Blog berisi curhatan si lajang

Selasa, 25 Januari 2011

Mengampuni

Sebenarnya apa sih arti mengampuni itu? Seberapa jauh kita bisa mengampuni orang lain?

Seseorang pernah bercerita sama gue tentang adiknya yang hobi mencuri uang. Udah diampuni salahnya,eh ngulang lagi, diampunin lagi, ngulang lagi...

Nah, sebenarnya mendidik gak sih mengampuni dengan cara begitu? Padahal maksudnya orang yang mengampuni mungkin yah, sekali kamu mungkin khilaf. TOlong lain kali jangan berbuat lagi ya... Tapi bagi yang diampunin mungkin mikirnya...ah, kan udah diampunin...boleh dong bikin lagi. Pasti nanti diampunin lagi...

Gue kadang bingung deh... Maunya sih kita ngampunin tapi jangan sampai jadi merugikan diri kita sendiri. Iya kalau sekadar mengambil uang atau barang lainnya tanpa ijin. Bagaimana kalau suatu hari orang itu akan mengambil nyawa kita karena mungkin kepergok sama kita pas lagi ngambil barang tanpa ijin itu?

Jadi, apa mendingan gak diampunin sama sekali dan tidak usah ketemu - ketemu lagi sampai orang itu kapok beneran?

4 komentar:

  1. Hi Ria

    Hmmm ... Susah juga ingin mengampuni seseorang ...lebih-lebih lagi kalau hal yang salah itu diulang-ulang dan pihak terlibat langsung tidak menginsafi perbuatan

    Kalau hati saya disakiti / dianiayi, saya tidak akan memaksa diri untuk memaafkan orang yang bersalah. Pengampunan haruslah datang secara ikhlas dari hati tanpa apa-apa syarat yang diatur.

    Kalau kita mengampuni orang hanya semata-mata
    dipaksa alkitab, maka itu bukan pengampunan namanya karena bukan datang dari hati yang tulus.

    Derita benar iya?
    Bukan senang. Hanya waktu dapat mengobati
    segala-galanya.
    Percayalah Ria...

    BalasHapus
  2. benar juga ya... Kalau memang hati kita masih belum tulus memaafkan sebaiknya jangan memaksa diri... Walau harus tetap terus mencoba

    BalasHapus
  3. Setuju dengan komentar soal waktu. Kadang orang ybs lah yg bisa belajar sendiri utk menghentikan kebiasaannya yg merugikan orang lain itu..

    Mengampuni kan gak berarti mengijinkan kita mempunyai interaksi yg sama. Ketemu2 sih gpp, tapi pakai pengaman ekstra. Atau ketemuan diperjarang..

    BalasHapus
  4. betul Neta... Tapi kalau orang yg seperti anggota keluarga tentunya sulit kan untuk mengurangi frekuensi pertemuan? Sighed

    BalasHapus

Thank you for reading and comments.
Comments will be screened first.

Ria's Been Here

Ria Tumimomor’s Travel Map

Ria Tumimomor has been to: France, Germany, Indonesia, Italy, Netherlands, Singapore, South Korea, Switzerland.
Get your own travel map from Matador Network.