Blog berisi curhatan si lajang

Kamis, 28 November 2013

Celoteh Soal Dokter & Perawat & Rumah Sakit & Pegawainya


Panjaaaang ya judulnya. Postingan ini dibuat kemarin tanggal 27 November ketika para dokter turun ke jalan berdemonstrasi karena kasus yang menimpa ketiga rekan mereka di Manado. Dokter dituduh melakukan malapraktek ketika menangani proses melahirkan. Anak berhasil lahir dengan selamat tapi sang ibu meninggal. Keluarga tidak terima dan menuntut. Sementara ketiga dokter ini sempat divonis bebas tapi putusan berubah dan mereka dinyatakan bersalah. Aniwei, gue tidak tahu siapa yang benar dan siapa yang salah dalam kasus ini. Satu hal yang gue setuju adalah, dokter bukan Tuhan. Titik.

Well, sekarang gue masih kasih tips and bits sedikit nih buat yang jarang ke rumah sakit dan mudah-mudahan gak perlu sering-sering ke rumah sakit.

1. Pendaftaran
Orang ke rumah sakit nih bukan cuman karena sedang sakit lalu buru-buru ke dokter dan jreng… langsung ketemu, di periksa, end of story. Noooo. Kita harus mendaftar dulu, apalagi kalau belum pernah jadi pasien di rumah sakit tersebut.
Biasanya bagian registrasi akan bertanya mau konsultasi sama dokter siapa? Belum tahu kan? Soalnya belum pernah ke rumah sakit tersebut. Atau sudah pernah tapi udah luama banget sampai dokternya aja udah pindah. Kalau kita gak tahu mau ke dokter siapa, pihak rumah sakit yang akan memilih untuk kita.
Kalau kita tahu mau ke dokter siapa dan baru daftar on the spot untuk berobat di hari yang sama, maka siap-siap aja dengan antrian panjang. Perlu diketahui, banyak pasien yang cek up rutin entah setiap minggu atau setiap bulan. Mereka biasanya sudah mendaftar jauh-jauh hari atau paling tidak sehari sebelumnya. Nomor antrian jelas diatur dengan pola siapa yang duluan akan dapat nomor antrian terkecil. Jadi jangan heran kalau kita bisa-bisa mendapat nomor terakhir.

Ketika mendaftar, pastikan untuk bertanya nomor antrian kita. Kalau yang menerima telepon tidak bisa memberikan nomor antrian, maka itu artinya kita harus mendaftar lagi beberapa saat kemudian. Kemungkinan, si penerima telepon hanya sekadar mengangkat telepon tapi tidak berwenang untuk menyusun nomor antrian.

Jika mendaftar untuk lebih dari satu dokter di rumah sakit yang sama…nah, ini yang penting. Jangan lupa untuk selalu DENGAN CERMAT memperhatikan file riwayat pasien. File riwayat pasien ini bisa bikin runyam urusannya kalau sampai tidak ada di ruangan dokter. Bisa-bisa, kita sudah menunggu seharian dan tahu-tahu gak juga dipanggil untuk diperiksa hanya gara-gara file riwayat pasien gak jelas. Bisa nyasar ke ruangan dokter lain, apalagi kalau dalam satu hari kita periksa ke lebih dari satu dokter. (Loh, kok bisa dalam satu hari periksa ke lebih dari satu dokter? When you grow old, then you will get the answer). Jangan hanya mengharap atau mengandalkan petugas yang memang kerjaannya untuk mengurusi ini. Mereka juga manusia lho. Bisa lupa, bisa males, bisa belagak bego alias pura-pura gak tau dan gak peduli.

2. Ke doter atau IGD?
Kalau bener-bener sakit dan udah gak tahan lagi mungkin lebih baik langsung masuk IGD. Lupakan aja mendaftar buat dapat nomor antrian. Terus bengong nunggu entah sampai kapan baru dapat giliran. Tentunya, kalau ruangan IGD juga sedang penuh, tidak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu. Tapi biasanya pihak rumah sakit akan membuat prioritas mana yang perlu ditangani lebih dahulu.

Kalau merasa masih bisa menahan sakit, maka silahkan mendaftar hari itu juga dan bersiap untuk menunggu hingga di panggil. Ingat, jangan berulah dengan mengomel keras-keras tentang betapa luamaaaanya pelayanan di rumah sakit ini. Setiap pasien gak sama keluhannya. Dan masing-masing akan memakan waktu yang berbeda saat konsultasi dengan dokter.

3. The annoying doctor and nurse.
Ada orang yang memang terlahir untuk ditimpuk pake sepatu (dalam khayalan). Para pekerja di rumah sakit (termasuk dokter, perawat dan petugas lainnya) juga sami mawon. Gak ada salahnya mengajak ngobrol pasien lain kalau sedang menunggu bagaimana kebiasaan masing-masing dokter.

Ada dokter yang disiplin. Artinya dia datang tepat waktu dan kalau pasien telat jangan harap dia mau menunggu. Dokter-dokter ini juga sangat berkonsentrasi ketika sedang menangani pasien. Mereka tidak akan ditemui asyik bertelepon ria saat tengah menangani pasien. Dan sebaliknya, mereka juga tidak suka kalau pasien malah sibuk dengan handphone saat seharusnya konsen berkonsultasi. Biasanya dokter ini ditemani suster yang setipe, kaku, judes tapi  cermat dalam menangani pasien. Mereka sigap membantu pasien untuk daftar konsultasi berikutnya dan memberi tahu persyaratan administrasi yang harus dilengkapi.

Ada dokter yang ramah dan begitu juga suster yang menemani. Mereka selalu senyum tanpa mengurangi keseriusan saat tengah menangani pasien. Selalu memberi semangat, menyabarkan tapi juga menjabarkan fakta-fakta yang bakal terjadi kalau kita melanggar anjurannya. Susternya juga kalem, dan sabar menghadapi pasien yang kadang akut bolotnya.

Terakhir, oh jelas ada dong dokter yang reseh. Yang memeriksa pasien sambil bertelepon ria dan kalau gak ditanya ya dia diem aja. Tahu-tahu resep udah jadi dan NEXt patient please! Susternya juga sami mawon. Kalau pihak pengantar pasien gak pro aktif, bisa-bisa gondok dan makan ati deh menghadapi mereka.Mereka tidak peduli biarpun pasien yang menunggu itu sudah sepuh dan sampai drop karena terlalu lama menunggu. Pokoknya kamu dapat nomor 32 ya silahkan menunggu sampai dipanggil. Oh? Ternyata file riwayat kesehatan gak ada! Wah, mana saya tahuuu.... And so on... Jadi bersiaplah....

Nah, itu lah sedikit tips dari gue dalam urusan dengan rumah sakit… Mudah-mudahan berguna ya dan dapat mengurangi kesalahpaham atau miskomunikasi antara pasien dan pihak rumah sakit.

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.