiap selesai scanned, petugas lalu melirik ke layar komputer. Begitu ada tulisan: VALID , baru kami diijinkan lewat. Ya pantasan saja yang mengantri sedari sore harus melewati antrian panjang. Tapi kami tiba sudah jam 19.30 dan seperti biasa saya langsung mencari toilet. Sementara teman saya mengantri membeli minuman. Begitu melihat antrian yang menuju toilet saya sempet...hadoh... Panjang amat! Tapi daripada nanti pas konser mulai saya tidak bisa menikmati mendingan saya tongkrongin dari sekarang. Saya sudah membayangkan toilet yang kotor, jorok, bau. Tapi ternyata hal tersebut tidak terjadi karena ada petugas yang sigap membersihkan. Jadi setiap 10 orang masuk, ia langsung membersihkan toilet tersebut.



Balik dari toilet, saya kelabakan mencari teman yang pastinya sudah kelar mengantri beli minuman. Walah, gimana nih... Saya mesti buru-buru menemukan dia sebelum lampu dimatikan dan konser dimulai. Eh, untunglah ketemu dan dia bertanya kemana saja saya? Sudah hampir sejam dia menunggu dan dia surprise mendengar cerita saya kalau antriannya sudah mengular. Ya iya sih, kalau nongkrongnya sudah dari jam 5 sore dan sudah minum entah berapa botol. Gara-gara ngantri ini saya terpaksa melewatkan momen pas Judika menyanyikan Indonesia Raya. Sebel.



Menjelang jam 20.30 saya diajak untuk teman untuk mencoba nyelip sana sini. Tujuannya biar lumayan sampai agak depan. Melihat yang menonton, jujur saya tidak yakin kami bisa mencapai batas depan. Maksudnya pembatas antara Festival A dan B. Tapi kami mencoba juga, apalagi ada komporan dari pasangan muda dekat kami. Saya bilang, pacarnya aja yang nyodok maju ke barisan depan. Si cewek dengan cengengesan bilang, kalau sampai cowoknya yang maju bisa jadi ribut. Walau saya gak yakin ada yang berani ribut, wong tinggi besar badannya. Hingga akhirnya tepat jam 20.30 lampu dimatikan dan yeaaah!! Konser dimulai!



Kalau kalian ngeledek soal saya pasti tidak ingat judul-judul lagunya, ya memang benar. Hahaha... Plus ada lagu-lagu yang tidak saya kenal pulak sehingga semangat belum mencapai titik tertinggi. Bagi yang mau ngintip Bon Jovi nyanyi lagu apa saja bisa diintip di situs  Rappler . Situs ini keren banget ya, scroll ke bawah dan seru membaca yang berasa lagi live tweet ^_^ . Ohya, ada lagu baru dari Bon Jovi di konser ini. Katanya dinyanyikan pertama kali loh! Judulnya We Don't Run. Kayak apa lagunya? Dengerin sendiri di sini ya. Beberapa kali Bon Jovi menyapa penonton, bertanya kurang lebih everything okay? Okay banget kaaaang Bon Joviii.... Biar cuma bisa lihat dari layar dengan manjangin leher sepanjang yang saya bisa mah okeh sajaa.


Saya sama teman biar sambil jingkrak-jingkrak tapi kalau ada celah kosong di depan, kami mulai beringsut maju. Mungkin karena dilihat cewek udah tuir pula, cowok-cowok yang kami lewatin terpaksa menahan sabar. *Nyengir*. Jadi yah kami-kami cewek pendek yang dapat tiket Festival B ini harus puas dengan melihat layar besar yang sekali-sekali menampilkan wajah close up Jon Bon Jovi... Aih, biar sudah ubanan tapi masih keren ya si akang. Dan untuk pertama kalinya saya harus mengakui kalau handphone Samsung Mega yang saya bawa ini beneran payah buat foto-foto. Semua foto yang saya ambil jadinya hanya kilatan lampu sorot doang yang kelihatan. Sakit, sakit, sakit. Ada yang mau sponsorin hape baru? (udah tiket disponsorin eh minta hape lagi?)



Saya juga menahan tawa melihat tingkah para penonton yang usianya kurang lebih sama dengan saya. Ada yang habis jingkrak-jingkrat terus ngulet, mungkin karena pegel. Kaki mulai ditekuk, digoyang-goyang biar aliran darah mengalir barangkali. Ada yang meletakkan kameranya di tongsis dan dia berdiri dengan manis sambil tangannya dengan tabah merekam semua penampilan Bon Jovi via handphone. Tapi yang paling menarik adalah pasangan suami istri sebelah kami. Si istri menonton dengan kipas di tangan dan berdiri di atas....bangku. Jadi dia tidak ikut goyang kanan kiri, lompat ke sana kemari tapi cukup anteng berdiri. Dan suaminya yang bertubuh tinggi melindungi dari belakang. Awww, so sweet... 


Sekitar jam 22.00 Bon Jovi mengucapkan terima kasih dan saying good night. Terus lampu mati. WHAT? That's it? Masa seeeh? Iya, tahu kalau akang Bon Jovi sudah berusia sekitar 50-an tapi ya masa sudah selesai konsernya? Mulai deh penonton teriak-teriak,"We Want More!!!" Lalu tidak lama Bon Jovi nongol lagi dan sudah berganti baju. Mungkin ambil napas dulu ya bowww... secara dari jam 20.30 dia bernyanyi nonstop... Paling hanya berhenti tidak sampai 5 menit untuk menyapa penonton. Jadi, saya salut deh sama stamina mereka semua yang berada on stage. Saya dan teman sudah beberapa kali saling berbisik kalau kami sebenarnya sudah mulai pegel abis. 



Sekitar jam 22.30 setelah lagu terakhir Livin' On A Prayer selesai, mereka semua mengucapkan terima kasih dan melambai pada penonton. Kali ini pestanya benar-benar bubar alias teriakan We Want More tidak akan mendatangkan mereka lagi. Saya sama teman menyempatkan diri foto-foto. Termasuk sampah yang bertebaran di area konser. Now you know why we weren't allowed to bring food and drinks. 




Kami keluar dengan perlahan bersama penonton lain yang sama-sama baru merasakan kaki pegal dan haus. Penjual minuman dari luar baru diijinkan masuk dan seperti biasa langsung menggetok dengan harga Rp. 20.000,- per botol. Ogah. Saya sama teman akhirnya iseng membeli merchandise (not official, obviously) dari pedagang kaki lima yang mungkin sudah nongkrong sejak siang. Mungkin kalau kami sudah nongkrong dari sore, alamat bakal ikut-ikutan beli kaos, gelang, kalung... Halah. Ini mau nonton apa mau belanja?



It was a blazing concert though for us seems over too soon. Padahal tidak yakin juga apa saya masih sanggup berdiri misalnya setengah jam lagi. Di dalam mobil sepanjang perjalanan pulang, saya berdua dengan teman kembali memasang CD lagu Bon Jovi. Bernyanyi bersama, mengenang konser yang baru saja berlalu...



P.s. saya diminta live tweet sama teman di Facebook dan ternyata saya tidak dapat sinyal. Ada bagusnya jadi saya konsentrasi olahraga dengan menggoyangkan kepala, tangan dan kaki. ^_^

14 komentar:

  1. asiknyaaa dapet sponsorship,mauuuuuu hahaha...belum kebayang nyelip kenasa kesini biar kecipratan keringetnya bon jovi hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheheh, boro2 kecipratan keringet... ngeliat juga gak ... *LOL*

      Hapus
  2. Saya Mau ikut tapi kehabisan Tiket,,, teman saya adayang kesana mengaku kecewa,, karna katanya banyak lagu yang di meddle dengan lagu baru yang belum populer...

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya awalnya jg kecewa, tapi berusaha maklum lah. Namanya juga konser pasti mereka sekalian promosi lagu2 baru. Lagipula kl jadi penyanyi, pasti bosen diminta menyanyikan lagu yg itu lagi itu lagi... Jadi dinikmati sajalah ^_^

      Hapus
    2. bener juga sih mba, mungkin sekarang hanya bisa dinikmati di youtube saja konser yang megah itu :D

      Hapus
    3. iya, paling enggak masih bisa nonton di youtube. Ini katanya Indosiar mau menyiarkan ulang konsernya. Eh gak tahunya konser jaman jadul di negara lain pulak... Hhhh...

      Hapus
  3. Huaaa seruuu banget bisa nonton konser bonjovi, asik pulaaa dapet sponsorship :D

    BalasHapus
  4. hihi emang paling malas klo belinya ribet macam kudu onlen ya mb ria

    takud keduluan orang

    wah pesti meriah banget stadionnyaahhh..hmmm aku cukup nonton di secuil berita aja deh hahahha ga kuat ama tiketnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu beli tiket nonton konser sudah kayak mau beli tiket pesawat sama kereta. Beneran deh... ribet.
      Hahaha, aku jg kalau gak krn dpt sponsor juga gak berani nontonnn... mahal euyyy

      Hapus
  5. harga tiketnyaaaaa.... hahahhah merem melek.. tapi kok ya mantab juga sponsonya hehe
    saya beberapa kali ke GBK pas ada running man dari korea dan liverpool, semua tiketnya gratis, ada yg dari kantor, ad ayg dikasih temen hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. owh saya tahu yang running man... Keponakan saya nangis darah tuh pengen nonton tapi terlambat tahu kalau ada gratisan :))))
      Wooogh, keren! Ntn Liverpool juga? Wowowowowowow!

      Hapus
  6. cuma bisa lihat sekilas di berita tv :)

    wah beruntung dapet sponsor

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.