Blog berisi curhatan si lajang

Senin, 27 April 2015

Pasar Santa First Timer


Mahal. Itu kesan pertama saya ketika mencoba tempat hang out yang bukan mall. Maklum, untuk urusan makan saya memang suka kumat pelitnya. Kalau harga segini makannya dapat apa? Sudah sekalian sama minumannya? Dan kalau harganya lebih mahal lagi, ada hal apa yang saya dapat? Tempatnya nyaman? Ada WiFi? Memang dasar tikus mall.

Karena menghindar yang namanya terlalu mainstream, saya dan teman-teman iseng mengunjungi Pasar Santa yang heboh banget makanan-makanannya di media sosial. Dan sepertinya sih, walau ada makanan dan minuman yang saya suka, saya akan berpikir lumayan lama untuk kembali lagi. Okeh. Mari kita mulai.



Saya dan teman sampai di Pasar Santa sekitar jam 1 siang. Kena hujan pula! Dari Blok M saya dan teman naik bajaj dan membayar Rp. 15.000,-

Di sana saya sempat bingung juga karena ya namanya saja pasar gitu loh. Saya belum tahu lokasi tempat makan dan hang out tersebut. Ada petunjuk kalau food court terletak di lantai atas jadi baiklah saya dan teman menuju ke sana. Jreng... Masih banyak yang belum buka. Saya dan teman berkeliling dulu melihat kios-kios yang sebagian besar masih tutup. Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba yang satu ini .

Beef and Peperoni dari kios Fat Mama seharga Rp. 40.000,-
Saya kurang cucok sama makanannya. Maksudnya rasanya sih oke tapi harganya kemahalan buat saya karena belum sama minuman loh!

Untuk minum saya ambil yang satu ini: Badak! Promosi teman saya, soft drink rasa Sarsaparilla buatan... Siantar... Jauh ye... Dan saya sukaaaa minuman yang satu ini.... Harganya... Rp 12.000,-



Lanjut lagi dong petualangannya dengan mencoba yang satu ini dari kios Sepotong Kue... I love the Choco Jaffa. Seriously delicious. Tapi teman saya kurang cucok. Yang kami pesan ini dua-duanya seharga Rp. 20.000,- jadi total Rp. 40.000,-


Sebenarnya saya naksir sama yang menyiapkan roti-rotinya... Bwahahahaha... Tapi saya pesan lagi karena masih laper cuman sudah tidak sanggup kalau terlalu banyak. Akhirnya bagi dua sama teman. Dan saya suka sama yang ini. Dari yang masak dan membantu memotong roti jadi dua bagian, saya jadi tahu kalau Pasar Santa buka sekitar jam 1 siang dan tutup menjelang jam 10 malam. Konon sih, kebanyakan pemilik kios adalah pekerja kantoran. Makanya mereka baru mulai membuka kios setelah jam 1 siang. Pantesss...

Inilah tampilan Roast Beef Gusto seharga Rp. 30.000,-



Sebelum pulang karena perut sudah mulai kenyang, kami mencari satu lagi yang manis-manis. Dan karena rekomendasinya seru banget di media sosial, mampirlah kami ke Bar-Na-Na. Harga satuannya Rp. 16.000,-



Sementara teman-teman saya memesan yang berikut ini:



Pikir punya pikir, kayaknya sih dari awal saya makan sampai selesai sekitar jam 5 itu, saya tidak melihat adanya petugas kebersihan. Jadi bekas pembungkus makanan menumpuk di meja kami. Jadi seandaiiinya lain kali saya datang lagi, mendingan saya bawa kantong plastik deh buat menampung sampah.

Pengunjung bebas mau memilih meja-meja makan. Kalau kiosnya lumayan luas, bisa langsung makan di kios tersebut. Ada kios yang memajang tulisan: TIdak Ada Wifi. Silahkan Saling Berbicara. Jleb kan?

So, kalau mau sesuatu yang tidak mainstream maka Pasar Santa adalah tempat yang cocok. Tapi saya sepertinya enggan kembali ke sana. Karena selain tidak bersahabat dengan dompet saya, tempatnya juga jauh.

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.