Blog berisi curhatan si lajang

Jumat, 13 Februari 2015

Another Valentine Day

Eh, sudah mau hari Valentine lagi ... So... Mau ngapain lo? Jomblo aja mau macem-macem. Palingan juga berdoa supaya turun hujan besar pake banjir pas hari Valentine yang tahun ini  jatuh tepat di hari Sabtu. Hahahha... Tuh kan, jadi pak gubernur sama pak presiden boleh lega karena untuk kali ini gak jadi sasaran bullying.

So anywaaaay, bagi yang masih belum tahu tentang hari Kasih Sayang atau sekadar ingin mengingatkan kembali ada apa sih sama yang namanya Valentine Day ini kok orang sampai segitu nelangsanya jika masih jomblo bisa mampir ke sini untuk baca-baca. Ohya sebelum gue lanjut mengoceh hal-hal yang sepertinya gak ada juntrungannya sama hari Valentine gue mengucapkan selamat merayakan Hari Kasih Sayang...



Erh, apakah hari kasih sayang hanya pas hari Valentine saja? Ya enggak sih mestinya. Tapi di hari yang semestinya diisi dengan kasih sayang yang gak melulu antara pasangan ini malah jadi ajang untuk TIDAK MENYAYANGI para jomblo diluar sana...

Oh enggak, ini bukan sekedar curhat atau minta dikasihani. Believe me... Gue merasa masih beruntung jadi lajang berusia 42 tahun yang masih punya teman buat hang out dan ngobrol. Serta masih dikelilingi keluarga (atau tepatnya masih nebeng di rumah orangtua karena belum mampu jugaaaaa beli rumah sendiri....hahahhaha, nah ini baru curhat beneran).  Tapi ada banyak para lajang di luar sana yang bukan hanya tidak mendapat kasih sayang dari keluarganya sendiri apalagi dari lingkungan sekitar.

Gue perhatikan, lajang apalagi di usia yang sudah uzur kayak gue sudah dianggap masuk kasta terendah. Kasarnya, kami ini para lajang sudah tua tapi tetap dianggap belum sah menjadi manusia dewasa karena belum punya keluarga sendiri. Ya, kalau gue perhatikan juga sih di dalam komunitas gereja... yang ada adalah:
Persekutuan anak-anak
Persekutuan taruna
Persekutuan bapak/ibu

Nah.... in between yang kayak gue ini masuk kemana? Masa masuk taruna? Tapi yang masuk ke persekutuan bapak/ibu itu ya hanya yang sudah menikah. Atau positifnya, dianggap muda terus... Hihihihi... Okeh, lanjut.

Seseorang yang gue kenal, sebut saja ibu X ; sudah mencurahkan hidupnya untuk merawat orangtua hingga akhirnya jadi tempat tumpuan bagi para keponakan. Alasannya, loh kamu kan masih sendirian. Uang kamu juga bukan buat siapa-siapa. Bantulah keponakan-keponakan kamu. Kasian orangtua mereka. Stop sampai disini. Orangtua anak-anak itu dulunya siapa yang nyuruh kawin? Orangtua anak-anak itu kenapa produksi anak terus kalau tahu biaya hidup anak-anak tidak murah? Kenapa yang lajang yang harus bertanggung jawab atas kehidupan sengsara saudaranya yang katanya sudah dewasa dan menikah dan membentuk keluarga sendiri? Pada akhirnya, dia tidak hanya gak mendapat penghargaan dari saudara-saudara yang ia tolong karena mereka menganggapnya itu kewajiban si lajang. Dia juga tidak dihargai keponakannya yang mengatakan pantas si tante masih lajang sampai tua karena cerewet.

Seseorang yang lain lagi, mari kita panggil Nn. Y. Masih melajang di usianya yang sudah berkepala empat. Yang paling ia benci adalah pergi ke pesta pernikahan karena disana ibunya akan berkata begini,"Inilah anakku... Sudah kepala empat. Tapi masih belum kawin juga. Ada gak yang mau sama anakku?"
GUBRAKS....

Jadi, keluarga merasa malu akan situasi si lajang yang dianggap mencemarkan nama baik keluarga karena masih belum menikah juga padahal usia jalan terus. Apalagi kalau wanita, semakin tua akan semakin sulit untuk mempunyai keturunan. Selain berbahaya bagi kesehatan si ibu otomatis juga bisa berakibat tidak baik bagi si anak.

Jadi akhirnya gue curhat nih? Curhat gue yang sebenarnya adalah, gue gemessss karena ada begitu banyak  cerita tentang lajang yang sudah berusia lanjut di Indonesia ini. Tapi gue masih belum bisa mengumpulkan cerita-cerita mereka dan membukukannya jadi novel. Atau jadi kumpulan cerpen kek. Jadi, gak sekedar hanya ngomel-ngomel tentang bagaimana menjengkelkannya mendapat pertanyaan,"KAPAN KAMU KAWIN?" Tapi juga bisa bercerita bahwa menjadi lajang itu gak selalu berkonotasi musibah. Mudah-mudahan bisa gue susun menjadi cerita yang menarik deh.

Last but not least, kalau memang kalian merayakan the-so-called VALENTINE DAY then berikan juga kasih sayang kalian pada orangtua, keluarga dan kerabat atau teman kalian yang melajang. Kasih sayang itu bisa berupa coklat (halah, ini mah gue banget) atau sekedar menahan diri untuk gak  cengengesan ngomong.... Aduuuh, masih sendirian aja... Truk aja ada gandengannya.... Garing kan?

Have a very lovely Valentine Day to you all ^_^





0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.