Blog berisi curhatan si lajang

Selasa, 11 November 2014

Hari Pertama: Semarang


Tgl 27 Oktober 2014 hingga 31 Oktober 2014 kantor gue mengadakan acara Refreshing Week dengan rute perjalanan ke Semarang, Solo dan Yogyakarta.

Beberapa waktu lalu gue pernah posting itinerary untuk perjalanan ini. Dan…berantakan. Hahahaha… Dimulai dari perjalanan yang terlambat hampir 1 jam dari Bandara Halim Perdanakusama dengan pesawat Citilink. Pesawat yang seharusnya berangkat jam 09.55 pagi molor hampir jam 11 siang.
Pas di pesawat gue dan dua orang rekan kantor mendapat….jreng… tempat duduk dekat pintu darurat. Which is cool but a bit frightening karena kami bertiga yang harus siap sedia membuka pintu darurat kalau ada apa-apa. Dan mudah-mudahan gak ada apa-apa. Segi positifnyaaa…. Kami bertiga bisa selonjorraaaan…. .



Sampai di Semarang sudah deket jam makan siaaang. Jadi berhubung perut sudah lapar, meluncurlah kami dari bandara menuju Soto Ayam Khas Kudus Mbak Lin yang lokasinya di jalan Ahmad Dahlan 41. Disana gue memesan….bubur… Ya enggak dong. Jelas memesan soto ayam dan mencicipi sate kerang. Rasanya biasa saja sih, IMHO. Tapi memang harganya cucok dengan kantong. Jadi gue gak akan banyak komplen lah. Detail harga-harganya:
Soto Ayam : Rp 7.000,- , nasi putih: Rp. 3.000,- ,teh manis: Rp. 2.000,- dan sate kerangnya cuman Rp.3.000,- per tusuk.


Perut sudah kenyang, lalu kami menuju ke hotel Crowne. Sempet melewati gedung Lawang Sewu yang kalau menurut itinerary bakal dikunjungi nanti malam. Okay, beginilah kalau jalan-jalan bareng rombongan kantor yang isinya kebanyakan cowok. Mereka pasti udah sering ke Semarang dan jelas merasa gak seru kali ya kalau cuman foto-foto disana pas siang hari. Efek seremnya itu baru dapat pas malam. Gitulah katanya.
Masalah pertama muncul ketika kami sampai di hotel Crowne yang terletak berbarengan dengan mal Paragon. Bus kami tidak diijinkan masuk. Alasannya, masuk sih bisa tapi nanti ribet pas mau keluar. Atap bus akan membentur canopy. Penyelesaiannya untuk sementara bus diperbolehkan masuk untuk waktu yang terbatas. Dan keluar lagi dari…jalur yang sama.

Ketika sudah mendapat kartu pas kamar masing-masing, gue sempet mikir… Apa iya nih berani ke Lawang Sewu malam-malam? Berhubung teman gue karena satu dan lain hal mendadak gak bisa ikut maka gue bakal sendirian di dalam kamar. I got the whole room for myself… Gue bisa membuat lantai kamar mandi jadi becek karena nyebur ke dalam bathtub… (well, a friend of mine once said that I bathed like a dog… seriously…). Mau mandi atau masuk kamar mandi gak usah berbagi giliran sama orang lain. Gak usah jaim karena gue adalah orang yang paling berantakan sedunia (gue hobi menumpahkan seluruh isi ransel ke tempat tidur). Masalah ntar malam gue bisa jadi ketakutan karena sendirian ya itu belakangan aja baru dipikirin.

Kartu untuk masuk ke kamar ini juga digunakan pas masuk lift. Jadi gue menginap di lantai 8. Gue harus swipe dulu kartunya baru bisa menekan tombol angka 8 di lift tersebut. Dan ini aja jadi masalah berkali-kali sehingga gue harus sering meminta tolong office boy atau siapa aja petugasnya yang sedang melintas. Hanya sempat ganti baju sebentar dan dhuaaarrrr…  sneakers gue jebol. Huahahaha… parah deh. Beginilah kalau sudah kelamaan gak jalan-jalan dan sepatunya jarang dipake. Untunglah gue bawa sepatu serep.

Perjalanan berlanjut menyusuri area Pecinan dan kami berhenti untuk mengunjungi Klenteng Tay Kak Sie di Jalan Gang Lombok No. 62. Klenteng ini didirikan pada tahun 1746; dikenal juga dengan nama klenteng gang Lombok. Nama gang Lombok nih karena katanya dulu tempat itu adalah kebun cabe.



Udah di gang Lombok, jelas sekalian mampir juga ke tempat yang menjual lumpia. Kan katanya Lumpia Semarang paling enak… Harganya cukup bikin gue shock. Rp. 12.000, untuk satu lumpia. Isinya rebung dan udang, sooo yummy. Sayang gak bisa dibungkus untuk oleh-oleh karena lumpia ini kan gak tahan lama.



Lalu kami mampir lagi disebelahnya yang menjual es campur. Ini juga lagi-lagi bikin gue shock karena harganya per mangkuk…. Rp. 20.000,- saja. Padahal gue gak doyan es campur.... Erh, jJadi sebenarnya abis karena enak atau karena harganya nendang banget?


Sebenarnya di sebelah klenteng Tay Kak Sie ada yang menjual bakmi B2… Tapi eh tapi ketika kami kesana…yah, sudah tutup… Memang sudah sore sih… Hampir jam 4 sore. Jadi kalau mau menikmati kuliner mendingan buruan jangan sampai kesorean. Mumpung masih di area Kota Lama, kami sempat mampir juga di Gereja Blendug. Letaknya di jalan Letjen Suprapto no. 32. Gereja Blendug ini dibangun tahun 1753 dan sudah jadi ikon kota Semarang. Asal kata blendug ini dari bahasa Jawa, artinya kubah. Sayang ya gak bisa masuk. But perhaps next time, I’ll get lucky. Daerah Kota Lama pas banget buat foto-foto.



Ngemal ngemil jelas belum afdol kalau belum mampir ke Toko Oen. Disana rekan kantor yang masih penasaran sama lumpia Semarang beli satu lagi dan… jujur… Walau harganya sama, masih lebih enak lumpia yang di gang Lombok tersebut. Kami juga mencoba es krim Rum Raisin dan Roccoco. Rasanya gak seheboh yang gue bayangin ya. Tapi suasana dalam Toko Oen memang enak buat ngobrol lama-lama. Maybe with a cup of coffee or hot chocolate. Dan karena keterbatasan waktu ya gak sempetlah...


Dari toko Oen, rekan-rekan kantor gue berburu oleh-oleh Bandeng Presto di jalan Pandanaran no 67-69.

Ohya, sekedar informasi kalau sebelah tempat bandeng presto ini berdereeeet juga tempat oleh-oleh sejenis. Bisa ditelusuri jika punya banyak waktu. Loh, kok pada beli Bandeng? Gak takut busuk? Tenang, mereka menyediakan jasa pengiriman kok. Urusan oleh-oleh selesai maka kami kembali ke hotel. Untuk lanjut…makan malam di Gama Seafood.


Kalau kata gue sih okeh makanannya. Yang paling enak adalah ikan bakar… tapi maap yah…gue gak tau itu ikan apa. Kayaknya sih (KAYAKNYA?) Gurame dueh… Maklum, namanya juga hanya ikutan makan. *ngikik.com* Tapi ikan bakar gue rekomendasikan. Termasuk juga ikan kuah asam. Kami juga memesan cumi goreng tepung sama srimping goreng.

Kelar makan sudah lumayan malam nih. Gue mulai deg-degan. Jangan-jangan gak jadi deh ke Lawang Sewu… Dan ternyata…jreng… di gedung itu tengah ada FASHION SHOW bowww… Gagal maning deh gue merasakan seramnya gedung yang katanya angker itu. Akhirnya gue menghibur diri dengan menikmati pemandangan sekitar hotel dari area restoran dan kolam renang. Mau berenang malam-malam juga rasanya gue bisa masuk angin. Wekekekekek… Jadilah malam pertama acara jalan-jalan gue nikmati dengan tidur di kamar.


Jadi walau akhirnya gue sukses sampai dengan selamat di Semarang ternyata gue gagal mengunjungi yang berikut ini:
1. Pantai Maron
2. Lawang Sewu
3. Masjid Agung Jawa Tengah
4. Klenteng Sam Poo Kong
5. Makan di area Simpang Lima
6. Nyobain becak di Semarang.
7. Foto-foto di gedung-gedung kuno di area Kota Lama
8. Wisata kuliner di pasar Semawis
9. Ketemuan teman-teman online…

Tips buat tidur sendirian di dalam kamar bagi yang hobi berimajinasi seperti gue:
1. Menyalakan semua lampu
2. TV dengan suara sekedarnya menyala sampai besok pagi

Dan yang tidak perlu dilakukan:
1. Menyalakan keran air di bath tub karena selain pemborosan apa gak serem tuh mendengar bunyi air yang menetes perlahan padahal gak ada siapa-siapa di kamar mandi?
2. Menelepon iseng ke semua kamar karena who knows...kamar sebelah sebenarnya gak ada orang tapi kok ada yang jawab?....hiyyyy
3. Menonton film horor... please deh...jangan cari penyakit
4. Patroli di sepanjang lantai kamar karena kalau hotenya gede begini dan banyak kamar bisa jadi tambah horor....
Lorong di lantai 8 Hotel Crowne Semarang - seperti Lawang Sewu... no?



0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.