Blog berisi curhatan si lajang

Rabu, 24 Desember 2014

Hari Ke-4 dan 5.... Sekilas Jogja


Bangun pagiiiiii banget… Soalnya jam 4.45 pagi sudah harus berangkat ke Candi Borobudur! YAY!... I was practically begging in order to be able to go there. Masalahnyaaaa, semua penghuni kantor sudah pernah ke candi Borobudur. Hanya saya doang yang belum pernah. Jadilah saya harap-harap cemas.Awalnya gue mencari informasi bagaimana caranya supaya bisa melihat matahari terbit di candi Borobudur. Soalnya, candi Borobudur baru buka jam 06.00 pagi. Ternyata ada paketnya, yang bekerja sama dengan Hotel Manohara dan harganya…Rp. 250.000,-! Makjleb. Mahal yak… Akhirnya disepakati untuk berangkat pagi agar gak kepanasan.

Bangun paginya itu berat banget teman-teman. Apalagi, membayangkan cuman bisa sarapan dijalan.Dari pihak hotel kami disediakan sarapan pagi. Ya, gak bisa sarapan ala buffett. Tapi isinya nasi putih, telor rebus, ayam goreng, sayur dan pisang. Lumayan buat mengisi perut.

Sampai di area candi Borobudur…wowww…  Bukan cuman kagum…tapi baru nyadar kalau…jauh dari tempat parkir…? Huahahahaha… Jika pengunjung datang agak siang, ada kereta untuk mengantar hingga ke candi. Tapi loket keretanya aja belum buka.Yang baru buka ya loket untuk masuk kedalam area candi Borobudur. Sebelum masuk kami diminta untuk memakai sarung/kain… Ada petunjuknya segala…untuk sarungisasi…




One thing for sure… Pergi ke candi Borobudur jauh lebih menyenangkan dilakukan di pagi hari. Belum banyak orang, udara pagi jelas jauh lebih segar daripada disiang hari. Mana panas pulakkkk… Sempet juga ditolongin satpam yang sepertinya sudah pakar banget untuk urusan mencari angle foto yang okeh… Menjelang jam 11 akhirnya kami memutuskan untuk turun dan ternyata saya sudah lapar lagi hingga dengan senang hati sarapan untuk kedua kalinya.


Tidak hanya pergi ke Candi, kami juga menyempatkan diri ke Goa Maria di Sendang Sono.Tempatnya sejuk dan tenang.  . Peziarah juga mengambil air dari sumber yang disini karena mereka percaya air tersebut dapat menyembuhkan penyakit. Untuk ke Goa Maria ini tidak dapat ditempuh dengan kendaraan segede bus. Akhirnya kami menyewa minibus untuk kesana… Tapi sebelumnya, gue sempat jalan kaki alias mendaki dengan rekan kerja sebelum akhirnya naik minibus juga. Lumayan buat bakar lemak… Huahahah… Makanya jadi super laper pas makan siang di Jejamuran. Semuanya serba jamur dan yang paling top adalah sate jamurnya. Kata rekan kerja yang enak kripik jamur tiram. Tapi sayangnya sudah abisss… Menurut staff Jejamuran bisa dipesan untuk dikirim ke Jakarta loh. Kalau memang sebegitu ngebetnya sih.


Sudah kenyang isi perut kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan wisata Merapi.Bos dan istrinya memilih beristirahat di mini kafe yang banyak berada di Kaliurang. Sementara kami menyewa jeep dengan tarif Rp. 300.000,- maksimal 4 penumpang sama 1 pengemudi merangkap tour guide. Udara dingin menerpa langsung ke gue ketika kami mulai menuju kawasan volcano merapi. Karena kebetulan membawa scarf dan bajunya salah kostum, langsung saya ikat scarf tersebut di leher. Namun begitu menuju area museum mini “Sisa Hartaku” debunya boooo! Seperti masuk ke area proyek pembangunan mall. Scarf langsung berpindah tempat ke kepala… Hehehe… Masker disediakan oleh pengemudi; tapi untuk jaga-jaga lebih baik membawa sendiri.Jalanan yang tidak rata alias dijamin bakal lebih tergoncang dibanding naik bajaj sebenarnya gak terlalu masalah.Yang membuat perjalanan menjadi tidak nyaman adalah debu yang terus menerjang. Kami sampai sulit mendengarkan penjelasan pengemudi. Dan ketika kami tiba di bunker…cuaca yang memang tidak bersahabat langsung menghadiahkan hujan. Jadilah kami nongkrong di warung sembari minum hot tea. Akhirnya ketika hujan agak mereda, pengemudi memberikan jaket hujan plastic dan kami kembali ke tempat awal.

Di bus, bos mengajak yang mau ikut dengannya untuk membeli batik di BATIK RUMAH. Saya sebenarnya sempat ragu untuk ikut. Murah buat bos kan belum tentu murah juga buat kita kan… Tapi akhirnya memutuskan ikut sementara yang lainnya memilih kembali ke hotel. Eh, sesampainya disana Batik Rumah sedang memberikan diskon 20%. Jadiiii deh langsung mengobrak abrik dan menemukaaaaan dua baju terusan dengan harga @Rp 150.000,- setelah diskon. Yay! Sebenarnya ada yang lebih cakep dan vintage tapi harganya lumayan mencekek leher. Sebelum balik ke hotel, bos mentraktir kami makan di restoran (menyajikan makanan mengandung B2) Lie Djiong di jalan BrigJen Katamso no. 21.

Pulang dari sana, kembali gue menjelajah Malioboro walau hanya kebagian ampas-ampasnya. Hahahah… toko-toko sebagian besar sudah tutup. Saya dan rekan kerja sempat masuk ke dua toko untuk kembali berburu batik dan kaos oleh-oleh. Lalu menutup malam tersebut dengan duduk lesehan minum teeehhh panas (lagi) …



Di pagi hari saya sempat merasa nelangsa juga… Bwahahaha… sudah ada di Jogja, sudah lihat Borobudur…tapi gak puas beredar di Malioboro. Saya sempet ikut membeli kaos di Dagadu dan balik sebentar ke Malioboro bahkan sempet masuk bentarrrrr doang di pasar Bringharjo. Tapi jam 12 kami sudah harus cek out untuk bergegas ke bandara.

Jadi kesimpulannyaaa….ada banyaaaakkk yang belom kesampean… Tapi setidaknya gak bakal tengsin kalau ditanya …Sudah pernah ke Jogja? Belum? PAYAH KALI KAUUU!

1 komentar:

  1. Belum kesampean lihat matahari terbit dari Hotel Manohara. Walau mahal, tapi keren banget ya Kak. Saya juga suka wisata gunung merapi, kami ambil yang long trek waktu itu. Sayangnya, kami juga nggak maksimal maen di Malioboro nya... hahaha... entah gimana gitu rasanya, walau udah beberapa kali ke sana, tetap jadwal Malioboro itu maunya setengah hari ada...

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.