Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 01 Juni 2015

Jalan-jalan Dadakan


Saya ternyata memang tidak cocok dengan kegiatan dadakan. Terbukti dari kurang sukesnya jalan-jalan dadakan ke Bogor bersama teman yang minggu lalu sama-sama menjelajah area Kota Tua dan Glodok.

Loh? Bogor? Iya, jadi ceritanya teman saya mengajak untuk ke Glodok lagi. Ada sesuatu yang ingin dia beli sehingga hayolah... Siapa takut?

Sudah ketemu yang mau dibeli kami melanjutkan dengan wisata kuliner di Petak Sembilan. Kami duduk di tempat yang paling depan supaya tidak terlalu sumpek. Sudah sampai di Glodok, jelas makanan yang kami pesan yang tidak halal dong. Saya memesan mie baso (ikan) dengan daging you know what. Sementara teman saya memesan dengan pangsit. Harga per porsi sebesar IDR 33.000,- dan minuman Liang Tea yang saya pesan seharga IDR 8.000,-. Kami juga memesan baso you know what. Sebenarnya rasanya enak sih, tapi sayang sudah dingin alias tidak ada lagi yang masih panas.



Kelar makan kami langsung ngebut ke stasiun Kota untuk segera naik KRL jurusan Bogor. Poin penting untuk diketahui, bahwa kartu pre-paid harus diaktivasi dulu. Jadi biar pulsa di kartu pre-paid kamu masih banyak tapi kalau belum diaktivasi, belum bisa digunakan.
Lho, tapi kartu itu sudah sering saya gunakan untuk naik busway! Tetap saja, kalau kartu tersebut belum pernah digunakan untuk naik KRL maka aktivasi itu perlu. Biasanya petugas akan menunjukkan kotak merah dan membantu untuk aktivasi (dan ini terjadi setelah teman saya kebingungan karena kartunya kok tidak bisa digunakan?)


Setelah diaktivasi kamipun segera bergegas menuju gerbong paling ujung, khusus untuk wanita agar dapat tempat duduk. Baru sadar kalau makanan tadi sepertinya mengandung MSG karena mendadak kami berdua haus banget. Mana belum sempat membeli minuman sementara perjalanan sekitar dua jam lebih. Teman saya sampai sukses tidur selama beberapa waktu.


Selama perjalanan jaringan internet agak terganggu sehingga saya asli lupa untuk menanyakan ke saudara saya yang sudah katam banget ke Bogor pake KRL. Kemana aja nih enaknya begitu keluar dari stasiun? Akhirnya begitu kami sampai, kami mengikuti rombongan manusia yang bergerak ke jembatan penyeberangan lalu masuk ke... KFC. Hausss booow...

Setelah itu kami sempat luntang lantung di DEPAN Kebun Raya Bogor... Hahahha, yah seandainyapun masih buka kayaknya saya juga ogah untuk masuk. Kami sampai di Bogor sekitar jam 4 sore dan saya tidak mau menjelajah Kebun Raya dikegelapan :) Jadi terpaksa kami menyimpan rencana untuk pergi lagi di lain waktu. Toh, biaya yang dibutuhkan tidak besar. Hanya IDR 10.000,- untuk pulang pergi dengan KRL.


By the way, mengapa saat kami sampai di Bogor itu kok susah amat ya mencari yang namanya TAKSI? Akhirnya kami naik angkot untuk kembali ke stasiun KRL. Baru sadar, oooh ternyata untuk masuk ke dalam area stasiun bagi pejalan kaki kami harus naik tangga dulu... Mau beli cemilan sudah malas karena....KRL jurusan KOTA sudah datang... Saya menunggu dengan sabar sampai kebanyakan penumpang sudah turun. Untungnya yang naik tidak terlalu banyak sehingga kali ini kami lepas dari dorong-dorongan. 


Tapi bukan berarti tidak ada yang membuat jengkel kalau sedang berada di angkutan umum. Saya kadang suka bingung ya. Memang kalau penumpang sedang super padat saya juga ogah berdiri. Namun dengan kondisi gerbong kereta yang syepi seperti ini masih juga penumpang (cewek) malas berdiri. Jadi beberapa diantara mereka suka ngotot untuk duduk di tengah-tengah penumpang seberapapun muatnya. Hal ini membuat penumpang lain menjadi tidak nyaman. Lucunya, dalam jarak beberapa meter ada tempat duduk kosong tapi terlalu malas untuk bergerak. Lebih baik tidak nyaman dan membuat kesal penumpang lain daripada harus berdiri atau berjalan beberapa meter. Saya terlalu nyinyir kayaknya nih....

Pas baru beberapa saat kami naik ada pengumuman. Kereta hanya sampai di Stasiun Manggarai. Saya bermaksud menemani teman sampai mendapatkan KRL berikut ketika seorang ibu menghampiri kami. Ia menanyakan apakah kami akan ke stasiun Kota. Wah, pas bener... Berarti perjalanan saya selesai sampai di sini karena ada yang berbarengan dengan teman saya.

Ibu yang berasal dari Sukabumi itu baru kali ini naik KRL dan dengan penuh kekaguman ia mengatakan,"Aduh, KRL-nya bagus ya. Kayak yang ada di Singapore. Bersih pula...."

Saya diam saja dan hanya tersenyum. Enggan merusak image bagus yang melekat di kepalanya. Seandainya ibu itu tahu kalau banyak penumpang hobi membuang sampah sembarangan. Seandainya saja dia tahu, ada penumpang yang membiarkan anaknya buang air kecil di dalam KRL dan air pipisnya mengalir bagaikan sungai menyapa kaki para penumpang lain... Seandainya...

Ah, sudahlah...

2 komentar:

  1. Klo dari postingan foto KRL mba, saya juga akan nyangkain KRL kita sdh cukup beradab.
    Keknya perlu jg sekali2 posting yang gak beradabnya ka ;p *udah lama gak naik KRL

    BalasHapus
    Balasan
    1. huahaha... untuk saat ini foto yang gak beradab yg bisa saya posting kl naik busway. Coba nanti lain kali saya posting deh yang di KRL... Kalau bisa ambil foto juga sih :)

      Hapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.